Analisa Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Analisa Data

1. Penentuan dan pengelompokan kategori jawaban Berdasarkan analisis jawaban siswa pada tes yang diberikan, peneliti mengelompokan jawaban siswa berdasarkan Kategori Jawaban Benar B, Salah S, Terkaan T, dan Miskonsepsi M untuk setiap siswa. Untuk melihat kategori jawaban tiap siswa dapat dilihat pada lampiran 8, untuk jumlah dan persentase setiap kategori jawaban dari setiap siswa dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Jumlah Keseluruhan Kategori Jawaban Siswa Jumlah Kategori Jawaban Persentase Jumlah Kategori Jawaban B S T M B S T M 548 366 302 1584 19,57 13,07 11,07 56,57 Bila persentase data pada tabel 4.3 di atas digambarkan dalam bentuk histogram akan tampak seperti pada gambar 4.1 Gambar 4.1Histogram Persentase Frekuensi Jawaban Seluruh Siswa Terhadap Konsep Gerak dan Gaya untuk Setiap Kategori Jawaban Dari hasil analisa di atas diperoleh tingkat miskonsepsi yang relatif tinggi yaitu 56,57 , sedangkan jawaban salah adalah sebesar 13,07 dan terkaan 10,79 . dan kategori jawaban benar atau pemahaman konsep secara keseluruhan adalah sebesar 19,57 . 2. Jumlah kategori jawaban siswa pada masing-masing sekolah Peneliti telah menghitung jumlah miskonsepsi siswa untuk masing-masing sekolah, berikut ini dalam tabel 4.4 disajikan jumlah kategori jawaban siswa tiap sekolah. 19,57 13,07 10,79 56,57 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 B S T M P er se n tas e Kategori Jawaban Histogram Persentase Frekuensi Jawaban Seluruh Siswa Terhadap Konsep Gerak dan Gaya untuk Setiap Kategori Jawaban Tabel. 4.4 Frekuensi dan Persentase Kategori Jawaban Siswa Tiap Sekolah Nama Sekolah Jumlah Kategori Jawaban Jumlah Siswa Persentase Kategori Jawaban B S T M B S T M SMA Negeri 1 Linggang Bigung 239 125 79 597 52 22,98 12,02 7,60 57,40 SMA Negeri 1 Sendawar 187 111 84 598 49 19,08 11,33 8,57 61,02 SMA Negeri 1 Long Iram 65 28 31 156 14 23,21 10 11,07 55,71 SMA Negeri 2 Sendawar 57 102 108 233 25 11,40 20,40 21,60 46,60 Bila persentase data pada tabel 4.4 di atas digambarkan dalam bentuk histogram akan tampak seperti pada gambar 4.2 . Gambar 4.2 Histogram Persentase Frekuensi Jawaban Seluruh Siswa Terhadap Konsep Gerak dan Gaya untuk Setiap Kategori Jawaban 22,98 12,02 7,60 57,40 19,08 11,33 8,57 61,02 23,21 10,00 11,07 55,71 11,40 20,40 21,60 46,60 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 B S T M B S T M B S T M B S T M SMAN 1 Lg Bigung SMA 1 Sendawar SMA 1 Long Iram SMA 2 Sendawar P e rs e n ta se Sekolah Histogram Persentasi Frekuensi Jawaban Seluruh Siswa Terhadap Konsep Gerak dan Gaya untuk Setiap Kategori Jawaban Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa kategori jawaban siswa tiap sekolah bervariasi. Namun meskipun demikian tingkat miskonsepsi siswa masing-masing sekolah berada diatas 40. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada sekolah yang benar-benar bebas dari miskonsepsi. 3. Tingkat Pemahaman Siswa a. Tingkat pemahaman siswa secara keseluruhan Berdasarkan persentase jumlah kategori jawaban dapat terlihat bahwa kategori jawaban benar atau tingkat pemahaman siswa terhadap konsep gerak dan gaya adalah 19,57. b. Tingkat pemahaman siswa tiap sekolah Untuk tingkat kategori jawaban siswa tiap sekolah dapat dilihat dalam tabel 4.5 berikut ini: Tabel. 