Kota Surabaya Penyajian Data

Tabel 4.1 Usia Responden No Keterangan Frekuensi 1 20-25 19 19 2 26-30 21 21 3 31-35 8 8 4 36-40 16 16 5 41-45 15 15 6 46-50 11 11 7 51-60 10 10 Jumlah 100 100 Sumber : kuisioner no 1.2 Dari tabel 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa usia responden dalam penelitian ini bersifat heterogen mulai dari 20 tahun hingga 60 tahun. Responden terbanyak yaitu responden dengan usia 26 – 30 tahun yaitu sebanyak 21 . 19 responden berusia 20 – 25 tahun. Selanjutnya dengan usia terbanyak kedua yaitu 36-40 tahun yaitu sebanyak 16 . Kemudian untuk usia 41-45 tahun sebanyak 15 . Sebanyak 11 responden berusia 46 – 50 tahun. Usia responden antara 51 – 60 tahun adalah 10 . Dan yang terakhir adalah berusia 31-15 tahun yaitu 8 . Sehingga dari data tersebut dapat dikategorikan bahwa ibu – ibu rumah tangga yang menjadi responden terbanyak dalam penelitian ini adalah dengan kisaran usia 26 – 30 tahun.

4.3.1.2 Tingkat Pendidikan Responden

Responden dalam penelitian ini adalah ibu – ibu rumah tangga di Surabaya. Tingkat pendidikan ibu – ibu rumah tangga di Surabaya dapat dijabarkan sebagai berikut : Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden No Keterangan Frekuensi 1 Tamat SD 20 20 2 Tamat SLTP 10 10 3 Tamat SMU 41 41 4 Akademi Diploma 7 7 5 Sarjana 22 22 Jumlah 100 100 Sumber : Kuisioner no 1.4 Dari table 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini bersifat heterogen mulai dari tamat SD hingga Sarjana. Responden terbanyak yaitu responden dengan tingkat pendidikan tamat SMU yaitu 41. Selanjutnya yang kedua yaitu responden dengan tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 22. Untuk responden dengan tingkat pendidikan tamat SD yaitu sebanyak 20. Kemudian responden dengan tingkat pendidikan tamat SLTP sebanyak 10. Dan yang terakhir jumlah responden paling kecil dengan tingkat pendidikan Akademi Diploma sebanyak 7. Sehingga dari data tersebut dapat dikategorikan bahwa ibu – ibu rumah tangga yang menjadi responden terbanyak peneliti adalah dengan tingkat pendidikan Tamat SMU yaitu sebanyak 41 dari jumlah total 100 responden. Sehingga ibu – ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan Tamat SMU cenderung lebih sering menonton, membaca, dan mendengarkan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa.

4.3.2 Terpaan Pemberitaan Meledaknya Tabung Gas LPG di Media Massa

Terpaan disini yang dimaksud adalah kegiatan menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media elektronik, media cetak, ataupun internet. Terpaan pemberitaan terdiri dari frekuensi tingkat keseringan dalam menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Serta durasi yaitu lama waktu menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Terpaan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa dituangkan dalam dua pertanyaan di kuisioner. Yang terdiri dari pernyataan berapa kali menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa dalam satu bulan terakhir. Serta berapa menit waktu yang dibutuhkan dalam menonton, membaca, melihat, dan mendengar satu pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. 4.3.2.1 Frekuensi Menonton, Membaca, Melihat, dan Mendengar Pemberitaan Meledaknya Tabung Gas LPG di Media Massa Pertanyaan untuk menentukan frekuensi digolongkan dalam pertanyaan terbuka yaitu dengan tidak memberikan pilihan jawaban kepada responden. Responden diberi kebebebasan untuk menentukan seberapa sering menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa dalam satu bulan terakhir,yaitu terhitung pada bulan Agustus – September. Peneliti tidak mememberikan pilihan jawaban dikarenakan tidak dapat dipastikan berapa kali sudah diberitakan peristiwa meledaknya tabung gas LPG di media massa. Untuk mempermudah dalam mengukur frekuensi menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa, maka ditetapkan interval dari tiap jawaban yang ada dengan menggunakan rumus : I = Jarak pengukuran R Jarak Interval Kelas K Dengan R = Frekuensi Menonton Tertinggi – Frekuensi Menonton TerendaH Dari jawaban dari responden diketahui frekuensi menonton tertinggi dalam satu bulan terakhir adalah 19 kali, sementara frekuensi menonton terendah dalam satu bulan terakhir adalah 1 kali. Sehingga dari data tersebut maka penghitungan frekuensi dapat ditentukan sebagai berikut : I = 19 – 1 3 = 18 = 6 3 Jadi interval untuk mengukur jawaban responden terdiri dari : 1 - 6 Kali  Rendah 7 - 12 Kali  Sedang 13 – 19 Kali  Tinggi Kategori frekuensi mulai dari frekuensi tertinggi hingga terendah kemudian di beri skor. Yaitu untuk frekuensi tinggi diberi skor 3, skor frekuensi sedang diberi skor 2, kemudian frekuensi rendah diberi skor 1. Selanjutnya frekuensi jawaban responden dalam menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa dapat dilihat dari tabel sebagai berikut : Tabel 4.3 Frekuensi Menonton, Membaca, Melihat, dan Mendengar Pemberitaan Meledaknya Tabung Gas LPG di Media Massa No Keterangan Frekuensi 1 1-6 kali 69 69 2 7-12 kali 26 26 3 13-18 kali 5 5 Jumlah 100 100 Sumber : Pernyataan Kuisioner No. 3.1 Dari tabel di atas maka dapat dilihat dalam satu bulan terakhir sebanyak 69 dari 100 ibu – ibu rumah tangga yang menjadi responden melakukan kegiatan menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa sebanyak 1-6 kali. Selanjutnya 26 dari 100 responden ibu – ibu rumah tangga menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa dalam satu bulan terakhir sebanyak 7-12 kali. Dan yang terakhir 5 dari 100 responden ibu – ibu rumah tangga menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa dalam satu bulan terakhir sebanyak 13-18 kali. Sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa frekuensi menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa dalam satu bulan terakhir pada ibu – ibu rumah tangga tergolong rendah. Sebagaimana yang ditetapkan interval 1 – 6 kali tergolong frekuensi menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa yang rendah 4.3.2.2 Durasi Menonton, Membaca, Melihat, dan Mendengar Pemberitaan Meledaknya Tabung Gas LPG di Media Massa Pertanyaan berkenaan dengan durasi membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa disajikan dalam bentuk pertanyaan tertutup. Yaitu responden diberi kebebasan untuk menentukan berapa menit waktu yang diperlukan untuk, membaca, melihat, dan mendengar satu pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Untuk mempermudah pengukuran, maka akan ditetntukan terlebih dahulu interval berapa menit waktu yang diperlukan responden dengan melihat jawaban dari responden. Penetapan interval ini ditentukan dengan menggunakan rumus : I = Jarak pengukuran R Jarak Interval Kelas K Dengan R = Durasi Menonton Tertinggi – Durasi Menonton TerendaH Dari jawaban responden diketahui bahwa waktu tertinggi yang dibutuhkan oleh responden pada satu pemberitaan adalah 30 menit. Sementara durasi terendah yaitu 1 menit. Durasi tertinggi dan terendah ini dapat dilihat dari beberapa jawaban yang diberikan oleh responden pada item pertanyaan terbuka berkenaan dengan indikator durasi Sehingga berdasarkan rumus tersebut : I = 30 – 1 3 = 29 = 9,7 dibulatkan menjadi 10 3 Interval untuk menentukan tinggi rendahnya durasi yaitu : 1 - 10 menit  Rendah 11 - 20 menit  Sedang 21 – 30 menit  Tinggi Kategori durasi mulai dari durasi tertinggi hingga terendah kemudian di beri skor. Yaitu untuk durasi tinggi diberi skor 3, skor durasi sedang diberi skor 2, kemudian durasi rendah diberi skor 1. Selanjutnya durasi jawaban responden dalam menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa dapat dilihat dari tabel sebagai berikut : Tabel 4.4 Durasi Menonton, Membaca, Melihat, dan Mendengar Pemberitaan Meledaknya Tabung Gas LPG di Media Massa No Keterangan Frekuensi 1 1 – 10 menit 87 87 2 11 – 20 menit 6 6 3 21 – 30 menit 7 7 Jumlah 100 100 Sumber : Pernyataan Kuisioner No. 3.2 Dari tabel di atas maka dapat dilihat rata – rata durasi ibu – ibu rumah tangga yang menjadi responden menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa yaitu 1 – 10 menit yaitu sebanyak 87 dari total 100 responden. Kemudian untuk durasi 21 – 30 menit diperlukan sebanyak 7 dari 100 responden. Dan yang terakhir 6 dari 100 responden membutuhkan waktu 11-20 menit untuk menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Sehingga dapat diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan oleh ibu – ibu rumah tangga untuk menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa tergolong rendah. Sebagaimana mengingat keterbatasan waktu yang di miliki oleh responden untuk menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa secara lebih mendetail dan mendalam. Kemudian dari hasil penghitungan frekuensi dan durasi menonton, membaca, melihat, dan mendengar pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa, maka dapat diketahui bahwa terpaan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa adalah variabel X Jumlah nilai X dapat dilihat dilampiran 1 . Terpaan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa digolongkan dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang, rendah yang ditetapkan berdasarkan jumlah skor dari masing – masing responden. Rumus yang digunakan yaitu : Rrange=skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah Jenjang yang diinginkan Keterangan : a. Skor tertinggi diperoleh melalui hasil perkalian dari pemberian skor tertinggi dikalikan dengan jumlah keseluruhan item yang terdapat dalam kuisioner. b. Skor terendah diperoleh melalui hasil perkalian dari pemberian skor dengan nilai terendah dikalikan dengan jumlah keseluruhan item dalam kuisioner. c. Jenjang yang diinginkan sebanyak 3 yang dijadikan dalam bentuk Tinggi, Sedang, dan Rendah. Dari hasil penghitungan frekuensi dan durasi maka ditetapkan bahwa skor tertinggi adalah 3 dan skor jawaban terendah 1. Total item pertanyaan untuk mengukur terpaan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa adalah 2 item. Sehingga hasil penghitungan dengan menggunakan rumus diatas adalah : Skor Tertinggi = 3 x 2 = 2 Skor Terendah = 1 x 2 = 6 R = 6 – 2 3 = 1,6 dibulatkan menjadi 2 Jadi batasan skor untuk variabel X yaitu terpaan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa adalah : Jumlah skor 2 – 3  Kategori Rendah Jumlah skor 4 – 5  Kategori Sedang Jumlah Skor 6-12  Kategori Tinggi Selanjutnya terpaan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massavariabel X dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.5 Terpaan Pemberitaan Meledaknya Tabung Gas LPG di Media Massa No Keterangan Frekuensi 1 Tinggi 6-12 3 3 2 Sedang 4 – 5 9 9 3 Rendah 2 – 3 88 6 Jumlah 100 100 Sumber : Pernyataan Kuisioner No. 3.1, 3.2, dan Lampiran 1 dan Lampiran 4 Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa terpaan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa tergolong rendah karena dari hasil penghitungan didapatkan hasil bahwa hampir 88 dari 100 responden dengan jawaban 2-3. Selanjutnya 9 dari 100 responden tergolong sedang. Dan yang terakhir 3 dari 100 responden tergolong tinggi. Faktor yang menyebabkan rendah nya variabel terpaan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa yaitu rata – rata responden memiliki kesibukan yang lebih penting dibandingkan dengan hanya menonton, membaca, serta mendengarkan pemberitaan tersebut. Misalnya mereka harus bekerja sebagai carier women, mengerjakan pekerjaan rumah, menjaga dan memenuhi kebutuhan anak, serta berbagai kegiatan lain yang menurut mereka lebih jauh lebih penting. Kemudian juga ada sebuah faktor yaitu ibu – ibu rumah tangga cenderung melakukan proteksi diri agar tidak merasa cemas dengan sengaja menghindar untuk menonton, membaca, dan mendengarkan berbagai terpaan pemberitaan tersebut karena merasa media massa kadang terlalu berlebih – lebihkan dalam mengemas pemberitaan. Hal tersebut diantaranya adalah beberapa analisis yang mayoritas diberikan oleh responden dalam jawaban kuisioner. 