Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data dalam menjawab suatu
masalah atau menguji suatu hipotesa. Setiap eksperimen harus dirancang terlebih dahulu kemudian di uji coba. Melatihkan
merencanakan suatu eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji suatu
hipotesa yang berhubungan dengan suatu konsep.
e. Penyajian Data
Keterampilan penyajian data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisia data, dan mendeskripsikan data.
Mendeskripsikan data dapat disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data yang telah dianalisa kemudian ditafsirkan menjadi
suatu kesimpulan dalam bentuk pernyataan.
3. Pentingnya Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran IPA
Keterampilan proses sains perlu dilatihkan dan dikembangkan dalam proses belajar mengajar IPA karena keterampilan proses memiliki
peranan penting dalam proses belajar mengajar IPA. Menurut Trianto 2012, terdapat beberapa peranan dari keterampilan proses sains, yaitu:
a Membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya. b Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan.
c Meningkatkan daya ingat siswa. d Memberikan kepuasan intrinsik bila anak telah berhasil melakukan
sesuatu. e Membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains.
Dengan menggunakan keterampilan proses sains akhirnya akan terjadi interaksi antara konsep, prinsip maupun teori yang telah
ditemukan atau dikembangkan dengan pengembangan keterampilan proses sains itu sendiri. Akibat dari interaksi tersebut, akan timbul sikap
dan nilai yang diperlukan dalam penemuan ilmu pengetahuan. Nilai ini meliputi: teliti, kreatif, tekun, tenggang rasa, tanggung jawab, kritis,
objektif, rajin, jujur, terbuka, dan disiplin. Dengan mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains, siswa akan mampu
menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangakan sikap nilai yang dituntut Trianto,
2012: 148.
B. Penjurusan IPA
Pada tingkat Sekolah Menengah Atas SMA, siswa mulai diperkenalkan dengan sistem penjurusan. Penjurusan merupakan suatu
proses penempatan dalam pemilihan program studi para siswa Ruslan, 1986: 13. Lebih lanjut Ruslan 1986: 14 mengemukakan beberapa tujuan
dilakukannya penjurusan di sekolah, yaitu: 1 Untuk mengelompokkan para siswa yang mempunyai kecakapan,
kemampuan, bakat, dan minat yang relatif sama. 2 Untuk membantu mempersiapkan para siswa dalam melanjutkan studi
dan memilih dunia kerjanya. 3 Untuk membantu meramalkan keberhasilan untuk mencapai prestasi
yang baik; dalam kelanjutan studi dan dunia kerjanya. 4 Untuk membantu memperkokoh keberhasilan, dan kecocokan atas
prestasi yang akan dicapai di waktu mendatang kelanjutan studi dan dunia kerja.
Pada umumnya sistem penjurusan di SMA terbagi atas tiga pilihan jurusan, yaitu jurusan Ilmu Pengetahuan Alam IPA, Ilmu Pengetahuan
Sosial IPS, dan Ilmu Bahasa. Salah satu keunggulan dari jurusan IPA yaitu siswa dapat memilih jurusan lain diluar IPA saat mereka memutuskan untuk