41
3.3 Setting Penelitian
Setting penelitian ini adalah PT. Garuda Indonesia GA. Alasan pemilihan perusahaan tersebut adalah karena GA telah mengaplikasikan IFRS pada laporan
keuangannya. Selain itu, GA merupakan perusahaan penerbangan nasional yang berstandar internasional dan sangat berpengaruh di Indonesia mengingat service
yang memuaskan dan pemberian rasa aman selama terbang, sehingga keeksistensian GA tidak diragukan lagi. Alasan terakhir, GA merupakan perusahaan yang dianggap
matang dan dijadikan percontohan oleh perusahaan penerbangan lain dalam mengelola keuangan dan laporan keuangan yang berstandar internasional yang dapat
dijadikan sebagai keunggulan kompetitif perusahaan ini.
3.4 Analisis Data
Menginterpretasikan dan menganalisis data kualitatif adalah tugas yang paling sulit dalam melakukan studi kasus. Bungin 2005 mengungkapkan bahwa analisis
dan interpretasi data kualitatif merupakan proses yang cukup panjang mengingat pemahaman antara peneliti dan informan dapat saja beda. Selain itu, kesulitan yang
dihadapi dalam mengolah data menggunakan metode kualitatif adalah alat yang digunakan. Pada metode kuantitatif, peneliti dapat menggunakan alat uji statistik
karena yang data yang diolah berupa angka, sedangkan pada metode kualitatif alat ujinya merupakan sebuah proses cross-check yang cukup panjang sehingga peneliti
42
dituntun memiliki ketelitian dan kepekaan dalam mengolah data yang berupa hasil wawancara dan observasi tersebut.
3.4.1 Metode Pengumpulan Data yang Digunakan dalam Penelitian
Sebagian besar data dari penelitian ini diperoleh dari wawancara. Namun, dengan hanya menggunakan satu metode pengumpulan data dapat menyebabkan
kesalahpahaman Chariri, 2006. Untuk meningkatkan kredibilitas temuan penelitian maka digunakan metode pengumpulan data yang lain yaitu pengamatan langsung dan
analisis dokumen serta catatan. Kombinasi dari metode-metode tersebut memungkinkan peneliti untuk menjelaskan bagaimana penyusunan laporan keuangan
yang sesuai IFRS pada GA. Pertama, wawancara dilakukan dengan menggunakan kombinasi dua metode
wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan tak terstruktur. Subjek yang diwawancara khususnya staf Departemen Keuangan yang mencakup bagian
comptroller, treasury management, dan asset management. Selain itu wawancara juga dilakukan dengan beberapa ahli masalah IFRS sehingga informasi yang diperoleh
dapat dipercaya, didukung juga oleh data-data pendukung lain. Wawancara dilakukan secara individu dengan durasi antara tiga puluh menit
sampai dua jam. Sebagian besar dari hasil wawancara direkam dengan menggunakan voice recorder. Akan tetapi ada beberapa wawancara yang hasilnya dicatat secara