Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang sangat tinggi, tinggi, dan sedang. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa baik remaja putra
maupun remaja putri memiliki kemampuan evaluasi diri yang baik terhadap dirinya sendiri karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa kebanyakan remaja putra dan remaja putri memiliki kesejahteraan psikologis di kategori sangat tinggi dan tinggi, hasil penelitian ini juga
mendukung hasil penelitian dari Ryff bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan diantara pria dan wanita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh remaja yang berada di balai memiliki kesejahteraan psikologis yang baik, artinya para
remaja sudah memiliki penilaian yang positif terhadap segala sesuatu yang terjadi disepanjang hidupnya. Remaja telah diajarkan untuk dapat
menentukan hidupnya sendiri dan hidup mandiri. Remaja-remaja tersebut diberikan tugas-tugas harian serta pelatihan dan keterampilan saat ada di
balai. Kemampuan para remaja yang cukup berhasil mengatasi masalah yang dihadapi dan kepercayaan pada kemampuannya mengatasi masalah-
masalah juga memungkinkan secara tidak langsung para remaja di balai mampu mengolah diri mereka menjadi lebih baik dan memperoleh
kesejahteraan psikologis yang baik pula. Menurut Ryff 1996 , dalam kondisi lingkungan seperti apapun apabila individu memiliki kemampuan
untuk mengelola lingkungan, mampu mengontrol susunan yang kompleks yang ada diluar diri, memanfaatkan segala kemungkinan yang ada
dilingkungan sekitar secara efektif, mampu untuk menciptakan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengelola keadaan yang cocok bagi kebutuhan dan nilai-nilai pribadi, maka individu tersebut mampu memiliki kesejahteraan psikologis.
Kebanyakan para remaja yang berada di balai adalah anak terlantar dimana lingkungan asal mereka berbeda dengan lingkungan di balai, sehingga hal
ini membuat para remaja di balai harus bisa beradaptasi dengan lingkungan mereka.
Ada beberapa kemungkinan para remaja di balai bisa memperoleh kesejahteraan psikologis yang baik. Pertama, para remaja ini tinggal
bersama di balai walaupun mereka adalah pendatang dari berbagai daerah kecil di sekitar Purworejo. Para remaja di balai diwajibkan untuk
melaksanakan kegiatan seperti piket harian dan kerja bakti, sehingga secara tidak langsung kegiatan ini menciptakan suatu hubungan dari satu
orang dengan orang yang lain di balai termasuk dengan para pengasuh. Ryff 1996 mengatakan bahwa hubungan yang hangat bisa menciptakan
sikap empati, hubungan pertemanan yang lebih dalam, dan memunculkan kasih sayang dengan sesama yang lebih besar. Menurut Ryff 1996,
memiliki suatu hubungan yang hangat dengan orang lain itu sangat penting, karena hubungan yang hangat dengan orang lain juga
menandakan sebagai suatu bentuk kedewasaan seorang individu terutama dalam mencapai kesejahteraan psikologis, sehingga hal ini juga menjadi
suatu hal yang mungkin membuat kesejahteraan psikologis para remaja di balai menjadi baik.
Kedua , para remaja yang berada di balai ini diwajibkan untuk
mandiri dan bertanggung jawab akan diri mereka sendiri terutama dalam menentukan pilihan. Baik dari hal berangkat sekolah, belajar, mencuci,
membereskan tempat tidur, menentukan pilihan SMK mana yang akan mereka pilih, lalu pekerjaan apa yang akan mereka pilih ketika sudah lulus
SMK dan keluar dari balai. Segala keputusan ada ditangan para remaja ini walaupun di balai diberikan berbagai macam pelayanan. Ryff 1996
mengatakan bahwa seseorang mampu memperoleh kesejahteraan psikologis karena mampu mengevaluasi dirinya sendiri dengan standar-
standar yang telah ditentukan oleh individu itu sendiri dan mampu menentukan pilihan hidupnya di masa yang akan datang sehingga
membuat kehidupan yang sekarang menjadi lebih kreatif, semangat dan produktif.
Ketiga , pada penelitian ini kebanyakan remaja yang ada di balai
adalah anak terlantar dimana para remaja tersebut masih memiliki keluarga, tetapi keluarga tersebut tidak mampu memberikan kebutuhan di
bidang ekonomi dan pendidikan kepada anak sehingga dititipkan di balai. Di balai ini banyak fasilitas yang mendukung keseharian para remaja ini,
seperti tempat tidur, kipas angin, komputer, jaringan internet, makan tiga kali sehari sesuai dengan asupan gizi, dan perlengkapan sekolah. Ryff
1996 mengungkapkan bahwa kesejahteraan psikologis juga dipengaruhi oleh penghasilan seseorang dimana hal tersebut dapat mempengaruhi
enam dimensi kesejahteraan psikologis The National Survey of Families PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
and Households . Semakin tinggi tingkat penghasilan, semakin tinggi pula
kesejahteraan psikologis yang diperoleh, begitu pula sebaliknya. Hal tersebut bisa sejalan dengan hasil penelitian ini dimana remaja di balai
bisa memperoleh kesejahteraan psikologis yang baik karena terpenuhinya kebutuhan mereka untuk hidup dan sekolah dan fasilitas yang tidak
didapatkan dari keluarga mereka tapi bisa mereka dapatkan di balai. Hasil penelitian ini bisa tidak sejalan sebagaimana yang
diungkapkan oleh Ryff dengan dugaan awal peneliti. Hal tersebut bisa muncul apabila ternyata fasilitas yang ada di balai bukan penyebab
kesejahteraan psikologis remaja di balai baik. Peneliti mendasarkan dugaan tersebut berdasarkan pemahaman bahwa anak yang berada di balai
adalah anak yang berkekurangan secara ekonomi, tetapi ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki taraf ekonomi
rendah juga mampu memiliki kesejahteraan psikologis yang baik. Dari beberapa kemungkinan tersebut, muncul juga penemuan
bahwa beberapa tugas perkembangan menurut Hurlock 1980 sedang dalam proses pencapaian oleh para remaja di balai. Tugas perkembangan
yang bisa dilihat adalah mempelajari hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis, memiliki keterampilan intelektual dan kecakapan
sosial serta mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab, mempersiapkan diri untuk memilih bidang pekerjaan atau karir agar bisa
mandiri secara ekonomi di masa yang akan datang, dan membentuk nilai- nilai yang sesuai dengan lingkungan.
Menurut Hurlock 1980:239, remaja yang kurang mampu menyesuaikan diri sejak masa kanak-kanak, cenderung paling tidak
berbahagia dan tetap tidak berbahagia sepanjang tahun-tahun awal masa remaja. Ketidakbahagiaan remaja lebih-lebih karena masalah-masalah
pribadi daripada masalah-masalah lingkungan. Ia mempunyai tingkat aspirasi tinggi, yang tidak realistik bagi dirinya sendiri, dan bila
prestasinya tidak memenuhi harapan, akan timbul rasa tidak puas dengan diri sendiri dan bersikap bahwa dirinya tidak mampu. Oleh karena itu hal
ini memunculkan kemungkinan bahwa beberapa remaja yang memiliki kesejahteraan psikologis pada kategori sedang dikarenakan individu
tersebut memiliki kemampuan evaluasi diri yang kurang baik. Adapun hal yang menjadi dugaan peneliti terkait dengan hasil
penelitian ini karena hasil penelitian tersebut berbanding terbalik dengan pengamatan peneliti semula bahwa tingkat kesejahteraan psikologis
remaja di balai berada di kategori sedang ke bawah. Pada informasi awal yang diperoleh peneliti melalui wawancara kepada tiga responden di balai
terungkap bahwa perhatian pengasuh sebagai pengganti orangtua para remaja masih dianggap kurang. Hal tersebut mungkin terjadi karena para
pengasuh memenuhi kewajiban untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka dikantor dimana para pengasuh bekerja sebagai pegawai negeri dan juga
memiliki tanggungjawab kepada kepala balai dan pemerintah. Hal tersebut bertolak belakang dengan tingkat kesejahteraan psikologis para remaja
yang menunjukkan hasil baik, padahal segala kegiatan, fasilitas dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI