Pengiriman data ke LCD

3.2.1 Kontruksi tampungan cairan dan peristaltic pump.

Kontruksi tampungan cairan disertai peristaltic pump ditunjukan pada gambar 3.2. dibawah ini: Gambar 3.2. Tampungan cairan disertai dengan peristaltic pump Tampungan cairan berbentuk kubus disertai dengan peristaltic pump untuk memompa cairan dan terdapat sebuah reed switch sebagai sensor untuk menghitung konsumsi cairan. Terdapat pula sebuah gelas ukur untuk mencocokan hasil data yang diukur melalui peristaltic pump. Pada perancangan ini terdapat 2 buah kondisi yaitu kondisi stasioner, dan kondisi dinamis. Mesin pada kondisi dinamis maupun dalam keadaan stasioner, perhitungan nilai konsumsi cairan akan tetap menghitung banyak konsumsi cairan. Berbeda dengan perancangan perhitungan jarak, saat kondisi stasioner nilai jarak tempuh tidak terhitung. Sebuah pedal gas semakin ditekan maka aliran cairan yang keluar akan semakin banyak. Dalam hal ini reed switch di bagian casing motor pada peristaltic pump digunakan sebagai inputan data counter ke mikrokontroler. Banyaknya konsumsi cairan diukur melalui putaran baling-baling pada peristaltic pump . Satu putaran baling-baling mengaktifkan 3 satuan volume. Pengukuran cairan dilakukan dengan mengukur pulsa pada reed switch. Bentuk dan ukuran dimensi peristaltic pump ditunjukan pada gambar 3.3 dan gambar 3.4: Gambar 3.3. Bentuk dan ukuran dimensi peristaltic pump PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 3.4. Peristaltic Pump dilihat dari dimensi berbeda Bentuk pulsa reed switch dan gambar 1 satuan volume ditunjukan pada gambar 3.3 dibawah ini: Gambar 3.5. Bentuk pulsa pada reed switch dan 1 satuan volume pada peristaltic pump

3.2.2 Perancangan Pengukuran Jarak yang Ditempuh

Pada perancangan ini ketika mesin pada kondisi stasioner, motor DC tetap berputar namun optocoupler tidak aktif sehingga tidak menghitung jarak tempuh. Berbeda saat kondisi dinamis, motor DC berputar dan optocoupler aktif sehingga menghitung jarak tempuh. Terdapat sebuah tombol yang digunakan untuk merubah dari kondisi mesin stasioner ke kondisi dinamis. Sebelum tombol itu ditekan maka mesin akan dalam kondisi stasioner. Pada gambar 3.6 menunjukan sebuah prototype pedal gas yang dilengkapi sebuah pedal rem. Pedal gas menggunakan sebuah potensiometer untuk menggerakan putaran motor DC. Motor DC terhubung secara mekanik dengan sebuah rotary encoder yang memiliki jari-jari 15,9cm. Rotary encoder memiliki 10 lubang yang berfungsi inputan data untuk sensor optocoupler. Rotary encoder terbuat dari material almunium dan pedal rem dilengkapi dengan sebuah magnet. Rotary encoder yang berputar dapat berhenti dengan menekan pedal rem karena putaran almunium pada rotary encoder dapat berhenti oleh medan magnet pada pedal rem.