4.3.3 Tingkat Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga di Surabaya Terhadap Pemberitaan Meledaknya Tabung Gas LPG di Media Massa. Tingkat kecemasan disini di maksudkan sebagai bentuk ketakutan ibu – ibu rumah tangga yang berkembang menjadi rasa cemas terhadap ancaman meledaknya tabung gas LPG yang marak terjadi. Kecemasan cenderung bentuk luapan emosional negatif ibu – ibu rumah tangga yang disebabkan adanya terpaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Dalam mengukur tingkat kecemasan ini dikembangkan 11 item pertanyaan dalam kuisioner yang dikembangkan dari item indikator tentang kecemasan yang sudah ditetapkan sebelumnya.Jenis pertanyaann nya yaitu pertanyaan terbuka yaitu dengan memberikan pilihan jawaban Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju, serta pertanyaan terbuka yaitu untuk memberikan alasan akan pilihan pada jawaban tertutup. Pertanyaan terbuka ini nantinya akan berperan dalam memberikan analisis bagi peneliti. Masing – masing jawaban responden terhadap 11 item pertanyaan adalah : 4.3.3.1 Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Adanya Perasaan Sangat Khawatir Peristiwa Meledaknya Gas LPG Terjadi Kepada Mereka. Pertanyaan pada item no 3.1 ini dikembangkan dari indicator perasaan yang sangat khawatir yang berlebihan peristiwa ledakan menimpa mereka setelah terpaan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Berikut ini adalah hasil dari pertanyaan item 3.1 : Tabel 4.6 Jawaban Responden Mengenai Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Adanya Perasaan Sangat Khawatir Peristiwa Meledaknya Gas LPG Terjadi Kepada Mereka NO Keterangan Frekuensi 1 Sangat Setuju 35 35 2 Setuju 48 48 3 Tidak Setuju 13 13 4 Sangat Tidak Setuju 4 4 Jumlah 100 100 Sumber : Pertanyaan Item 3.1 Dari jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa 35 dari 100 responden menjawab sangat setuju. Ini berarti 35 responden merasa sangat khawatir peristiwa meledaknya tabung gas LPG terjadi kepada mereka setelah adanya pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Dari alasan yang dipaparkan oleh responden, rasa khwatir yang berlebih muncul dikarenakan media massa memberitakan nya secara berlebihan. Kadang terlalu mengexphose korban – korban nya dan rata – rata ibu rumah tangga sehingga timbul perasaan khawatir yang berlebihan. Selanjutnya 48 dari 100 responden memilih jawaban setuju. Ini berarti sebanyak 48 responden merasa khawatir yang tidak berlebihan peristiwa meledaknya tabung gas LPG terjadi kepada mereka. Dari alasan yang dipaparkan oleh responden melalui pertanyaan terbuka, rata – rata mereka menjawab jika sudah sepantasnya ada kekhawatiran karena memang LPG jika tidak digunakan sebagaimana mestinya berpotensi meledak. 13 dari 100 responden memilih jawaban tidak setuju. Ini berarti mereka merasa tidak khawatir peristiwa meledaknya tabung gas LPG terjadi kepada mereka pasca pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Alasan dari responden mengatakan rasa khawatir akan membuat kita tidak nyaman dan justru mempersulit mereka dalam menggunakan tabung gas LPG. Padahal situasi saat ini gas LPG memang sudah menjadi kebutuhan utama karena minyat tanah sudah sangat susah dan kalaupun ada sangat mahal harganya. Selanjutnya 4 dari 100 responden memilih jawaban sangat tidak setuju. Ini berarti mereka sangat merasa tidak khawatir peristiwa meledaknya tabung gas LPG pasca pemberitaan di media massa. Rata – rata responden yang memberikan alasan mengatakan bahwa terjadi atau tidaknya peristiwa meledaknya tabung gas LPG diibaratkan sudah takdir yang tidak bisa ditolak. Sehingga ada atau tidaknya pemberitaan tidak berpengaruh. Mereka hanya berusaha berdoa sebelum memakai tabung gas LPG semoga tidak meledak. Sehingga dapat diketahui bahwa dari pertanyaan item 3.1 ibu – ibu rumah tangga merasa khawatir yang tidak berlebihan peristiwa meledaknya tabung gas LPG terjadi kepada mereka pasca pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. 