Etika Organisasi Pemerintah
56 dan dari bawahan terhadap atasan dan ke samping
dengan cara bertenggang rasa terhadap kebutuhan kebersamaan dalam mewujudkan tujuan kedinasan;
Setiap Pegawai Negeri Sipil harus mempunyai kesadaran dan kemampuan untuk membatasi
penggunaan dan segala kekayaan kedinasan sesuai perencanaan, pelaksanaan dan tujuan kedinasan;
Setiap Pegawai Negeri Sipil harus mempunyai kemauan,
kerelaan dan
keberanian untuk
mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya
dengan kesiapan memberikan penjelasan dan pertanggungjawaban
secara transparan
atas perbuatan yang dilakukan;
Setiap Pegawai Negeri Sipil harus mempunyai kemauan, kerelaan dan keikhlasan untuk pada
saatnya menyerahkan
tanggung jawab
dan kedudukannya kepada generasi berikutnya dengan
tanpa harus mem pertahankannya dengan segala cara.
e. Hubungan PNS dengan Masyarakat
Pegawai Negeri Sipil sebagai anggota masyarakat wajib mengutamakan kepentingan masyarakat diatas
kepentingan diri sendiri, seseorang atau golongan yang diwujudkan dengan memberikan pelayanan
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
57 secara cepat, murah dan benar;
Pegawai Negeri Sipil harus menjaga integritas, martabat dan wibawa sebagai aparatur negara
dengan berperilaku yang baik ditengah masyarakat dengan memperhatikan budaya, tradisi, kebiasaan,
adat istiadat yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.
f. Hubungan PNS dengan Diri Sendiri
Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menjaga kesehatannya dengan sempurna untuk menunjang
pekerjaan sehari-hari baik sebagai Pegawai Negeri Sipil maupun kehidupan pribadi dan rumah
tangganya; Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib membina
kehidupan dirinya dan keluarganya dengan sebaik- baiknya sehingga dapat menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas sebagai Pegawai Negeri Sipil.
3. Pelaksanaan Tugas dan Pertanggungjawaban Etik
Pegawai Negeri Sipil
Dalam RPP mengenai Kode Etik PNS, dirumuskan bahwa dalam pelaksanaan tugasnya: Setiap PNS harus memahami
dan melaksanakan
tugas dengan
sebaik-baiknya,
Etika Organisasi Pemerintah
58 menjunjung tinggi ketidakberpihakan terhadap semua
golongan, masyarakat, individu, serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan.
Dengan Rumusan tersebut dimaksudkan agar setiap PNS dalam melaksanakan tugas memberikan pelayanan kepada
masyarakat tidak terjebak untuk bertindak kolusi atau berdasarkan nepotisme; yaitu menguntungkan individu atau
golongan masyarakat tertentu dengan cara yang merugikan pihak individu atau golongan masyarakat yang lainnya.
Sehingga jika hal itu terjadi maka setiap PNS yang melakukan
pelanggaran tersebut
harus dapat
mempertanggungjawabkan tindakannya. Mengenai pertanggungjawaban atau akuntabilitas PNS
dalam pelaksanaan tugasnya, dirumuskan pula dalam RPP mengenai Kode Etik PNS dengan rumusan sebagai berikut:
Setiap Pegawai
Negeri Sipil
harus menunjukkan
akuntabilitasnya dengan mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya baik kepada
bangsa dan negara maupun masyarakat melalui pimpinan atau atasan langsungnya.
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
59 Sedangkan ketentuan mengenai pelanggaran kode etik dan
sanksi-sanksinya, dalam RPP mengenain Kode Etik PNS dirumuskan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Pelanggaran Kode Etik PNS adalah perbuatan tercela;
b. Pelanggaran terhadap Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
dikenakan sanksi moral berupa sanksi organisatoris atau rekomendasi;
c. Sanksi organisatoris berupa teguran tertulis dan atau pem
berhentian sementara atau pemberhentian tetap dari keanggotaan profesi Pegawai Negeri Sipil;
d. Sanksi rekomendasi berupa masukan kepada instansi
terkait tentang tindakan yang dapat dilakukan kepada PNS;
Ketentuan mengenai pertanggungjawaban dan sanksi sanksi tersebut tampaknya tidak akan memiliki arti apa-apa dalam
rangka pelaksanaan Kode Etik PNS, jika tidak ada upaya pengawasan terhadap pelaksanaannya oleh setiap PNS. Oleh
karena itu dalam RPP mengenai Kode Etik PNS, diusulkan ketentuan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Kode Etik PNS diawasi oleh Komisi
Kehormatan Kode Etik Pusat dan Daerah; b.
Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kehormatan Kode Etik PNS ditetapkan dengan keputusan Pimpinan Komisi
Kehormatan Kode Etik PNS Pusat;
Etika Organisasi Pemerintah
60 c.
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas Kode Etik dan jiwa Korps dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja
negara; d.
Tata cara pemeriksaan dan persidangan pelanggaran kode Etik PNS ditetapkan oleh Komisi Kode Etik PNS Pusat.
4. Kode Etik PNS Di Luar Kedinasan