Etika Organisasi Pemerintah
48 13.
Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia Negara yang diketahui karena kedudukan jabatan untuk kepentingan
pribadi, golongan, atau pihak lain; 14.
Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk mendapat pekerjaan atau pesanan dari
kantorinstansi Pemerintah; 15.
Memiliki sahammodal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam ruang lingkup kekuasaannya;
16. Memiliki saham suatu perusahaan yang kegiatan usahanya
tidak berada dalam ruang lingkup kekuasaannya yang jumlah dan sifat pemilikannya itu sedemikian rupa sehingga me lalui
pemilikan saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung menentukan penyelenggaraan atau jalannya perusahaan;
17. Melakukan kegiatan usaha dagang baik secara resmi maupun
sambilan, menjadi direksi, pimpinan, atau komisaris perusahaan swasta bagi yang berpangkat Pembina golongan
ruang IVa keatas, atau yang memangku jabatan Eselon I.; 18.
Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi,
golongan, atau pihak lain. Selanjutnya ditegaskan dalam ketentuan tersebut bahwa setiap
ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang melanggar ketentuan mengenai kewajiban dan larangan tersebut,
dianggap sebagai pelanggaran disiplin. Termasuk dalam
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
49 pelanggaran
disiplin tersebut
adalah setiap
perbuatan memperbanyak, mengedarkan, mempertontonkan, menem-
pelkan, menawarkan, menyimpan, memiliki tulisan atau rekaman yang berisi anjuran atau hasutan untuk melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 30 tahun 1980 Pasal 2 dan 3, kecuali untuk kepentingan dinas.
B. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
Pada tahun 2003, Pemerintah melalui Kantor Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengambil inisiatif
untuk menjabarkan pokok-pokok Etika Kehidupan Berbangsa ke dalam Kode Etik Pegawai Negeri Sipil, yang akan
dirumuskan ke dalam sebuah Peraturan Pemerintah PP. Namun demikian, sampai dengan modul ini ditulis dan
diterbitkan, Rancangan PP mengenai Kode Etik PNS tersebut masih belum dapat diselesaikan dan disahkan menjadi PP.
Meskipun begitu, tidak ada salahnya dalam modul ini disampaikan
apa yang
sebenarnya dirumuskan
dalam Rancangan PP RPP tersebut.
1. Pengertian, Maksud dan Tujuan Kode Etik PNS
Dalam Rancangan PP mengenai Kode Etik PNS dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 dijelaskan pengertian Kode Etik PNS
sebagai: Norma-norma sebagai pedoman sikap, tingkah
Etika Organisasi Pemerintah
50 laku dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang diharapkan
dan dipertanggungjawabkan dalam melaksanakan tugas pengabdiannya kepada bangsa, negara, masyarakat dan
tugas-tugas kedinasan organisasinya serta pergaulan hidup sehari hari sesama PNS dan individu-individu di dalam
masyarakat. Adapun maksud dan tujuan Kode Etik PNS
dirumuskan dalam RPP tersebut dirumuskan dalam Bab II, Pasal 2 ayat 1 sampai dengan ayat 4 sebagai berikut:
a. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil dimaksudkan untuk
memberikan arah dan pedoman bagi PNS dalam bersikap, bertingkah laku dan berbuat baik didalam melaksanakan
tugas maupun pergaulan hidup sehari-hari; b.
Kode etik Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk menjaga integritas, martabat, kehormatan, citra dan kepercayaan
Pegawai Negeri Sipil melaksanakan setiap tugas, wewenang, kewajiban dan tanggungjawab kepada negara,
pemerintah dan
sesama Pegawai
Negeri Sipil,
masyarakat, organisasi; c.
Pembinaan jiwa korps dimaksudkan untuk membina karakterwatak, rasa persatuan dan kesatuan, solidaritas,
kebersamaan, kerjasama,
tanggungjawab, dedikasi,
kreativitas, kebanggaan dan rasa memiliki organisasi PNS dalam melaksanakan tugas pengabdiannya kepada bangsa
dan negara pemerintah, organisasi dan masyarakat yang
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
51 diharapkan dapat menjadi keteladanan dan dapat
dipertanggungjawabkan; d.
Pembinaan jiwa korps bertujuan untuk mewujudkan budaya kerja yang dijiwai oleh rasa persatuan dan
kesatuan, solidaritas,
kebersamaan, kerjasama,
tanggungjawab, dedikasi, kreativitas, kebanggaan dan rasa memiliki organisasi PNS sehingga terwujud PNS
yang bermutu tinggi dan sadar akan kedudukan dan tanggung jawabnya sesuai nilai-nilai moral yang
disepakati bersama selaku unsur aparatur negara.
2. Pokok-Pokok Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.