4.5 Jumlah dan PersentaseKategori Jawaban Benar Siswa Tiap Sekolah Nama Sekolah Jumlah Kategori Jawaban Benar Pemahaman Siswa Jumlah Siswa PersentaseKategori Jawaban Benar Pemahaman Siswa SMA Negeri 1 Linggang Bigung 239 52 22,98 SMA Negeri 1 Sendawar 187 49 19,08 SMA Negeri 1 Long Iram 65 14 23,21 SMA Negeri 2 Sendawar 57 25 11,40 Bila persentase data pada tabel 4.5 digambarkan dalam bentukhistogram akan tampak seperti pada gambar 4.3 Gambar 4.3 Histogram persentase kategori jawaban benar tiap sekolah 4. Tingkat miskonsepsi siswa a. Tingkat miskonsepsi seluruh siswa Berdasarkan persentase jumlah kategori jawaban dapat terlihat bahwa tingkat miskonsepsi seluruh siswa terhadap konsep gerak dan gaya adalah 56,57. b. Tingkat miskonsepsi siswa tiap sekolah Tingkat miskonsepsi pada masing-masing sekolah dapat dilihat dalam tabel 4.6 22,98 19,08 23,21 11,4 5 10 15 20 25 SMA Negeri 1 Linggang Bigung SMA Negeri 1 Sendawar SMA Negeri 1 Long Iram SMA Negeri 2 Sendawar P e rs e n ta se Sekolah Histogram persentasi kategori jawaban benar tiap sekolah Tabel 4.6 Jumlah dan persentase kategori jawaban miskonsepsi siswa tiap sekolah Nama Sekolah Jumlah Kategori Jawaban Miskonsepsi Jumlah Siswa Persentase Kategori Jawaban Miskonsepsi SMA Negeri 1 Linggang Bigung 597 52 57,40 SMA Negeri 1 Sendawar 598 49 61,02 SMA Negeri 1 Long Iram 156 14 55,71 SMA Negeri 2 Sendawar 233 25 46,60 Bila persentase data pada tebel 4.6 digambarkan dalam bentuk histogram akan tampak seperti pada gambar 4.4 Gambar 4.4 Histogram persentase kategori jawaban miskonsepsi tiap sekolah 57,4 61,02 55,71 46,6 10 20 30 40 50 60 70 SMA Negeri 1 Linggang Bigung SMA Negeri 1 Sendawar SMA Negeri 1 Long Iram SMA Negeri 2 Sendawar P e rs e n ta se Sekolah Histogram persentase kategori jawaban miskonsepsi tiap sekolah c. Jumlah dan tingkat miskonsepsi yang dialami setiap siswa Untuk menentukan miskonsepsi tiap siswa peneliti jugamenghitung persentase miskonsepsi tiap siswa, seperti tercantum dalam lampiran 8. Persentase miskonsepsi tersebut dikelompokan atas lima kategori seperti nampak pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Persentase Tingkat Miskonsepsi Siswa No Tingkat Miskonsepsi Siswa Persentase Miskonsepsi Jumlah Siswa Persentase Siswa 1 Sangat Rendah 0-19,99 8 5,71 2 Rendah 20-39,99 10 7,14 3 Sedang 40-59,99 48 34,29 4 Tinggi 60-79,99 57 40,71 5 Sangat Tinggi 80-100 17 12,14 Bila persentase data pada tabel 4.7 diatas digambarkan dalam bentuk kurva akan tampak seperti pada gambar 4.5 Gambar 4.5Kurva Distribusi Tingkat Miskonsepsi Siswa 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1 2 3 4 5 P e rs e n ta se Tingkat Miskonsepsi Kurva Distribusi Tingkat Miskonsepsi Siswa Dari analisa miskonsepsi tiap siswa menunjukan bahwa persentase siswa yang memiliki tingkat miskonsepsi sangat rendah sebanyak 5,71, rendah sebanyak 7,14, sedang sebanyak 34,29, tinggi sebanyak 40,71 dan sangat tinggi sebanyak 12,14. d. Kecenderungan atau pola miskonsepsi siswa Kecenderungan atau pola miskonsepsi siswa diketahui dengan menghitung frekuensi miskonsepsi berdasarkan empat subkonsep yang berbeda serta menganalisa jawaban yang mereka berikan dalam tes pemahaman dan miskonsepsi gerak dan gaya. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Miskonsepsi pada Tiap Sub Konsep Sub Konsep Butir Soal Frekuensi Gerak lurus 1- 5 430 Gerak merlingkar dan Gerak parabola 6-10 420 Gaya pada benda diam 11-15 427 Gaya pada benda bergerak 16-20 307 Bila dilihat pada tabel 4.8 siswa mengalami miskonsepsi paling tinggi dalam subkonsep gerak lurus, gaya pada benda diam, gerak melingkar dan gerak parabola dan yang paling rendah dalam sub konsep gaya pada benda bergerak. 5. Miskonsepsi tiap soal dan penyebab miskonsepsi a. Persoalan nomor satu mengenai dua buah benda yang berbeda massanya dan dijatuhkan bersama-sama. Dari 140 siswa ada 128 siswa yang mengalami miskonsepsi. Dari 128 siswa tersebut kebanyakan siswa mengalami miskonsepsi karena berpikir bahwa benda yang massanya lebih besar akan jatuh lebih cepat dibandingkan dengan benda yang massanya lebih kecil. Penyebab miskonsepsi dalam persoalan ini disebabkan oleh dua hal: 1 Siswa mengasosiasikan antara besaran massa dengan percepatan. 