Etika Organisasi Pemerintah
40 2.
Dalam  model  organisasi  ideal  yang  disebut  birokrasi  menurut Max  Weber  setiap  anggota  organisasi  dibatasi  oleh  norma-
norma yang mengatur hubungan baik antar anggota organisasi maupun  dengan  pihak  luar  organisasi  yang  bersangkutan.
Norma  umum  yang  menjadi  etika  dalam  birokrasi  model Weber  adalah:  bekerja  dengan  keahlian  dan  spesialisasi  dan
karenanya  pola  promosi  didasarkan  kepada  kompetensi  dan merit,  patuh  dan  taat  terhadap  perintah  atasan  dalam  jalur
hierarkhi,  bekerja  sesuai  dengan  aturan  dan  prosedur  kerja yang  baku,  mendahulukan  kepentingan  organisasi  daripada
kepentingan  pribadi,  dengan  pola  interak  si  antar  anggota maupun dengan pihak Iuar bersifat impersonal.
3. Dalam  lingkup  pemerintahan,  etika  dengan  nilai-nilai  yang
terkandung di
dalamnya sangat
bermanfaat untuk
membangkitkan  kepekaan  para  birokrat  dalam  melayani kepentingan  masyarakat.  Dalam  negara  yang  demokratis,
aparatur pemerintah
secara etika
diharapkan selalu
mengikutsertakan  rakyat  dan  berorientasi  kepada  aspirasi  dan kepentingan  rakyat  dalam  setiap  langkah  kebijakan  dan
tindakan  pemerin  tah.  Sebaliknya  dalam  sistem  pemerintahan yang  otoriter,  etika  kerja  aparatur  sangat  di  arahkan  pada
terwujudnya keamanan
dan kelangsungan
kekuasaan pemerintah,  sehingga  kerahasiaan  dan  represi  menjadi  norma
yang berlaku di lingkungan aparatur. 4.
Sejalan  dengan  perkembangan  kedewasaan  sosio  politik masyarakat  post  modern,  etika  dalam  pemerintahan  juga
berkembang,  mengarah  kepada  perwujudan  kepemerintahan yang  baik.  Berdasarkan  komitmen  untuk  mewujudkan  penye
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
41 lenggara negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme  KKN,  di  Indonesia  berlaku  norma  umum penyelenggara negara berdasarkan asas-asas kepastian hukum,
tertib penyelenggara negara, kepentingan  umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, dan akuntabilitas.
5. Sebagai  Pejabat  dalam  hirarkhi  organisasi  pemerintahan,
seorang  penyelenggara  negarapemerintahan  baik  di  Pusat maupun  di  Daerah  memiliki  beberapa  kewajiban,  yang
mencakup  kewajiban:  mengucapkan  sumpah  atau  janji  sesuai agamanya  sebelum  menduduki  jabatan  tertentu;  melaporkan
dan  bersedia  diperiksa  kekayaannya  sebelum,  selama,  dan setelah  menjabat;  tidak  melakukan  korupsi,  kolusi  dan
nepotisme; melaksanakan tugas tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, dan  golongan;  bekerja  penuh tanggung jawab dan
tanpa  pamrih;  bersedia  menjadi  saksi  dalam  perkara  KKN maupun perkara lainnya sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
E. Latihan
1. Mengapa  etika  dalam  organisasi  dapat  berkembang  menjadi
budaya organisasi? 2.
Bagaimana karakteristik birokrasi ideal menurut Max Weber dan  mengapa  karakteristik  yang  ideal  tersebut  justru
mendapatkan banyak kritik? 3.
Mengapa  etika  pemerintahan  diperlukan  dalam  negara  yang demokratis,  apa  bedanya  dengan  etika  dalam  pemerintahan
demokratis dengan pemerintahan yang otoriter? 4.
