54
dampak yang berarti dalam kaitannya dengan keputusan untuk melakukan adopsi standar internasional pada GA.
4.2 Alasan Garuda Airlines Mengadopsi IFRS
Pada awal tahun 2009, IAI Ikatan Akuntans Indonesia mengeluarkan aturan tentang kewajiban perusahaan publik untuk mengadopsi IFRS dengan
alasan penyeragaman standar akuntansi agar laporan keuangan perusahaan- perusahaan publik di Indonesia dapat dibandingkan dengan perusahaan-
perusahaan asing. Tujuannya adalah untuk cross border listed atau operasi lintas negara sehingga ketika sebuah perusahaan telah mengadopsi IFRS,
diharapkan perusahaan tersebut bisa melakukan dual listing yaitu menjual saham di bursa efek dalam negri dan luar negri serta melakukan aktivitas
bisnis global Satyo, 2005. Hal tersebut sangat bermanfaat bagi perusahaan- perusahaan Indonesia agar dapat bersaing di pasar global, mampu menarik
investor-investor asing, dan mampu menembus bursa efek internasional Suharto, 2005.
Manfaat-manfaat tersebut dapat dijadikan alasan mengapa adopsi IFRS penting dilakukan dalam sebuah perusahaan. Adapun alasan GA
mengadopsi IFRS akan dijelaskan dalam bagian berikut.
4.2.1 Ketiadaan Standar Akuntansi Jasa Penerbangan
PT. Garuda Indonesia yang sampai saat ini masih berstatus perusahaan milik Negara merupakan salah satu perusahaan yang menyambut keputusan
55
tersebut dengan tanggapan positif. Hal ini ditunjukkan dengan melakukan proses adopsi IFRS pada laporan keuangannya. Melihat kenyataan bahwa GA
bukan merupakan perusahaan publik, alasan GA melakukan adopsi IFRS pada laporan keuangan perlu dipertanyakan. Apakah paksaan dari pemerintah atau
keinginan GA sendiri. Dari hasil wawancara dengan beberapa orang di bagian keuangan baik di GA Semarang maupun GA Jakarta, diperoleh jawaban
bahwa adopsi IFRS pada GA merupakan keinginan GA sendiri. Hal ini dapat dilihat dari petikan wawancara terhadap Dalimante yang menyatakan bahwa
“..adopsi IFRS merupakan keinginan Garuda sendiri.” Pernyataan ini diperkuat pernyataan Ade Dadan, Manajer Keuangan GA Semarang.
“Kita memang harus mengikuti aturan pemerintah untuk menerapkan standar tersebut, jelas itu merupakan sebuah tuntutan tapi di sisi lain
kita juga menyadari bahwa standar tersebut secara pelaporan lebih baik. Yang jelas kita mengacu pada kaidah – kaidah yang diakui semua
institusi.”
Jadi pengadopsian IFRS pada GA merupakan inisiatif dari perusahaan dan bukan merupakan paksaan dari pemerintah. Dengan adanya keputusan
pemerintah tentang kewajiban melakukan adopsi IFRS, pihak GA merasa terbantu sehingga nantinya adopsi IFRS di Indonesia tidak terlalu sulit karena
pemerintah Indonesia sendiri mendukung tindakan tersebut. Selanjutnya, penelitian ini ingin mengetahui lebih dalam tentang
ekspektasi yang diharapkan oleh pihak GA dalam melakukan adopsi IFRS.