2 Siswa belum pernah melihat dan mengamati secara langsung dua benda yang berbeda massanya dijatuhkan bersama-sama. b. Persoalan nomor dua mengenai mobil yang berpindah dari satu titik ke titik yang lain, siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 75,71 atau 106 orang. Siswa mengalami salah pengertian antara besaran jarak dan perpindahan, serta belum bisa membedakan kedua besaran tersebut. Hal ini terlihat saat menjawab persoalan nomor dua, yang menanyakan besarnya nilai perpindahan tetapi yang mereka hitung jarak tempuh. c. Persoalan nomor tiga mengenai sebuah benda dilempar keatas dan benda tersebut lepas dari tangan dan bergerak di udara.Sebanyak 55 siswa atau 36,43 mengalami miskonsepsi. Beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi berpikir bahwa ada gaya normal yang bekerja pada benda ketika bergerak vertikal katas. d. Persoalan nomor empat mengenai gaya mempengaruhi gerak benda. Dari 140 siswa sebanyak 42 atau 30 siswa mengalami miskonsepsi. Pada persolan ini siswa berpikir bahwa bendaakan terus bergerak apabila gesekan bola dengan tanah maupun gesekan dengan udara dikurangi. Padahal benda akan tetap berhenti meskipun gesekan dikurangi. e. Persoalan nomor lima siswa belum mengetahui besaran yang mempengaruhi benda yang bergerak jatuh bebas. Dari 140 siswa, 103 atau 73,57 siswa mengalami miskonsepsi. Hal ini terlihat dari beberapa alasan siswa yang yang menyatakan bahwa massa mempengaruhi gerak jatuh benda dan kecepatan benda selalu tetap. Ini menunjukan bahwa siswa tidak mengerti mengenai nilai besaran yang berubah atau tetap saat benda mengalami gerak jatuh bebas. f. Persoalan nomor enam mengenai arah gerak bola yang putus dari tali setelah bergerak melingkar, sebanyak 67 atau 47,86 siswa mengalami miskonsepsi. Beberapa siswa yang berpikir bahwa bola akan mengikuti lintasan yang dilalui sebelumnya. Hal ini terjadi karena siswa tidak pernah melihat dan mengamati peristiwa tersebut secara langsung. g. Persoalan nomor tujuh mengenai bom dijatuhkan dari pesawat yang sedang bergerak maju, sebanyak 115 atau 82,14 siswa yang mengalami miskonsepsi. Dari 115 siswa tersebut beberapa siswa berpikir bahwa bom akan jatuh kearah belakang atau jatuh lurus ke bawah. Mereka berpikir demikian karena pesawat terbang tersebut bergerak maju maka benda yang dijatuhkan akan tertinggal dan akan jatuh ke arah belakang. Namun ada juga yang berpikir bahwa bola akan jatuh secara lurus seperti gerak jatuh bebas. Siswa tidak pernah berpikir bahwa bom juga memiliki kecepatan awal. h. Persoalan nomor delapan mengenai bola yang bergerak secara mendatar dalam pipa berbentuk setengah lingkaran. Dari 89 atau 63,57 siswa yang mengalami miskonsepsi, beberapa siswa berpikir bahwa adanya gaya yang bekerja mengikuti lintasan. Hal ini terjadi karena siswa tidak mengetahui besaran besaran yang mempengaruhi benda pada saat bergerak melingkar. i. Persoalan nomor sembilan mengenai arah kecepatan linear. Dari 140 siswa, 72 atau 51,43 siswa mengalami miskonsepsi. Siswa yang mengalami miskonsepsi berpikir bahwa kelereng akan terus bergerak mengikuti lintasan yang sebelumnya dilalui. Miskonsepsi ini terjadi karena siswa belum pernah melihat dan mengamati peristiwa tersebut secara langsung. j. Persoalan nomor sepuluh dari 140 siswa, 77 atau 55 siswa mengalami miskonsepsi mengenai gaya sentripetal yang bekerja pada benda yang bergerak melingkar. Mereka berpikir bahwa arah gaya sentripetal searah dengan arah benda yang berputar. Siswa mengalami miskonsepsi karena mereka tidak mengetahui bagaimana gaya sentripetal bekerja pada benda yang bergerak melingkar. k. Persoalan