Sebutkan  etika  Pegawai  Negeri  Sipil  yang  berlaku  di
Etika Organisasi Pemerintah
42 Indonesia dan sebutkan peraturan perundang-undangan mana
saja yang mengatur norma-norma etika umum Pemerintahan, Pegawai Negeri Sipil, dan Jabatan
43
BAB  V ETIKA PEGAWAI NEGERI SIPIL
Pegawai  Negeri  Sipil  PNS  sebagai  unsur  aparatur  negara  adalah abdi  negara  dan  abdi  masyarakat.  Dengan  demikian  jelaslah
kedudukan PNS
tersebut dalam
konteks penyelenggaraan
pemerintahan  negara.  Sebagai  abdi  negara  seorang  PNS  terikat dengan segala aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku,
yang  mengatur  jalannya  pemerintahan  dan  hubungan  antara Pemerintah  dengan  PNS  yang  bersangkutan.  Selain  itu  pada  tingkat
organisasi, hubungan antara organisasi dengan PNS sebagai pegawai di  lingkungan  organisasi  yang  bersangkutan  juga  diatur  berdasarkan
ketentuan-ketentuan  yang  ditetapkan  oleh  pemegang  otoritas kelembagaan  tersebut.  Sedangkan  dalam  hubungannya  dengan
masyarakat,  kewajiban  dan  hak  PNS  juga  ditentukan  oleh  peraturan perundang-undangan  yang  berlaku,  serta  berbagai  konvensi  lainnya
yang disepakati baik oleh masyarakat maupun pemerintah, dalam hal ini PNS.
A. Kewajiban dan Larangan bagi Pegawai Negeri
Sipil
Bagi  PNS  berlaku  ketentuan  seperti  yang  tercantum  dalam Peraturan  Pemerintah  Nomor  21  Tahun  1975  tentang  Sumpah
Etika Organisasi Pemerintah
44 dan  Janji  Pegawai  Negeri  Sipil,  juga  Peraturan  Pemerintah
Nomor  30  Tahun  1980  tentang  Disiplin  Pegawai.  Berdasarkan PP Nomor 30 tahun 1980 itu terdapat 26 butir kewajiban dan 18
butir larangan bagi PNS sebagai berkut: Kewajiban  bagi  Pegawai  Negeri  Sipil  meliputi  hal-hal  sebagai
berikut : 1.
Setia  dan  taat  sepenuhnya  kepada  Pancasila,  Undang- Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah;
2. Mengutamakan  kepentingan  negara  di  atas  kepentingan
golongan  atau  diri  sendiri,  serta  menghindarkan  segala sesuatu  yang  dapat  mendesak  kepentingan  Negara  oleh
kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain; 3.
Menjunjung  tinggi  kehormatan  dan  martabat  negara, pemerintah, dan Pegawai Negeri Sipil;
4. Mengangkat dan mentaati sumpahjanji Pegawai Negeri Sipil
dan  sumpahjanji  jabatan  berdasarkan  peraturan  perundang- undangan yang berlaku;
5. Menyimpan  rahasia  negara  dan  atau  rahasia  jabatan  dengan
sebaik-baiknya; 6.
Memperhatikan dan
melaksanakan segala
ketentuan Pemerintah  baik  yang  langsung  menyangkut  tugas
kedinasannya maupun yang berlaku secara umum; 7.
Melaksanakan  tugas  kedinasan  dengan  sebaik-baiknya  dan dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
45 8.
Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan  bersemangat untuk kepentingan Negara;
9. Memelihara  dan  meningkatkan  keutuhan,  kekompakan,
persatuan, dan kesatuan Korps Pegawai Negeri Sipil; 10.
Segera  melaporkan  kepada  atasannya,  apabila  mengetahui ada  hal  yang  dapat  membahayakan  atau  merugikan  Negara
Pemerintah,  terutama  dibidang  keamanan,  keuangan,  dan materiil;
11. Mentaati ketentuan jam kerja;
12. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;
13. Menggunakan  dan  memelihara  barang-barang  milik  Negara
dengan sebaik-baiknya; 14.
Memberikan  pelayanan  dengan  sebaik-baiknya  kepada masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing;
15. Bertindak  dan  bersikap  tegas,  tetapi  adil  dan  bijaksana
terhadap bawahannya; 16.
Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya; 17.
Menjadi  dan  memberikan  contoh  serta  teladan  yang  baik terhadap bawahannya;
18. Mendorong  bawahannya  untuk  meningkatkan  prestasi
kerjanya; 19.
Memberikan  kesempatan kepada
bawahannya untuk
mengembangkan karier; 20.
Mentaati  ketentuan  peraturan  perundang-undangan  tentang perpajakan;
Etika Organisasi Pemerintah
46 21.
Berpakaian  rapi,  sopan  serta  bersikap  dan  bertingkah  laku sopan santun kepada masyarakat, sesama PNS, dan terhadap
atasannya; 22.
Hormat  menghormati  antara  sesama  warga  negara  yang memeluk  agamakepercayaan  terhadap  Tuhan  Yang  Maha
Esa, yang berlainan; 23.
Menjadi  teladan  sebagai  warganegara  yang  baik  dalam masyarakat;
24. Mentaati
segala peraturan
perundang-undangan dan
peraturan Kedinasan yang berlaku; 25.
Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang; 26.
Memperhatikan  dan  menyelesaikan  dengan  sebaik-baiknya setiap laporan yang diterima mengenai pelanggaran disiplin.
Sedangkan  larangan-larangan  yang  tidak  boleh  dilanggar  oleh setiap PNS adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan  hal-hal  yang  dapat  menurunkan  kehormatan
atau  martabat  Negara,  Pemerintah,  atau  Pegawai  Negeri Sipil;
2. Menyalahgunakan wewenangnya;
3. Tanpa  izin  Pemerintah  menjadi  Pegawai  atau  bekerja  untuk
negara asing; 4.
Menyalahgunakan  barang-barang,  uang  atau  surat-surat berharga milik Negara;
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
47 5.
Memiliki,  menjual,  membeli,  menggadaikan,  menyewakan, atau meminjamkan barang-barang, dokumen, atau surat-surat
berharga milik Negara secara tidak sah; 6.
Melakukan  kegiatan  bersama-sama  dengan  atasan,  teman sejawat,  bawahan,  atau  orang  lain  di  dalam  maupun  di  luar
lingkungan  kerjanya  dengan  tujuan  untuk  keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau
tidak langsung merugikan Negara; 7.
Melakukan  tindakan  yang  bersifat  negatif  dengan  maksud membalas  dendam,  terhadap  bawahannya  atau  orang  lain  di
dalam maupun di luar lingkungan kerjanya; 8.
Menerima  hadiah  atau  sesuatu  pemberian  berupa  apa  saja dari  siapapun  juga  yang  diketahui  atau  patut  dapat  diduga
bahwa pemberian
itu bersangkutan
atau mungkin
bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan Pegawai Negeri yang bersangkutan;
9. Memasuki
tempat-tempat yang
dapat mencemarkan
kehormatan  atau  martabat  Pegawai  Negeri  Sipil,  kecuali untuk kepentingan jabatan;
10. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
11. Melakukan  suatu  tindakan  atau  sengaja  tidak  melakukan
suatu  tindakan  yang  dapat  berakibat  menghalangi  atau mempersulit  salah  satu  pihak  yang  dilayaninya,  sehingga
mengakibatkan kerugian bagi pihak yang dilayani; 12.
Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
Etika Organisasi Pemerintah
48 13.
Membocorkan  dan  atau  memanfaatkan  rahasia  Negara  yang diketahui  karena  kedudukan  jabatan  untuk  kepentingan
pribadi, golongan, atau pihak lain; 14.
Bertindak  selaku  perantara  bagi  sesuatu  pengusaha  atau golongan  untuk  mendapat  pekerjaan  atau  pesanan  dari
kantorinstansi Pemerintah; 15.
Memiliki  sahammodal  dalam  perusahaan  yang  kegiatan usahanya berada dalam ruang lingkup kekuasaannya;
16. Memiliki  saham  suatu  perusahaan  yang  kegiatan  usahanya
tidak berada dalam ruang lingkup kekuasaannya yang jumlah dan sifat pemilikannya itu sedemikian rupa sehingga me lalui
pemilikan saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung menentukan penyelenggaraan atau jalannya perusahaan;
17. Melakukan kegiatan usaha dagang baik secara resmi maupun
sambilan,  menjadi  direksi,  pimpinan,  atau  komisaris perusahaan  swasta  bagi  yang  berpangkat  Pembina  golongan
ruang IVa keatas, atau yang memangku jabatan Eselon I.; 18.
Melakukan  pungutan  tidak  sah  dalam  bentuk  apapun  juga dalam  melaksanakan  tugasnya  untuk  kepentingan  pribadi,
golongan, atau pihak lain. Selanjutnya  ditegaskan  dalam  ketentuan  tersebut  bahwa  setiap
ucapan,  tulisan,  atau  perbuatan  Pegawai  Negeri  Sipil  yang melanggar ketentuan mengenai kewajiban dan larangan tersebut,
dianggap  sebagai  pelanggaran  disiplin.  Termasuk  dalam
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
49 pelanggaran
disiplin tersebut
adalah setiap
perbuatan memperbanyak,  mengedarkan,  mempertontonkan,  menem-
pelkan,  menawarkan,  menyimpan,  memiliki  tulisan  atau rekaman  yang  berisi  anjuran  atau  hasutan  untuk  melanggar
ketentuan  sebagaimana  dimaksud  dalam  PP  Nomor  30  tahun 1980 Pasal 2 dan 3, kecuali untuk kepentingan dinas.
B. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil