menempuh studi di Perguruan Tinggi dalam mempersiapkan karir mereka di masa depan.
Menurut Ruslan 1986: 37-38 bahwa keputusan suatu penjurusan sebaiknya didasari oleh beberapa hal, yakni:
a Atas kepentingan masa depan siswa bersangkutan. b Oleh pertimbangan kecakapan nyata prestasi belajar dan kecakapan
potensial Bakat c Tidak untuk kepentingan pribadi tertentu guru, siswa, orangtua, atau
sekolah. d Bila terjadi keterlambatan penjurusan bagi siswa yang dikarenakan
oleh hal-hal tertentu tidak melebihi tiga bulan setelah yang lainnya di juruskan.
e Bahwa keputusan terakhir adalah benar-benar final setelah melalui berbagai pertimbangan.
Hal-hal diatas hendaknya diperhatikan oleh pihak sekolah yang terlibat dalam penjurusan siswa, agar siswa dapat memilih karier yang tepat untuk
masa depannya sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya.
C. Siswa Jurusan IPA
Siswa adalah peserta didik yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang
dengan baik sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depannya Dirman: 2014, sedangkan jurusan IPA adalah salah satu program atau pilihan yang
disediakan dalam sistem penjurusan, sehingga dapat disimpulkan siswa jurusan IPA adalah peserta didik yang berada pada tingkat Sekolah
Menengah Atas SMA yang telah memilih jurusan di bidang Ilmu Pengetahuan Alam IPA.
Berdasarkan karakteristiknya, IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data
dengan eksperimen, pengamatan, dan penarikan kesimpulan untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya.
Terdapat tiga kemampuan dalam bidang kajian IPA, yaitu kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, kemampuan untuk memprediksi apa yang
belum diamati, serta dikembangkannya sikap ilmiah Trianto, 2012: 151. Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan
dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana”
tentang gejala alam sekitar malalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan
ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah mengidentifikasi masalah, menyusun hipotesa, melakukan eksperimen untuk menguji hipotesa atau
prediksi. Dalam belajar IPA siswa diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi siswa dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan
metode ilmiah Trianto, 2012: 152. Lebih lanjut Trianto 2012: 152 mengungkapkan bahwa pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu memahami alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”. Hal ini akan
membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Keterampilan untuk mencari tahu dan berbuat tersebut dikenal dengan
keterampilan proses sains yang meliputi mengamati, mengukur, menggolongkan,
mengajukan pertanyaan,
menyusun hipotesa,
merencanakan eksperimen, mengklasifikasikan, mengolah, dan menganalisis data, menggunakan peralatan sederhana serta mengkomunikasikan informasi
dalam berbagai cara, yaitu dengan gambar, lisan, tulisan, dan sebagainya. Dengan demikian, siswa yang telah memilih jurusan IPA dituntut untuk
tidak hanya memahami konsep-konsep dan fakta-fakta sains tetapi juga diharapkan dapat mengembangkan dan melakukan proses sains. Oleh karena
itu, siswa jurusan IPA diharapkan sudah memiliki kemampuan atau kecakapan mengenai keterampilan proses sains dengan baik.
16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Penelitian dengan metode survei merupakan
penelitian dengan menggunakan pertanyaan terstruktur atau sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh
dicatat, diolah, dan dianalisis Prasetyo, 2013:143. Jenis kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner tertutup. Kuesioner ini sudah disediakan
jawaban berupa pilihan ganda sehingga responden tinggal memilih. B.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015 dan dilakukan di kelas XI Jurusan IPA pada empat SMA di Yogyakarta SMA Negeri 6
Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, SMA Swasta IMMANUEL Yogyakarta, dan SMA Swasta PIRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 20142015.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa jurusan IPA kelas XI yang berjumlah 127 siswa dari empat SMA di Yogyakarta
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabelnya adalah keterampilan proses sains siswa jurusan IPA.