4.3.3.2 Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Merasa Sangat Takut dan Tubuh Gemetar Ketika Mulai Menyalakan Kompor Gas LPG. Pertanyaan berkenaan dengan rasa takut dan tubuh gemetar ketika mulai menggunakan kompor gas pasca pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa merupakan pertanyaan yang dikembangkan dari indikator perasaan takur yang berlebihan sehingga tubuh gemetar. Berikut ini jawaban responden terhadap pertanyaan item 3.2 : Tabel 4.7 Jawaban Responden Mengenai Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Adanya Perasaan Sangat Takut dan Tubuh Gemetar Ketika Mulai Menggunakan Kompor Gas LPG NO Keterangan Frekuensi 1 Sangat Setuju 19 19 2 Setuju 31 31 3 Tidak Setuju 43 43 4 Sangat Tidak Setuju 7 7 Jumlah 100 100 Sumber : Pertanyaan Item 3.2 Dari jawaban responden diatas menunjukkan bahwa 19 dari 100 responden memilih jawaban sangat setuju. Ini menunjukkan bahwa 19 responden merasa sangat takut dan tubuh gemetar ketika mulai menggunakan kompor gas. Rata – rata jawaban responden yang memberikan alasan menjelaskan bahwa ketakutan tersebut muncul terutama ketika menggunakan LPG yang berukuran 3 kg yang umumnya meledak sebagaimana yang diberitakan di media massa. Dan beberapa responden juga memberikan jawaban bahwa rasa takut dan tubuh gemetar ketika mulai menggunakan tabung gas LPG karena teringat peristiwa yang pernah menimpa orang – orang terdekat mereka, seperti keluarga dan tetangga. 31 dari 100 responden memilih jawaban Setuju. Hal ini menunjukkan 31 responden merasa cukup takut dan tubuh gemetar ketika mulai menggunakan kompor gas. Alasan yang diberikan oleh responden mengatakan bahwa reaksi rasa takut dan tubuh gemetar muncul dikarenakan memang responden belum mengetahui secara mendetail bagaimana karakter tabung gas dapat meledak. Kemudian jawaban Tidak Setuju dipilih oleh 43 responden dari 100 responden. Ini menunjukkan 43 responden merasa tidak takut dan tubuh tidak gemetar ketika mulai menggunakan tabung gas LPG pasca pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Responden yang memberikan alasan menjawab mereka tidak merasa takut dan tubuh gemetar karena mereka sudah mendapat jaminan bahwa LPG yang mereka gunakan aman dari penjual gas LPG yang memberikan service tambahan pemasangan gas LPG. Kemudian 7 dari 100 responden memilih jawaban sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa 7 responden sama sekali tidak merasa takut dan tidak gemetar ketika mulai menggunakan tabung gas LPG. Rata – rata responden mememberikan alasan bahwa mereka sudah sejak lama menggunakan LPG sehingga sudah terbiasa. Sehingga dari item 3.2 dapat diketahui bahwa ibu – ibu rumah tangga merasa tidak takut dan tubuh tidak gemetar ketika mulai menggunakan kompor gas LPG pasca pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. 4.3.3.3 Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Merasa Sangat Terkejut Ketika Mendengar Suara Dentuman atau Ledakan Keras Walaupun Tidak Pasti Karena Ledakan Gas LPG. Pertanyaan pada item 3.3 ini dikembangkan dari indikator merasa terkejut yang berlebihan mendengar suara dentuman keras. Secara keseluruhan jawaban responden terhadap item 3.3 yaitu sebagai berikut : Tabel 4.8 Jawaban Responden Mengenai Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Merasa Terkejut Yang Berlebihan Mendengar Suara Dentuman Atau Ledakan Keras Walaupun Tidak Pasti Karena Ledakan Gas LPG NO Keterangan Frekuensi 1 Sangat Setuju 19 19 2 Setuju 42 42 3 Tidak Setuju 30 30 4 Sangat Tidak Setuju 9 9 Jumlah 100 100 Sumber : Pertanyaan Item 3.3 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 19 dari 100 responden memilih jawaban sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa 19 responden merasa sangat terkejut mendengar suara dentuman atau ledakan keras karena teringat sejumlah peristiwa meledaknya tabung gas LPG di media massa. Alasan yang diberikan oleh responden rata – rata menjawab perasaan terkejut yang berlebihan karena mengingat pemberitaan di media massa yang selalu menjelaskan bahwa peristiwa ledakan LPG selalu disertai ledakan atau dentuman keras. Sehingga setiap ledakan atau dentuman keras yang didengar selalu dikaitkan dengan ledakan gas LPG. 42 dari 100 responden memilih jawaban setuju. Hal ini berarti 42 dari 100 responden merasa cukup terkejut mendengar suara dentuman atau ledakan keras karena teringat peristiwa meledaknya tabung gas LPG di media massa. Alasan yang diberikan responden rata – rata menjelaskan bahwa perasaan terkejut mendengar suara ledakan atau dentuman sudah pasti mereka rasakan, namun tinggi rendahnya perasaan terkejut itu tergantung dari jauh dekatnya suara ledakan dari kediaman mereka. Dan jawaban lain dari responden menyatakan bahwa mereka menderita penyakit jantung sehingga mudak kaget mendnegar suara keras. Kemudian 30 dari 100 responden menjawab tidak setuju. Ini berarti 30 responden merasa tidak terkejut mendengar suara dentuman atau ledakan keras pasca pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Beberapa responden mememberikan alasan bahwa mereka tidak selalu merasa terkejut mendengar suara dentuman atau ledakan keras karena di media massa juga memberitakan peristiwa ledakan yang disebabkan misalnya karena bom dna petasan. Dan selanjutnya 9 dari 100 responden menjawab sangat tidak setuju. Hal ini berarti 9 responden merasa sangat tidak terkejut mendegar suara ledakan atau dentuman keras dan sama sekali tidak teringat peristiwa meledaknya tabung gas LPG sebagaimana yang diberitakan di media massa. Alasan yang diberikan responden rata – rata menjawab selalu berusaha ber positif thinking agar lebih nyaman menggunakan tabung gas LPG. Sehingga dari pertanyaan item 3.3 dapat diketahui bahwa ibu – ibu rumah tangga merasa terkejut yang berlebihan mendengar suara dentuman atau ledakan keras karena teringat sejumlah pemberitaan meledaknya tabung gas LPG sebagaimana yang diberitakan di media massa. 4.3.3.4 Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Merasa Ragu – Ragu Ketika Membeli Tabung Gas LPG Karena Tidak Yakin Dengan Kualitasnya Dalam pertanyaan pada item 3.4 mempertanyakan apakah ibu – ibu rumah tangga merasa ragu – ragu membeli gas LPG. Pertanyaan item 3.4 dikembangkan dari indikator perasaan ragu – ragu membeli gas LPG. Secara keseluruhan jawaban responden pada item 3.4 yaitu : Tabel 4.9 Jawaban Responden Mengenai Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Merasa Ragu – Ragu Membeli Tabung Gas LPG Karena Tidak Yakin Dengan Kualitasnya NO Keterangan Frekuensi 1 Sangat Setuju 16 16 2 Setuju 36 36 3 Tidak Setuju 36 36 4 Sangat Tidak Setuju 12 12 Jumlah 100 100 Sumber : Pertanyaan Item 3.4 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 16 dari 100 responden memilih jawaban Sangat Setuju. Hal ini menunjukkan bahwa 16 responden merasa sangat ragu – ragu membeli tabung gas LPG. Alasan yang diberikan responden menunjukkan bahwa mereka merasa sangat ragu – ragu membeli gas LPG karena memang masih merasa trauma karena rata – rata agen atau toko yang menjual gas LPG meletakkan gas LPG yang dijual di luar ruangan dan terkena terik matahari. Sehingga khawatir akan mudah meledak jika digunakan. 36 dari 100 responden memilih jawaban Setuju. Hal ini berarti 36 merasa ragu – ragu membeli tabung gas LPG akibat pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Alasan yang diberikan responden menyebutkan bahwa mereka merasa ragu – ragu karena terkadang tabung gas LPG yang dibeli kemasannya kurang meyakinkan, misalnya berkarat. Sehingga merasa ragu – ragu memilih untuk membeli atau tidak. Kemudian pilihan jawaban tidak setuju dipilih oleh 36 dari 100 responden terpilih. Ini berarti 36 responden pula merasa tidak ragu – ragu membeli tabung gas LPG. Alasan yang diberikan responden rata – rata menunjukkan bahwa karena mereka sudah mempercayai kualitas tabung gas LPG yang dibeli kepada agen langganan mereka. Karena sepanjang membeli tabung gas LPG dari agen tersebut tidak pernah terjadi hal – hal buruk pada gas LPG yang mereka beli. Dan 12 dari 100 responden memilih jawaban sangat tidak setuju yang menunjukkan bahwa mereka merasa sangat tidak ragu – ragu membeli tabung gas LPG. Alasan yang diberikan responden menyebutkan bahwa perasaan ragu – ragu nantinya akan berimbas pada hal – hal negatif ketika menggunakan gas yang dibeli, sehingga harus yakin bahwa tidak akan terjadi apa – apa. Sehingga dari pertanyaan item 3.4 dapat diketahui jika ibu – ibu rumah tangga merasa ragu – ragu dan merasa tidak ragu – ragu membeli tabung gas LPG. Hal ini dikarenakan kedua pilihan jawaban sama – sama dipilih oleh 36 responden dan merupakan jumlah terbanyak dari dua pilihan jawaban lainnya. 