g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Remaja cenderung memandang dirinya sendiri dan orang
lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya. Remaja akan sakit hari dan kecewa apabila orang lain
mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri 1980:208.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah,
para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip yang melekat selama belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa
mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja
mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum minuman keras,
menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra
yang mereka inginkan 1980:209. 3. Tugas Perkembangan Masa Remaja
Menurut Hurlock 1980:209 tugas perkembangan pada masa remaja adalah:
a. Mampu menerima keadaan fisiknya sendiri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Menerima peran seks dewasa yang diakui oleh masyarakat baik bagi pria maupun wanita
c. Mempelajari hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis d. Mempersiapkan diri untuk memilih bidang pekerjaan atau karir
agar bisa mandiri secara ekonomi di masa yang akan datang e. Memiliki keterampilan intelektual dan kecakapan sosial
f. Membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan lingkungan g. Mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab
h. Mempersiapkan perkawinan dan memahami tugas-tugas yang ada di dalamnya serta tanggung jawab kehidupan berkeluarga
4. Kebahagiaan dalam Masa Remaja Menurut Hurlock 1980:239, remaja yang kurang mampu
menyesuaikan diri sejak masa kanak-kanak, cenderung paling tidak berbahagia dan tetap tidak berbahagia sepanjang tahun-tahun awal
masa remaja. Ketidakbahagiaan remaja lebih-lebih karena masalah- masalah pribadi daripada masalah-masalah lingkungan. Ia mempunyai
tingkat aspirasi tinggi, yang tidak realistik bagi dirinya sendiri, dan bila prestasinya tidak memenuhi harapan, akan timbul rasa tidak puas
dengan diri sendiri dan bersikap bahwa dirinya tidak mampu. Bilamana remaja cukup berhasil mengatasi masalah yang
dihadapi dan kepercayaan pada kemampuannya mengatasi masalah- masalah tanpa bantuan orang dewasa semakin meningkat, maka
periode tidak bahagia lambat laun berkurang. Pada saat pandangan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perbuatannya lebih seperti orang dewasa, berangsur-angsur rasa bahagia timbul menggantikan rasa tidak bahagia, dan tekanan serta
ketidakpuasan yang menandai awal masa remaja sebagian besar menghilang.
Kebahagiaan yang lebih besar, yang merupakan ciri akhir masa remaja, sebagian disebabkan karena remaja yang lebih tua diberi status
yang lebih
banyak dalam
usaha mempertahankan
tingkat perkembangannya dibandingkan ketika pada awal masa remaja. Hal
yang lebih penting lagi, ia lebih realistik akan kemampuannya dan meletakkan tujuan sesuai dengan apa yang bisa dicapai, ia terus
menerus berusaha dan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuannya dan ia menambah kepercayaan diri berdasarkan pengetahuan
mengenai keberhasilan di masa-masa lalu yang melawan perasaan- perasaan tidak mampu yang mengganggu pada saat ia lebih muda.
Kalau remaja realistik tentang derajat penerimaan yang dapat mereka capai, dan merasa puas pada orang-orang yang menerima
mereka dan menunjukkan kasih sayang pada orang-orang tersebut, kemungkinan untuk merasa bahagia pada masa remaja akan
meningkat. Kebutuhan remaja akan dukungan atau penerimaan, kasih sayang dan prestasi menjadi ketiga unsur kebahagiaan yang
bergantung pada lingkungan atau pada dirinya sendiri. Hal ini berlaku untuk semua usia, tetapi terutama bagi masa kanak-kanak dan masa
remaja, pada saat individu bergantung pada keluarganya dan tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat mengendalikan lingkungan seperti yang akan dapat dilakukan bila mencapai masa dewasa.
Kalau pengendalian yang diberikan oleh lingkungan sedemikian rupa sehingga memperbolehkan remaja memuaskan
kebutuhannya, ia akan bahagia sepanjang kebutuhannya bersifat realistik dalam arti sesuai dengan kemampuannya untuk memenuhi hal
tersebut. Sebagian besar remaja menjadi lebih realistik dengan berjalannya masa remaja, hal ini dapat menjelaskan mengapa ia
cenderung bahagia dan merasa lebih puas dengan kehidupannya dibandingkan ketika masih berada dalam periode tidak realistik dalam
awal masa remaja.
C. Hakikat Balai Pelayanan Sosial
1. Pengertian Balai Pelayanan Sosial
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, balai berarti gedung;rumah. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 39 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial, rehabilitasi sosial adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan
untuk memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat. Menurut
Pedoman Pelaksanaan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 53 Tahun 2013, balai pelayanan sosial adalahtempat pengasuhan,
perawatan dan
perlindungan untuk
memungkinkan seorang
penyandang masalah kesejahteraan sosial mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasarnya dan terjamin kelangsungan hidupnya.
Dari pengertian tersebut, balai pelayanan sosial dapat diartikan sebagai gedung atau rumah atau tempat yang digunakan untuk proses
refungsionalisasi dan pengembangan agar seseorang mampu untuk melaksanakan fungsi sosialnya secara normal dalam kehidupan
masyarakat.
2. Manfaat Balai Pelayanan Sosial Pelayanan sosial dimaksudkan untuk memulihkan dan
mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.
Pemulihan dan pengembangan sebagaimana dimaksud ditujukan untuk mengembalikan keberfungsian secara fisik, mental, dan sosial,
serta memberikan dan meningkatkan keterampilan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. 3. Sasaran Balai Pelayanan Sosial
Menurut Pedoman Pelaksanaan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 53 Tahun 2013, ada tiga sasaran yang bisa masuk ke dalam
balai pelayanan sosial, yaitu anak balita terlantar, anak terlantar dan lanjut usia terlantar. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
penelitian di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-
Mudi ” di Purworejo. Balai pelayanan sosial ini adalah balai khusus
anak terlantar.
4. Kriteria Anak yang Bisa Masuk ke Balai Pelayanan Sosial Menurut Pedoman Pelaksanaan Peraturan Gubernur Jawa Tengah
Nomor 53 Tahun 2013, seorang anak yang mengalami perlakuan salah dan ditelantarkan oleh orang tua atau keluarga karena faktpr-faktor
tertentu tidak dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun sosialnya.
a. Kriteria: 1 usia 7 sampai dengan 18 tahun
2 berasal dari keluarga miskin atau sangat miskin 3 anak yatim, piatu, yatim piatu terlantar
4 diterlantarkan atau mengalami perlakuan salah atau tidak diasuh dengan layak oleh orangtua atau keluarganya
5 tidak diketahui orangtua atau keluarganya 6 kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi secara layak
b. Jangka waktu pelayanan: 1 jangka waktu pelayanan yang dberikan bagi penerima manfaat
anak terlantar pada balai pelayanan sosial maksimal enam tahun. pada tingkat pendidikan slta diprioritaskan pada
sekolah kejuruan atau smk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 pada proses penanganan dan pelayanan, dilaksanakan kegiatan orientasi pada keluarga penerima manfaat dengan
maksud untuk mengetahui perkembangan kondisi kemampuan sosial ekonomi. Apabila keluarga penerima manfaat yang
bersangkutan dipandang telah mampu sosial ekonominya, maka penerima manfaat dikembalikan kepada keluarga untuk
melaksanakan fungsi pengasuhan secara mandiri. 5. Ba
lai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo
a. Sejarah singkat Pada tanggal 8 Mei Tahun 1949 oleh Social Zaken
didirikan Rumah Perawatan atau Balai Sosial Negara dengan nama Rumah Pendidikan Sosial “Wisma Joga” Kabupaten Purworejo
dengan sasaran penanganan multi layanan Bayi, Anak Terlantar, PGOT, dan Lansia. Pada tahun 1968 Rumah Pendidikan Sosial
“Wisma Joga” Purworejo oleh Kantor Sosial Kanso Purworejo dikhususkan untuk menangani anak terlantar dengan nama Panti
Asuhan “Wiloso Muda Mudi” Purworejo. Pada tahun 2008 berdasar Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 50 tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah menjadi Satuan Kerja Satker
UPT Panti Asuhan “Kumuda Putra Putri” Magelang dengan nomen
klatur “ SATKER Panti Asuhan “Wiloso Muda Mudi” Purworejo; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terhitung mulai 1 Januari tahun 2011, berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor : III tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah ditetapkan menjadi Balai Rehabilitasi Sosial Balai Resos
“Wiloso Muda Mudi” Purworejo dengan Unit Rehabilitasi Sosial Unit Resos “Mardi Guno” Kebumen. Sejak tahun 2015 Balai
Rehabilitasi Sosial “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo berganti nama men
jadi Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda- Mudi” Purworejo.
b. Visi dan misi 1 Visi
Terwujudnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS di Jawa Tengah yang Semakin Mandiri dan Sejahtera.
2 Misi a Menyelenggarakan opersasional pelayanan Rehabilitasi
Sosial system kelembagaaninstitusi dan multi layanan sesuai standar pelayanan dan tahapan proses pertolongan
pekerjaan sosial b Membentuk karakter anak balai resos yang : sehat jasmani
dan rohani, bertaqwa, jujur, bertanggung jawab, toleran, cerdas, terampil.
c Meningkatkan kualitas pelaksanaan pelayanan rehabilitasi sosial agar lebih efektif, inovatif dan akuntabel
1 Meningkatkan partisipasi sosial masyarakat dalam usaha penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial
bagi anak
asuhanak terlantar
dan Pengemis
Gelandangan dan Orang Terlantar PGOT 2 M
enjadikan Balai Resos “Wiloso Muda Mudi” Purworejo dan Unit Resos “Mardiguno” Kebumen
sebagai pusat rujukan dan informasi pelayanan rehabilitasi sosial asuhan anakanak terlantar dan PGOT
serta tempat
pengkajian pengembangan
usaha kesejahteraan sosial.
c. Susunan organisasi dan tugasnya Di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-
Mudi” Purworejo ini terdapat lima susunan organisasi yang ditugaskan untuk mengurus balai, yakni:
1 Kepala balai Kepala balai mempunyai tugas memimpin pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi dari balai. 2 Sub bagian tata usaha
Sub bagian tata usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan program,
kepegawaian, keuangan,
ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan balai. 3 Seksi penyantunan