52
dikeluarkan untuk asset tersebut, mengontrol asset tersebut baik aircraft maupun non aircraft dan pemeliharaan asset.
4. Financial Analysist
Bagian ini menjalankan fungsi analisis, dimana bagian tersebut bertugas melihat kinerja GA dari sisi finansial. Selain itu, bagian ini juga bertugas
membuat analisa laporan keuangan yang dibuat oleh bagian comptroller, mengawasi biaya-biaya yang telah ditetapkan pada anggaran, dan
menganalisis trend keuangan di masa mendatang. Hasil kerja departemen keuangan yang paling terlihat jelas adalah
dengan adanya laporan keuangan atau annual report yang dikeluarkan setiap tahun. Proses pembuatan annual report ini cukup panjang, dengan
pengumpulan data dari cabang-cabang GA yang tersebar di dalam dan luar negri. Adapun proses penyusunan Laporan Keuangan akan dijelaskan pada
4.5. Karena GA merupakan perusahaan milik negara, saham dan modal pada GA merupakan milik pemerintah, sehingga Laporan Keuangan yang dibuat
oleh GA dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada Menteri BUMN dan menteri Keuangan. Departemen keuangan GA pernah mendapat penghargaan
dari London sebagai ”Best Corporate Finance Deal of The Year 2001” karena keberhasilannya mengelola utang dengan baik.
53
4.1.3 Menuju Privatisasi 2010
Sesuai keputusan pemerintah, tahun 2010 ini akan ada 3 BUMN yang diprivatisasi, salah satunya adalah GA. Untuk menuju privatisasi, perusahaan-
perusahaan tersebut harus melewati tahapan IPO Initial Public Offering. Dengan adanya IPO, maka nantinya saham GA akan dijual di Bursa Efek dan
dibuka untuk publik. Namun hal tersebut bukan sebuah alasan GA melakukan adopsi IFRS pada laporan keuangannya. Justru dengan mengadopsi IFRS,
akan membantu proses pasca IPO, karena setelah GA mengadopsi IFRS pada laporan keuangannya maka GA akan semakin mudah memasuki pasar saham
mengingat banyaknya manfaat yang didapat oleh sebuah perusahaan yang telah mengadopsi IFRS pada laporan keuangannya, misalnya laporan
keuangan mempunyai daya banding yang tinggi dibanding laporan keuangan yang tidak mengadopsi IFRS. Hal ini dapat dilihat dari penyataan Sarifuddin
Dalimante, VP Comptroller GA Indonesia. “Garuda kan sedang menuju privatisasi jadi nantinya perusahaan ini
akan melakukan pelaporan ke bursa efek. Sebenarnya sih dengan adanya IPO bukan alasan kita melakukan adopsi, tapi dengan adanya
adopsi chance kita untuk memasuki bursa efek semakin terbuka.”
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa IPO yang akan terjadi pada GA di akhir tahun 2010 ini, bukan merupakan alasan GA melakukan adopsi.
Hal tersebut merupakan keputusan pemerintah dan tidak terlalu menimbulkan
54
dampak yang berarti dalam kaitannya dengan keputusan untuk melakukan adopsi standar internasional pada GA.
4.2 Alasan Garuda Airlines Mengadopsi IFRS
Pada awal tahun 2009, IAI Ikatan Akuntans Indonesia mengeluarkan aturan tentang kewajiban perusahaan publik untuk mengadopsi IFRS dengan
alasan penyeragaman standar akuntansi agar laporan keuangan perusahaan- perusahaan publik di Indonesia dapat dibandingkan dengan perusahaan-
perusahaan asing. Tujuannya adalah untuk cross border listed atau operasi lintas negara sehingga ketika sebuah perusahaan telah mengadopsi IFRS,
diharapkan perusahaan tersebut bisa melakukan dual listing yaitu menjual saham di bursa efek dalam negri dan luar negri serta melakukan aktivitas
bisnis global Satyo, 2005. Hal tersebut sangat bermanfaat bagi perusahaan- perusahaan Indonesia agar dapat bersaing di pasar global, mampu menarik
investor-investor asing, dan mampu menembus bursa efek internasional Suharto, 2005.
Manfaat-manfaat tersebut dapat dijadikan alasan mengapa adopsi IFRS penting dilakukan dalam sebuah perusahaan. Adapun alasan GA
mengadopsi IFRS akan dijelaskan dalam bagian berikut.
4.2.1 Ketiadaan Standar Akuntansi Jasa Penerbangan
PT. Garuda Indonesia yang sampai saat ini masih berstatus perusahaan milik Negara merupakan salah satu perusahaan yang menyambut keputusan