Profil Garuda Airlines Indonesia
49
menyebabkan penghematan yang parah pada rute tidak menguntungkan sehingga ada beberapa penerbangan yang dihentikan. Meskipun memiliki
jaringan rute yang komprehensif di seluruh dunia, pada saat itu GA tidak mengoperasikan penerbangan ke Eropa atau Amerika Utara. Tetapi karena
hubungan sejarah dengan Belanda, Garuda tetap mengoperasikan penerbangan ke Amsterdam meskipun pada awalnya penerbangan ini sempat
dihentikan. Situasi ini diperparah oleh serangan teroris 11 September, pengeboman Bali, tsunami tahun 2004, dan ketakutan akan penyakit SARS
yang melanda Asia. Hal-hal tersebut mengakibatkan penurunan perjalanan udara dan pariwisata Indonesia sehingga keuntungan yang didapat GA pun
ikut mengalami penurunan. Namun, GA telah pulih dari masalah ekonomi tersebut dan berada dalam kondisi ekonomi yang baik memasuki pertengahan
tahun 2000-an. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali
perubahan, terakhir dengan Akta No. 274 tanggal 30 Desember 2009 dari Aulia Taufani, SH., pengganti Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, mengenai
penyesuaian Anggaran Dasar atas perubahan modal ditempatkan dan disetor. Perubahan ini telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 29 Oktober 2009 dalam surat No.
AHU-AH.01.10-18961.
50
Tujuan pendirian perusahaan ini adalah untuk melaksanakan serta menunjang program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan
nasional pada umumnya, khususnya di bidang jasa pengangkutan udara dan bidang lainnya yang berhubungan dengan jasa pengangkutan udara.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah sebagai berikut:
a. Angkutan udara niaga berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam
negeri dan luar negeri. b.
Angkutan udara niaga tidak berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri.
c. Pemeliharaan dan perbaikan pesawat, baik untuk keperluan sendiri maupun
untuk pihak ketiga. d.
Jasa pelayanan penunjang operasional angkutan udara. e.
Jasa pelayanan sistem informasi yang berkaitan dengan pengangkutan udara. f.
Jasa konsultasi, pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan pengangkutan udara.
g. Jasa pelayanan kesehatan bagi karyawan Perusahaan maupun untuk pihak
ketiga.
51