nomor sebelas mengenai benda yang diam atau tidak bergerak. Banyak siswa yang belum mengerti bagaimana resultan gaya pada benda yang sedang diam. Dari 140 siswa, 78 atau 55,71 siswa mengalami miskonsepsi. Hal ini terjadi karena siswa tidak bisa membayangkan bagaimana gaya-gaya bekerja pada benda yang diam atau tidak bergerak. l. Persoalan nomor dua belas mengenai gaya gesek pada sebuah balok yang diletakan di bidang miring dan tidak bergerak. Sebanyak 86 atau 61,43 siswa mengalami miskonsepsi. Ada siswa yang berpikir bahwa arah gaya gesek sama dengan arah gaya normal maupun sama dengan gaya gravitasi. Secara umum siswa tidak mengerti bagaimana arah gaya-gaya tersebut bekerja pada benda tersebut. m. Persoalan nomor tiga belas mengenai tembok yang didorong namun tidak bergerak. Sebanyak 72 atau 51,43 siswa mengalami miskonsepsi, beberapa dari mereka berpikir bahwa tembok tidak bergerak karena tembok memberikan gaya yang lebih besar namun berlawanan arah. Ini menunjukan bahwa siswa tidak memahami dengan baik Hukum Newton III tentang aksi reaksi. n. Persoalan nomor empat belas mengenai gaya gesek pada kotak yang didorong namun tidak bergerak. Dari 140 siswa, 106 diantaranya atau sekitar 75,71 siswa mengalami miskonsepsi. Beberapa dari mereka berpikir bahwa gaya yang diberikan lebih kecil sehingga kotak tidak bergerak. Hal ini menunjukan bahwa siswa tidak mengerti bagaimana gaya gesek bekerja pada benda yang tidak bergerak. o. Persoalan nomor lima belas mengenai gaya normal yang bekerja pada benda di bidang miring, 85 atau 60,71 siswa mengalami miskonsepsi. Banyak siswa yang belum mengerti besarnya gaya normal, ada yang berpikir bahwa gaya normal dapat sama atau lebih besar dari berat benda. Hal ini karena siswa tidak tahu bagaimana persamaan rumus gaya normal di bidang miring. p. Persoalan nomor enam belas mengenai besarnya gaya yang diberikan pada kotak agar bergerak dengan kecepatankonstan. Dari 140 siswa, 81 atau 57,86 siswa mengalami miskonsepsi. Siswa mengalami miskonsepsi karena siswa belum memahami bagaimana gaya mempengaruhi kecepatan gerak benda. q. Persoalan nomor tujuh belas menganai gaya gesek pada benda yang sedang bergerak dilantai, banyak siswa tidak berpikir mengenai bagaimana proses gaya bekerja pada suatu benda. Dari 140 siswa, 38 atau 27,14 siswa mengalami miskonsepsi. Beberapa siswa berpikir bahwa gaya gesek akan menyebabkan benda langsung berhenti seketika. Hal ini terjadi karena siswa tidak melihat dan mengamati secara langsung peristiwa tersebut, sehingga mereka hanya menerka- nerka saja. r. Persoalan nomor delapan belas mengenai gaya yang bekerja pada bola tenis yang bergerak di udara setelah dipukul raket terdapat 77 atau 55 orang siswa yang mengalami miskonsepsi. Siswa yang mengalami miskonsepsi berpikir bahwa ketika bola tenis bergerak keatas dari tiga gaya yaitu: gaya dari raket, gaya gesek udara dan gaya gravitasi tidak semuanya bekerja pada bola tenis tersebut. Padahal ketiga gaya tersebut bekerja seluruhnya. s. Persoalan nomor sembilan belas mengenai arah gaya gesek sebanyak 80 atau 57,14 siswa mengalami miskonsepsi. Beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi berpikir bahwa gaya gesek searah dengan gerakan benda. Ini berarti siswa belum mengetahui bahwa gaya gesek bekerja berlawanan dengan gerak benda. t. Persoalan nomor dua puluh mengenai pasangan aksi reaksi pada dua buah balok, sebanyak 22,14 atau 31 siswa mengalami miskonsepsi banyak siswa belum mengerti bagaimana gaya-gaya tersebut bekerja pada balok dan belum bisa menunjukan mana gaya aksi dan mana gaya reaksi. Maka untuk mengatasi miskonsepsi tersebut guru harus bisa menunjukan bagaimana besaran-besaran tersebut bekerja.

D. PEMBAHASAN