Jenis-jenis Budaya TINJAUAN PUSTAKA

tanggung jawab dan fungsi yang berbeda dan fungsi yang berbeda dari hasilnya lebih dari sekedar hasil kerja. Hasil kerja kolektif terjadi bila dua anggota atau lebih bekerja bersama-sama, mencerminkan kontribusi bersama yang nyata dari anggota-anggota tim. 4. Inovasi. Inovasi merupakan proses pengambilan gagasan yang kreatif dan mengubahnya menjadi produk, jasa atau metode operasi yang bermanfaat Robbins, 2003. Inovasi adalah potensi memperkenalkan dan mengaplikasi suatu ide, proses, produk atau prosedur baru dalam organisasi untuk mendapatkan keuniungan bagi organisasi dan masyarakat luas. 5. Bertanggung jawab. Bertanggung jawab didefenisikan sebagai kemampuan dalam menanggapi dan menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan. Besar kecilnya tanggung jawab tergantung dari respon atau tanggapan yang bersangkutan terhadap pekerjaan Tata nilai bertanggung jawab bermakna selalu bertanggung jawab atas akibat keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan.

c. Jenis-jenis Budaya

Budaya menyampaikan kepada karyawan bagaimana pekerjaan dilakukan dan apa-apa saja yang bernilai penting. Bergantung pada kekuatannya, budaya dapat mempunyai pengaruh yang bermakna pada sikap dan perilaku anggota- anggota organisasi Robbins, 2003 :527. Menurut Nitisemito, 2002 :87, budaya yang ideal adalah budaya kuat, dimana kekuatan budaya mampu mempengaruhi intensitas perilaku. Suatu budaya yang kuat ditandai oleh nilai-nilai inti organisasi yang dipegang kukuh dan Universitas Sumatera Utara disepakati secara luas. Pada budaya yang kuat para anggota memegang tata nilai inti organisasi core value secara intensif dan dianut bersama secara meluas. Organisasi dengan budaya kuat memiliki serangkaian nilai dan norna yang kohensif dan mengikat anggota organisasi dan mendorong munculnya komitmen dari anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi tersebut mengadopsi praktek-praktek ketenagakerjaan yang menunjukkan komitmen pada para anggotanya. Budaya yang kuat dan kohensif adalah budaya yang menegaskan nilai-nilai dan norma imperatif untuk diwujudkan dalam tindakan nyata sehari-hari. Nilai- nilai dan norma imperatif dikomunikasikan dan disepakati menjadi panduan perilaku yang diharapkan bersama. Semakin banyak anggota organisasi yang menerima nilai-nilai inti dan semakin besar komitmen mereka terhadap nilai-nilai tersebut, semakin kuat suatu budaya. Suatu budaya yang kuat memliki pengaruh yang besar terhadap sikap anggota organisasi dibandingkan dengan budaya yang lemah. Sebaliknya, budaya perusahaan dipandang lemah bila sangat terfragmentasi dan tidak disatukan dan diikat dalam nilai dari keyakinan bersama. Menurut Flippo, 2002 : 145, kuat dan tidaknya suatu perusahaan dapat diidentifikasikan dari faktor-faktor berikut: 1. Stabilitas. Budaya yang kuat mampu memberikan identitas perusahaan, sehingga membuat perusahaan tidak berombang-ambing oleh keadaan internal maupun eksternal. Universitas Sumatera Utara 2. Kedalaman. Budaya yang kuat mampu menjeima menjadi nilai yang dianut oleh karyawan perusahaan. Nilai ini secara tidak disadari mengatur perilaku karyawan dibanyak aspek pekerjaan. 3. Cakupan. Budaya yang kuat mampu menjangkau sebanyak mungkin karyawan dan aspek pekerjaan. Semakin banyak karyawan menganut budaya dimaksud dan semakin banyak aspek pekerjaan yang mengacu padanya, semakin kuat budaya perusahaan. Budaya yang kuat terkadang bak pedang bermata dua, sebab bila budaya tersebut tidak tepat maka budaya akan semakin menjerumuskan perusahaan. Budaya yang kuat namun pelaksanaannya tidak sesuai dengan situasi sesungguhnya dapat mengakibatkan orang berperilaku menghancurkan. Budaya yang adaptif tidak sekedar berfokus pada nilai dan norma yang menjadi tradisi, tapi pada dinamika tuntutan pelanggan, pemegang saham dan kariawan. Dengan demikian, budaya ini bersifat adaptif, fleksible dan tidak kaku dalam mengikuti