Etika Organisasi Pemerintah
14
6. Prinsip Kebenaran
Truth
.
Ide kebenaran biasanya dipakai dalam pembicaraan mengenai logika ilmiah, sehingga kita mengenal kriteria kebenaran
dalam berbagai cabang ilmu, misal: matematika, ilmu fisika, biologi, sejarah, dan juga filsafat.
Namun ada pula kebenaran mutlak yang dapat dibuktikan dengan keyakinan, bukan dengan fakta yang ditelaah oleh
teologi dan ilmu agama. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan kepada masyarakat agar masyarakat merasa yakin
akan kebenaran itu. Untuk itu, kita perlu menjembatani antara kebenaran dalam pemikiran truth in the mind dengan
kebenaran dalam kenyataan truth in reality atau kebenaran yang terbuktikan. Betapapun doktrin etika tidak selalu dapat
diterima oleh orang awam apabila kebenaran yang terdapat didalamnya belum dapat dibuktikan.
Keenam ide-ide agung atau dapat juga kita sebut dalam modul ini sebagai prinsip-prinsip etika, yang menjadi prasyarat dasar
bagi pengembangan nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antar manusia, manusia dengan masyarakat, dengan
pemerintah dan
sebagainya. Dengan
perkataan lain,
serangkaian etika yang disusun sebagai aturan hukum yang mengatur jalan hidup dan kehidupan manusia, masyarakat,
organisasi, instansi pemerintah dan pegawai negeri, dan sebagainya harus benar-benar dapat menjamin terciptanya
keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran bagi setiap orang.
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
15
D. Rangkuman
Berdasarkan uraian pada pokok dan sub pokok bahasan tersebut di atas dapat dirangkum secara ringkas beberapa pengertian
mengenai etika dan moralitas, serta prinsip-prinsip etika dalam kehidupan manusia, sebagai berikut:
1. Etika secara umum dapat diartikan sebagai nilai-nilai
normatif atau pola perilaku seseorang atau sesuatu badan lembagaorganisasi sebagai suatu kelaziman yang dapat
diterima umum dalam interaksi dengan lingkungannya. 2.
Pengertian moralitas lebih mengacu kepada nilai-nilai norma tif yang menjadi keyakinan dalam diri seseorang atau sesuatu
badanlembagaorganisasi yang menjadi faktor pendorong untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Moralitas
seseorang dapat menjadi faktor pendorong terbentuknya perilaku yang sesuai dengan etika, tetapi nilai-nilai moralitas
seseorang mungkin saja bertentangan dengan nilai etika yang berlaku dalam lingkungannya.
3. Secara konseptual, etika merupakan bagian dari disiplin ilmu
filsafat yang berfokus pada nilai-nilai yang diyakini dan dianut oleh manusia beserta pembenarannya, termasuk nilai-
nilai hidup dan hukum-hukum yang mengatur tingkah laku manusia.
Secara konseptual,
istilah etika
memiliki kecenderungan dipandang sebagai suatu sistem nilai apa
yang baik dan buruk bagi manusia dan masyarakat. Dalam implementasinya,
penggunaan istilah
etika banyak
dikembangkan dalam suatu sistem organisasi sebagai norma- norma yang mengatur dan mengukur profesionalisme
seseorang.
Etika Organisasi Pemerintah
16 4.
Sedangkan moral dan moralitas secara konseptual menaruh penekanan kepada karakter atau sifat-sifat individu yang
khusus, diluar ketaatan kepada peraturan yang bersifat eksternal. Konsep moralitas lebih abstrak daripada nilai-nilai
atau hukum yang mengatur manusia. 5.
Moralitas dimaksudkan untuk menentukan sampai seberapa jauh seseorang memiliki dorongan untuk melakukan tindakan
sesuai dengan prinsip-prinsip etika. Tingkat moralitas seseorang akan dipengaruhi oleh latar belakang budaya,
pendidikan, pengalaman, dan karakter individu adalah sebagian diantara faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
moralitas seseorang. 6.
Terbentuknya etika sebagai nilai-nilai filosofis yang berlaku dan diyakini dalam pergaulan hidup manusia dalam
lingkungannya, secara umum dilandasi oleh prinsip-prinsip yang diarahkan untuk menjamin terciptanya keindahan,
persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran bagi setiap orang.
E. Latihan