BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2014 sampai dengan 18 Agustus 2014 pada empat SMA Negeri di Kabupaten Kutai Barat. Adapun
SMA Negeri yang dipakai sebagai sampel adalah SMA Negeri 1 Linggang Bigung, SMA Negeri 1 Sendawar, SMA Negeri 1 Long Iram, dan SMA
Negeri 2 Sendawar. Alasan peneliti memilih empat SMA tersebut sebagai penelitian, karena setiap sekolah tersebut mempunyai jurusan IPA dan hal ini
sangat sesuai dengan materi yang ingin diteliti. SMA Negeri 1 Linggang Bigung adalah sekolah dengan siswa yang
sangat tertib, suasana di sekolah ini cukup ideal untuk proses belajar mengajar. Kelas XI IPA di SMA ini terdiri dari tiga kelas dengan
pengelompokan berdasarkan kemampuan siswa. Di sekolah ini guru yang mengajar fisika adalah guru yang memang lulusan pendidikan fisika. Di
sekolah ini guru yang mengajar cukup banyak sehingga kebanyakan guru mengajar berdasarkan spesialisasinya masing-masing.
SMA Negeri 1 Sendawar adalah SMA dengan fasilitas yang cukup baik. Di sekolah ini siswa-siswanya juga sangat tertib. Untuk melakukan
proses belajar mengajar seharusnya sangat ideal,namun pada saat pengambilan data suasana sekolah secara keseluruhan sangat mengganggu
dan berisik. Hal ini terjadi karena halaman SMA Negeri 1 Sendawar menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan berkemah untuk seluruh siswa SD, SMP
maupun SMA Se-Kecamatan Melak. Karena halaman sekolah sangat dekat dengan kelas yang digunakan utuk pengambilan data, maka siswa cukup sulit
untuk berkonsentrasi mengerjakan test. Ada dua kelas XI yang peneliti ujikan yaitu MIA 1 dan MIA 2. Guru yang mengajar di sekolah ini merupakan guru
baru, yang memang lulusan fisika. Guru yang mengajar di sekolah ini cukup banyak sehingga pembagian tugas mengajar sesuai dengan spesialisasi
masing-masing guru. SMA Negeri 1 Long iram adalah SMA yang terdapat di kecamatan long
iram. Sekolah ini sangat tertib dan disiplin dengan waktu. Di sekolah ini kelas XI IPA hanya terdiri dari satu kelas sedangkan kelas XI IPS ada dua kelas.
Hal ini menunjukan bahwa kurangnya minat siswa untuk masuk jurusan IPA di sekolah tersebut. Suasana kelas cukup tenang dan tidak berisik sehingga
sangat ideal untuk proses belajar mengajar. Waktu pengambilan data, hanya sebagian siswa yang dapat mengikuti test karena beberapa siswa menjadi
pasukan pengibar bendera untuk acara 17 Agustus 2014. Meskipun demikian beberapa siswa cukup kritis menanyakan dan
menkonfirmasi soal yang diujikan. Guru yang mengajar di SMA Negeri 1 Long Iram hanya sedikit dan banyak guru yang merangkap mengajar
beberapa mata pelajaran lain. Guru yang mengajar fisika di sekolah ini memang lulusan fisika. Guru di sekolah ini terlihat sangat akrab dengan
murid. SMA Negeri 2 Sendawar adalah SMA yang terdapat di Kecamatan
Barong Tongkok. Suasana SMA ini pada saat peneliti mengambil data
cukupberisik.Hal ini terjadi karena sekolah sedang mengadakan pertandingan antarkelas dalam rangka menyambut 17 Agustus. Kegiatan ini juga
menyebabkan banyak siswa tidak berada di kelas. Atas inisiatif wali kelas dan guru yang mendampingi peneliti, kelas XI IPA yang terdiri dari dua kelas
digabung menjadi satu. Antara guru dan siswa juga terlihat sangat akrab dan beberapa siswa berani untuk bertanya dan menkonfirmasi soal yang peneliti
ujikan. Guru yang mengajar fisika di sekolah ini adalah lulusan fisika. Di sekolah ini beberapa guru yang merangkap mengajar beberapa mata pelajaran
lain. Dari beberapa sekolah tersebut ada beberapa guru yang menggunakan
buku fisika karya Marthen Kanginan, ada yang menggunakan buku paket dan juga menggunakan buku LKS untuk melakukan proses belajar mengajar.
Ketika melakukan proses penelitian beberapa guru kurang menyadari pentingnya mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa, bahkan ada guru
yang belum pernah mendengar penelitian mengenai miskonsepsi fisika. Sebanyak 140 siswa kelas XI IPA dari empat sekolah yang berbeda
diuji pemahamannya pada pokok bahasan gerak dan gaya. Para siswa tersebut diminta untuk mengerjakan soal pilihan ganda multiple choice dengan
alasan bebas yang disertai dengan tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Pemberian tes pada siswa di masing-masing sekolah dilakukan
pada waktu yang berbeda.
B. Data