keadaan. perusahaan yang berbudaya kuat namun adaptif memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan-perusahaan berbudaya kuat tapi kurang adaptif. Kreitner dan Kinicki 2005 menyatakan bahwa, Budaya organisasi adalah satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut merasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam. Defenisi ini menyoroti tiga karakteristik budaya organisasi yang penting. Pertama, budaya organisasi di berikan kepada pada para karyawan baru melalui proses sosialisasi. Kedua, Universitas Sumatera Utara budaya organisasi mempengaruhi perilaku kita di tempat kerja. Akhirnya, budaya organisasi berlaku pada tingkat yang berbeda. Masing-masing tingkat bervariasi dalam kaitannya dengan pandangan keluar dan kemampuan bertahan terhadap perubahan. Pada tingkat yang lebih jelas, budaya diwakili benda-benda khusus. Benda- benda khusus itu terdiri dari perwujudan fisik dari budaya organisasi. Contoh, organisasi mencakup akronim, gaya berbusana, penghargaan, mitos dan cerita mengenai organisasi, daftar nilai yang dipublikasikan, upacara dan ritual yang dapat diamati, lapangan parkir khusus, dekorasi, dan sebagainya. Tingkat ini juga mencakup perilaku yang ditunjukkan oleh individu-individu dan kelompok. Perhatikan beragam benda-benda khusus yang ditampilkan pada peoplesoft Inc: Bahkan dengan standar Silicon valley, people soft terkenal karena budaya organisasi yang informal, agresif, dan sensitif. Stafnya bekerja secara rutin 70 jam setiap minggu, untuk mendapatkan saham yang lebih. Ada gurauan dan kata-kata sandi dalam people soft-dalam bahasa khas perusahaan, karyawan adalah “peoplepeople”, mereka berpesta dengan “peoplesnacks” yang dibiayai oleh perusahaan yang menyebabkan mereka “peoplepounds”. Benda-benda khusus tersebut lebih mudah untuk diubah dibandingkan aspek budaya organisasi yang kurang terlihat. Pada tingkat yang lebih tidak terlihat, budaya merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dimiliki oleh anggota organisasi. Nilai-nilai ini cenderung berlangsung dalam waktu yang lama dan lebih tahan terhadap perubahan. Universitas Sumatera Utara Setiap tingkat budaya mempengaruhi yang lainnya. Misalkan bila sebuah perusahaan benar-benar menyediakan layanan berkualitas tinggi, para karyawan lebih cenderung menyesuaikan perilaku merespons protes konsumen dengan cepat serupa dengan hal tersebut, hubungan sebab akibat dapat mempengaruhi. Para karyawan dapat memberikan layanan berkualitas tinggi karena pengalamannya saat mereka berinteraksi dengan para pelanggan.

2.13. Suasana Kerja

Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaji, Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Empiris pada Karyawan CV. Lintas Kreasi Yogyakarta)

1 5 14

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, KOMITMEN ORGANISASIONAL, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Komitmen Organisasional, Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Empiris p

0 4 18

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PERUM PERUMNAS REGIONAL I MEDAN.

0 2 33

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Pdam Boyolali.

1 1 14

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Pdam Boyolali.

0 1 5

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Pdam Boyolali.

0 1 15

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, BUDAYA ORGANISASI DAN LEARNING ORGANIZATION TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA CV. ELRESAS LAMONGAN.

0 1 64

Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Cv Abitas Barata Medan

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.5.LATAR BELAKANG - Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Suasana Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Percetakan CV. Wati Grafika Medan

0 1 9

Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Suasana Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Percetakan CV. Wati Grafika Medan

0 0 13