Etika Organisasi Pemerintah
32 atau model organisasi yang ideal menurut Weber tersebut,
tampaknya sangat mewakili kondisi-kondisi berbagai organisasi dalam pemerintahan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dimensi perilaku manusia dalam organisasi dengan nilai-
nilai etikanya, mencakup beberapa dimensi, yaitu:
1.
Dimensi hubungan antara anggota dengan organisasi yang tertuang dalam perjanjian atau aturan-aturan legal;
2.
Hubungan antara anggota organisasi dengan sesama anggota lainnya, antara anggota dengan Pejabat dalam struktur
hirarkhi;
3.
Hubungan antara anggota organisasi yang bersangkutan dengan anggota dan organisasi lainnya; dan
4.
Hubungan antara
anggota dengan
masyarakat yang
dilayaninya.
B. Etika Dalam Pemerintahan
Dalam organisasi administrasi publik atau pemerintah, pola-pola sikap dan perilaku serta hubungan antar manusia dalam
organisasi tersebut, dan hubungannya dengan pihak luar organisasi pada umumnya diatur dengan peraturan perundangan
yang berlaku dalam sistem hukum negara yang bersangkutan. Bagi aparatur pemerintah, budaya dan etika kerja merupakan hal
yang penting untuk dikembangkan baik pada tingkat pemerintahan Pusat maupun Daerah, pada tingkat Departemen
atau organisasi maupun unit-unit kerja dibawahnya. Adanya etika ini diharapkan mampu membangkitkan kepekaan birokrasi
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
33 pemerintah dalam melayani kepentingan masyarakat Nicholas
Henry, 1988. Tujuan yang hakiki dari setiap pemerintah di negara manapun
adalah mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat warga negara yang bersangkutan. Namun demikian pola atau cara-cara
yang ditempuh dan perilaku pemerintah dalam hal itu berbeda dari satu negara ke negara lainnya, tergantung kondisi dan
situasi yang berlaku di negara masing-masing. Dalam negara yang demokratis, mendahulukan kepentingan rakyat menjadi
tujuan dan sekaligus etika bagi setiap penyelenggara negara dan pemerintahan. Dalam sistem pemerintahan yang demokratis
berlaku norma: dari, oleh dan untuk rakyat”. Sehingga etika kerja aparatur dalam sistem pemerintahan ini adalah selalu
mengikutsertakan rakyat dan berorientasi kepada aspirasi dan kepentingan rakyat dalam setiap langkah kebijakan dan tindakan
pemerintah. Transparansi, keterbukaan, dan akuntabilitas menjadi nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan diwujudkan dalam
etika pergaulan antara pemerintah dengan rakyatnya. Sebaliknya, dalam negara yang pemerintahannya bersifat
otoriter, maka kepentingan kekuasaannyalah yang menjadi prioritas. Sehingga etika kerja aparatur sangat diarahkan pada
terwujudnya keamanan
dan kelangsungan
kekuasaan pemerintahan. Dalam hal ini, kerahasiaan dan represi menjadi
pola kebijakan dan perilaku aparatur pemerintah.
Etika Organisasi Pemerintah
34 Dalam modul Etika Birokrasi, Gering Supriyadi 2001: 54
mengemukakan beberapa asas umum pemerintahan yang diberlakukan di negara Belanda, sebagai berikut:
1. Asas kepastian hukum Principle of Legal Security;
2. Asas keseimbangan Principle of Proportionality;
3. Asas kesamaan dalam mengambil keputusan Principle of
Equality; 4.
Asas bertindak cermat Principle of Carefulness; 5.
Asas motivasi untuk setiap keputusan Principle of Moti- vation;
6. Asas tidak mencampuradukkan kewenangan Principle of
non misuse of competence yang bisa juga berarti Asas tidak menyalahgunakan kekuasaan;
7. Asas permainan yang layak Principle of Fairplay;
8. Asas Keadilan dan kewajaran Principle of Reasonable or
Prohibition of Arbitrariness; 9.
Asas menanggapi penghargaan yang wajar Principle of Meeting Raised Expectation atau bisa juga berarti Asas
pemenuhan aspirasi dan harapan yang diajukan; 10.
Asas meniadakan akibat suatu keputusan yang batal Principle of Undoing the Consequencies of Annuled
Decision; 11.
Asas perlindungan atas pandangancara hidup pribadi Principle of Protecting the Personal Way of Life;
12. Asas kebijaksanaan Sapientia;
13. Asas penyelenggaraan kepentingan umum Principle of
Public Service.
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
35 Dalam
sistem pemerintahan
di Indonesia,
asas-asas pemerintahan yang menjadi nilai-nilai etika pemerintahan,
tampaknya cukup
terwakili dengan
pernyataan dalam
Mukadimah UUU 1945 alinea keempat yang menyatakan: ...untuk membentuk pemerintahan negara yang melindungi
segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehiduan bangsa, dan turut
serta dalam memelihara ketertiban dunia dan perdamaian yang abadi...
Sedangkan nilai-nilai filosofis yang melandasinya adalah ideologi negara yang kita kenal sebagai Pancasila, yaitu: 1
Ketuhanan Yang Maha Esa; 2 Kemanusiaan yang adil dan beradab; 3 Persatuan Indonesia; 4 Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmah
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan; 5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Berdasarkan tugas pemerintahan negara dan filosofi negara itulah pemerintah negara Indonesia menjalankan fungsinya.
Ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945 beserta ketentuan dalam amandemennya, menjadi kerangka pedoman kebijakan dan
tindakan pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik tercermin dalam Ketetapan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi,
Etika Organisasi Pemerintah
36 dan Nepotisme. Dalam Pasal 3 dan Penjelasan nya ditetapkan
mengenai asas-asas umum pemerintahan yang mencakup: 1.
Asas Kepastian Hukum; yaitu asas dalam negara hukum
yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undang an, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggara negara; 2.
Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, adalah asas yang
menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara;
3. Asas Kepentingan Umum,
adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif,
dan selektif; 4.
Asas Keterbukaan, adalah asas yang membuka diri
terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan
negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara;
5. Asas Proporsionalitas,
yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara
Negara; 6.
Asas Profesionalitas, yaitu asas yang mengutamakan
keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II
37 7.
Asas Akuntabilitas,
adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara
Negara harus
dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Asas-asas umum pemerintahan sebagaimana diterapkan di Indonesia berdasarkan Undang-undang tersebut dewasa ini,
tidak terlepas dari kecenderungan global berlakunya paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan yang dikenal dengan
paradigma kepemerintahan yang baik Good Governance.
C. Etika Dalam Jabatan