Pengertian Balai Pelayanan Sosial

1 Meningkatkan partisipasi sosial masyarakat dalam usaha penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak asuhanak terlantar dan Pengemis Gelandangan dan Orang Terlantar PGOT 2 M enjadikan Balai Resos “Wiloso Muda Mudi” Purworejo dan Unit Resos “Mardiguno” Kebumen sebagai pusat rujukan dan informasi pelayanan rehabilitasi sosial asuhan anakanak terlantar dan PGOT serta tempat pengkajian pengembangan usaha kesejahteraan sosial. c. Susunan organisasi dan tugasnya Di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda- Mudi” Purworejo ini terdapat lima susunan organisasi yang ditugaskan untuk mengurus balai, yakni: 1 Kepala balai Kepala balai mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari balai. 2 Sub bagian tata usaha Sub bagian tata usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan program, kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan balai. 3 Seksi penyantunan Seksi penyantunan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan kegiatan penyantunan untuk memenuhi kebutuhan dasar seseorang agar dapat hidup secara layak bagi kemanusiaan. 4 Seksi bimbingan sosial Seksi bimbingan sosial mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan berbagai bentuk kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh pekerja sosial untuk membantu klien baik individu, kelompok maupun masyarakat dalam meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan, memecahkan masalah, serta menjalin dan mengendalikan hubungan-hubungan sosial mereka dalam lingkungan sosialnya. 5 Kelompok jabatan fungsional Kelompok jabatan fungsional khusus mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing- masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. d. Lingkungan fisik Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda- Mudi” Purworejo Di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda- Mudi” Purworejo terdapat keseluruhan bangunan terdiri dari satu lantai termasuk bangunan yang baru, karena dua tahun yang lalu mengalami pemugaran. Fasilitas yang ada di balai yaitu, asrama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk penerima manfaat yang terdiri atas tiga asrama putra dan tujuh asrama putri dimana tiap asrama berkapasitas sepuluh orang, kamar mandi dan toilet untuk penerima manfaat yang jumlahnya banyak namun agak kurang terawat, kantor sekretariat balai, rumah dinas bagi kepala balai dan pengasuh, ruang tata usaha, ruang bimbingan sosial, ruang penyantunan, ruang logistik, lapangan serbaguna untuk kegiatan luar ruangan, ruang makan, mushola, aula, ruang belajar, satu unit komputer, jaringan internet, kipas angin, dan printer.

D. Kerangka Berpikir

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai kerangka berpikir peneliti. Kesejahteraan psikologis mempunyai enam dimensi. Keenam dimensi tersebut harus berkembang dengan baik dalam diri seseorang agar bisa dikatakan sejahtera secara psikologis. Tetapi ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang, ada faktor internal maupun faktor eksternal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Ryff 1989, ada 6 dimensi kesejahteraan psikologis: 1. Penerimaan Diri 2. Hubungan yang Positif dengan Orang Lain 3. Otonomi 4. Penguasaan Terhadap Lingkungan 5. Tujuan Hidup 6. Pertumbuhan Pribadi Individu Memiliki Tingkat Kesejahteraan Psikologis yang Tinggi Individu Memiliki Tingkat Kesejahteraan Psikologis yang Rendah Faktor Internal Faktor Eksternal Faktor Internal Faktor Eksternal 34

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini, memuat jenis penelitian, subjek penelitian, variabel atau objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, teknik pengumpulan data, analisis butir, instrumen penelitian, analisis butir, reliabilitas instrumen dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono, 2012: 7, metode kuantitatif disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah atau scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit atau empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. B. Subjek Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian populasi. Populasi penelitian ini adalah 100 orang remaja Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda- Mudi” di Purworejo dengan rentang usia 12-17 tahun yang menjadi penerima manfaat di balai tersebut. Data dalam penelitian ini didapat melalui pemberian kuesioner kepada 100 responden yang menjadi penerima manfaat di Balai Pelayanan Sosial Asuhan An ak ”Wiloso Muda-Mudi” Purworejo. Berikut dipaparkan jenis kelamin dari responden penelitian: Tabel 3.1 Jumlah Penerima Manfaat di Balai Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1. Laki-laki 30 30 2. Perempuan 70 70 Jumlah 100 100 Penerima manfaat ini berasal dari dua tingkatan sekolah yang berbeda, yaitu SMP dan SMK, berikut dipaparkan tingkatan sekolah responden: Tabel 3.2 Jumlah Penerima Manfaat Berdasarkan Tingkatan Sekolah No. Jenis Kelamin Jumlah Responden di Tingkat SMP Jumlah Responden di Tingkat SMK Jumlah Keseluruhan 1. Laki-laki 5 25 30 2. Perempuan 6 64 70 Jumlah 11 89 100 Penerima manfaat yang ada di balai ini pada dasarnya adalah anak terlantar. Anak-anak tersebut ada yang menjadi korban pengabaian di keluarga, keluarga yang broken home dan ada pula yang memang keluarganya tidak mampu secara ekonomi sehingga anaknya dimasukkan ke balai. Ada tiga macam status penerima manfaat di balai yaitu yatim, yatim piatu dan terlantar. Berikut dipaparkan data status penerima manfaat: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.3 Jumlah Penerima Manfaat Berdasarkan Status Di Balai No. Jenis Kelamin Yatim Yatim Piatu Terlantar Jumlah Keseluruhan 1. Laki-laki 4 26 30 2. Perempuan 18 1 51 70 Jumlah 22 1 77 100

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama periode KKN dan pengumpulan data dilakukan pada tanggal 14 April sampai dengan 17 April 2016 di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Wiloso Muda-Mudi” Purworejo yang beralamatkan di Jl.Urip Sumoharjo No. 76 Purworejo. D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono, 2012. 2. Instrumen Penelitan Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Kesejahteraan Psikologis. Kuesioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan enam dimensi kesejahteraan psikologis menurut Ryff 1989, yaitu penerimaan diri, hubungan yang positif dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Dalam kuesioner disediakan empat alternatif jawaban, yaitu sangat setuju SS, setuju S , tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Masing-masing alternatif jawaban juga mempunyai skor berbeda sesuai dengan masing-masing jenis item. Jenis item kuesioner ada dua, yaitu favorable dan unfavorable. Berikut akan dipaparkan skor alternatif jawaban berdasarkan jenis item kuesioner: Tabel 3.4 Skor Alternatif Jawaban Kuesioner Kesejahteraan Psikologis No. Alternatif Jawaban Skor Item Favorable Item Unfavorable 1. Sangat Setuju SS 4 1 2. Setuju S 3 2 3. Tidak Setuju TS 2 3 4. Sangat Tidak Setuju STS 1 4 Berikut ini juga dipaparkan kisi-kisi kuesioner Kesejahteraan Psikologis yang digunakan dalam penelitian ini: