Keempat teori tersebut memiliki pandanga masing-masing, namun umumnya masih memiliki kertakitan satu dengan yang lain.
2.11.1. Teori Ciri
Teori ciri adalah teori yang mencari ciri kepribadian, sosial, fisik atau intelektual yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin. Pendekatan ini
didasarkan pada asumsi bahwa kita dapat menemukan sejumlah terbatas ciri-ciri individual dari pemimpin yang efektif, diantaranya :
a. Intelegensi atau kecerdasan : Pemimpin lebih cerdas dari pengikutnya b. Kepribadian : Kewaspadaan, ketulusan, kepercayaan diri berhubungan erat
dengan kepemimpinan yang efektif. c. Ciri fisik : Organisasi memerlukan orang yang besar fisiknya agar ditaati oleh
pengikutnya. d. Kemampuan mengawasi : kemampuan untuk mengawasi para
pengikutbawahan Gibson 2002. Beberapa penulis menyebut teori-teori ini dengan teori sifat trait theory.
Teori sifat dikenal juga dengan nama teori the great mean, karena memusatkan diri pada pemimpin yang suskses. Teori sifat terhadap kepemimpinan adalah
membandingkan sifat pribadi dari pemimpin yang sukses dengan mereka yang tidak sukses untuk mendapatkan perbedaan-perbedaan yang berarti.
Ada empat sifat umum kepemimpinan organisasi, diantaranya : a. Kecerdasan
b. Kedewasaan dan kelasan hubungan sosial c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Universitas Sumatera Utara
d. Sikap-sikap hubungan kemanusiaan Thoha, 2000
2.11.2. Teori Perilaku
Teori perilaku mengemukakan perilaku spesifik membedakan pemimpin dan bukan pemimpin. Teori perilaku terdiri beberapa teori, yakni : Studi Ohio,
studi Michigan, Kisi Manajerial dan Studi Skandinavia Robin, 2006. Teori perilaku lain yang tergolong ke dalam teori ini adalah : perbedaan kepemimpinan
otoriter demokratis dan laissez-faire Jewel dan Siegal, 2008. Penelitian yang lebih luas terhadap perilaku kepemimpinan dilakukan oleh
Survey Research di Universitas Michigan, misalnya penelitian yang dilakukan oleh Katz, Macobi dan Morese tahun 1950, mengindentifikasi dua jenis dasar
perilaku kepemimpinan, pertama yang berpusat kepada karyawan terutama berorientasi ke arah hubungan antar pribadi dan kebutuhan akan bawahan, kedua
perilaku yang berpusat pada pekerjaan terutama berorientasi ke arah terlaksanakannya pekerjaan Robin, 2006; Gibson 2002
Kedua orientasi berdasarkan teori Michigan tersebut terlihat pada Tabel 2.1. berikut ini.
Tabel 2.1. Orientasi Kepemimpinan Teori Michigan Orientasi Karyawan
Consideration Orientasi Kerja
Initiating Structure
- Mendelegasikan keputusan kepada bawahan
- Membantu bawahan memenuhi kebutuhan
- Menciptakan lingkungan kerja menyenangkan
- Memperhatikan kemajuan pengikut - Akibat: produktivitas kelompok
tinggi, kepuasan tinggi - Perhatian kepada orang penting
namun kecil
- Pengawasan ketat adanya
prosedur khusus
- Paksaan, Imbalan
Sumber : Robin 1996
Universitas Sumatera Utara
Teori kepemimpinan yang sejalan dengan Studi Michigan di atas adalah studi Ohio dilakukan oleh Stodgill Coons tahun 1957, yang
mengindentifikasikan dua kategori umum perilaku, yakni : a. Pertimbangan pada karyawan consideration : Perilaku yang berorientasi
kearah perhatian terhadap perasaan karyawan, saling percaya, komunikasi terbuka dan rasa hormat.
b. Memprakarsai pendekatan struktur intiating structure : Perilaku yang berorientasi ke arah mencapai tujuan dan menentukan serta mengarahkan
unjuk kerja karyawan. Teori perilaku berikutnya adalah Kisi Menajerial dari Blake Mouton,
mengemukakan matriks 9 x 9 yang membagankan adanya kemungkinan 81 gaya kepemimpinan yang berlainan.
Kisi manajerial dari Blake dan Mouton terdiri dari 2 unsur perhatian pemimpin, yakni :
a. Kepedulian akan orang b. Kepedulian akan produksi Robin, 2006.
Teori ini berasumsi bahwa umumnya pemimpin becabang dua, satu cabang memiliki perhatian terhadap orang dan cabang lain perhatian terhadap
produksi. Namun perhatian terhadap orang dan produksi adalah dua hal yang saling melengkapi, dan bukannya terpisah satu sama lain Blake dan Mouton,
2001. Matriks kepemimpinan Managerial Grid tersebut mengandung makna
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Manajemen country club : perhatian yang bijaksana pada kebutuhan manusia akan hubungan yang memuaskan menyebabkan terjadinya suatu atmosfer
organisasi dan tempo kerja yang ramah dan nyaman. b. Manajemen termiskin : pengeluaran upaya minimum untuk menyelesaikan
pekerjaan yang diminta itu memadai untuk mempertahankan keanggotaan pada organisasi.
c. Manajemen Tim : Penyelesaian pekerjaan yang berasal dari orang-orang yang berkomitmen, saling tergantung lewat suatu taruhan bersama dalam tujuan
organisasi melahirkan hubungan kepercayaan dan penghargaan. d. Manajemen orang organisasi : kinerja organisasi yang memadai itu mungkin
lewat penyetimbangan perlunya mamberi kerja dengan mempertahankan semangat orang-orang pada suatu tingkat yang memuaskan.
e. Efisiensi dalam operasi dihasilkan dari pengaturan suasana kerja sedemikian rupa sehingga gangguan unsur-unsur menusiawi menjadi seminimum
mungkin. Teori perilaku kepemimpinan yang terakhir adalah hasil dari “Studi
Skandinavia” yang berasumsi bahwa dalam suatu dunia yang berubah, pimpinan efektif akan menampakkan perilaku yang berorientasi kepada pengembangan,
yakni pemimpin-pemimpin yang menghargai eksprimentasi, mengusahakan gagasan baru dan menimbulkan serta melaksanakan perubahan Robin, 2006.
Pemimpin yang berorientasi pengembangan memiliki lebih banyak bawahan yang terpuaskan dan dipandang lebih kompeten oleh bawahan.
2.11.3. Teori Kemungkinan