4.4.3.5 Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Merasa Sangat Kecewa dan Sangat Tidak Puas Dengan Kualitas Tabung Gas. Pertanyaan item 3.5 merupakan pertanyaan yang dikembangkan dari indikator perasaan kecewa yang mendalam terhadap kualitas gas LPG. Secara keseluruhan jawaban responden terhadap item pertanyaan 3.5 yaitu : Tabel 5.0 Jawaban Responden Mengenai Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Merasa Sangat Kecewa dan Sangat Tidak Puas Dengan Kualitas Tabung Gas LPG NO Keterangan Frekuensi 1 Sangat Setuju 37 37 2 Setuju 46 46 3 Tidak Setuju 12 12 4 Sangat Tidak Setuju 5 5 Jumlah 100 100 Sumber : Pertanyaan Item 3.5 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 37 dari 100 responden memilih jawaban sangat setuju. Hal ini berarti mereka merasa sangat kecewa dan sangat tidak puas yang berlebihan terhadap kualitas tabung gas LPG sehingga menimbulkan kecemasan ketika menggunakan gas LPG. Alasan yang diberikan oleh responden rata – rata menjawab bahwa kekecewaan dan ketidakpuasan yang mereka rasakan sangat beralasan karena sampai detik ini tabung gas LPG masih sering meledak dan masih banyaknya pemberitaan tentang gas LPG oplosan dan belum ada kepastian dari pemerintah. Pilihan jawaban setuju dipilih oleh 46 responden dari 100 responden. Hal ini menunjukkan mereka cukup merasa sangat kecewa dan sangat tidak puas terhadap kualitas tabung gas LPG sehingga merasa cemas ketika menggunakan tabung gas LPG. Alasan yang diberikan oleh responden pada dasarnya menjelaskan utamanya tentang kualitas kemasan gas LPG yang tidak meyakinkan karena banyak yang berkarat dan karet pengaman gas banyak yang mudah lepas. 12 dari 100 responden memilih jawaban tidak setuju. Hal ini berarti mereka merasa tidak kecewa dan merasa cukup puas dengan kualitas gas LPG. Alasan yang diberikan rata – rata menunjukkan bahwa mereka sudha percaya dengan kinerja Pertamina dan pemerintah buktinya tabung gas LPG yang mereka gunakan belum pernah meledak. Dan hanya 5 dari 100 responden yang menjawab merasa sangat tidak kecewa dan merasa puas terhadap kualitas tabung gas LPG. Alasan yang diberikan yaitu karena melihat adanya upaya perbaikan dari pihak Pertamina dan Pemerintah sehingga jumlah ledakan gas LPG hingga detik ini sudah berkurang. Sehingga dari pertanyaan item 3.5 dapat diketahui bahwa ibu – ibu rumah tangga merasa sangat kecewa dan sangat tidak puas dengan kualitas tabung gas LPG sehingga merugikan ibu – ibu rumah tangga jika meledak. 4.3.3.6 Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Merasa Tidak Nyaman Meletakkan Tabung Gas LPG di Dalam Rumah Karena Jika Meledak Akan Melukai Orang – Orang Terdekat dan Merusak Rumah. Pertanyaan item 3.6 merupakan pertanyaan unfavorable yaitu pertanyaan yang tidak mendukung indikator. Jadi dalam pertanyaan item 3.5 dipertanyakan apakah ibu – ibu rumah tangga merasa tidak nyaman meletakkan tabung gas LPG di dalam rumah. Pertanyaan ini dikembangkan dari indikator perasaan tidak nyaman meletakkan tabung gas LPG di dalam rumah. Secara keseluruhan jawaban responden terhadap item pertanyaan 3.6 yaitu : Tabel 5.1 Jawaban Responden Mengenai Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Merasa Tidak Nyaman Meletakkan Tabung Gas LPG di Dalam Rumah Karena Jika Meledak Akan Melukai Orang – Orang Terdekat dan Merusak Rumah NO Keterangan Frekuensi 1 Sangat Setuju 25 25 2 Setuju 34 34 3 Tidak Setuju 34 34 4 Sangat Tidak Setuju 7 7 Jumlah 100 100 Sumber : Pertanyaan Item 3.6 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pilihan jawaban sangat setuju dipilih oleh 25 ibu – ibu rumah tangga. Hal ini berarti mereka merasa sangat tidak nyaman meletakkan tabung gas LPG di dalam rumah karena sangat khawatir dapat melukai diri mereka, orang – orang terdekat, dan merusak rumah. Alasan yang diberikan responden yaitu karena utamanya takut melukai anak karena naluri seorang ibu. Kemudian 34 dari 100 responden memilih jawaban setuju yang berarti 34 responden merasa cukup tidak nyaman meletakkan tabung gas LPG di dalam rumah karena khawatir melukai diri mereka dan orang – orang terdekat serta merusak rumah. Secara keseluruhan hanya ingin mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan sehingga lebih baik diletakkan di luar rumah. Pilihan jawaban tidak setuju dipilih oleh 34 dari 100 responden. Hal ini menunjukkan bahwa 34 responden merasa nyaman meletakkan tabung gas LPG di dalam rumah karena mengingat pengalaman mereka bahwa LPG yang diletakkan di luar rumah rawan hilang atau terkena panas matahari sehingga rawan meledak juga. Dan yang terakhir 7 responden memilih jawaban sangat tidak setuju yang berarti mereka merasa sangat nyaman meletakkan tabung gas LPG di dalam rumah. Rata- rata alasan yang diberikan oleg responden menyebutkan bahwa LPG masih aman diletakkan di dalam rumah asalkan rajin diperiksa kondisinya. Sehingga dari item pertanyaan 3.6 dapat diketahui bahwa ibu – ibu rumah tangga merasa tidak nyaman meletakkan tabung gas LPG di dalam rumah dan merasa nyaman meletakkan tabung gas LPG di dalam rumah. Hal ini dikerenakan masing – masing pilihan jawaban sama – sama dipilih oleh 36 responden terpilih dan merupakan jumlah terbanyak dari kedua pilihan jawaban lainnya. 4.3.3.7 Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Merasa Takut Yang Berlebihan dan Tangan Berkeringat Ketika Mengetahui Adanya Peristiwa Kebakaran di Sekitar Mereka Karena Teringat Peristiwa Meledaknya Tabung Gas LPG . Dalam pertanyaan item 3.7 mempertanyakan apakah ibu – ibu rumah tangga merasa takut yang berlebihan dan tangan berkeringat ketika mengetahui peristiwa kebakaran karena teringat peristiwa meledaknya tabung gas LPG sebagaimana diberitakan di media massa jika ledakan gas LPG dapat menyebabkan kebakaran hebat. Secara keseluruhan jawaban responden terhadap item pertanyaan 3.7 yaitu: Tabel 5.2 Jawaban Responden Mengenai Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Merasa Takut Yang Berlebihan dan Tangan Berkeringat Ketika Mengetahui Adanya Peristiwa Kebakaran di Sekitar Mereka Karena Teringat Peristiwa Meledaknya Tabung Gas LPG . NO Keterangan Frekuensi 1 Sangat Setuju 16 16 2 Setuju 46 46 3 Tidak Setuju 29 29 4 Sangat Tidak Setuju 9 9 Jumlah 100 100 Sumber : Pertanyaan Item 3.7 Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa 16 dari 100 responden memilih jawaban sangat setuju yang berarti bahwa 16 responden merasa sangat takut dan tangan gemetar yang berlebihan ketika mengetahui peristiwa kebakaran di sekitar mereka karena teringat peristiwa meledaknya tabung gas LPG di media massa yang memungkinkan adanya kebakaran besar. Alasan yang diberikan responden rata – rata menjawab karena di media massa ledakan LPG kadang mengakibatkan kebakaran yang pastinya merugikan tetangga dan diri sendiri. 46 dari 100 responden memilih jawaban setuju. Hal ini berarti 46 merasa sangat takut dan tangan gemetar ketika mengetahui adanya peristiwa kebakaran di sekitar mereka karena teringat peristiwa meledaknya tabung gas LPG di media massa yang memungkinkan adanya kebakaran. Alasan yang diberikan oleh mereka menjelaskan bahwa khawatir jika ledakan LPG yang mungkin saja terjadi kepada mereka atau tetangga akan mengakibatkan hangusnya rumah yang mereka tempati. Pilihan jawaban tidak setuju dipilih oleh 29 responden dari 100 responden. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sangat tidak takut dan tangan tidka gemetar ketika mengetahui adanya peristiwa kebakaran di sekitar mereka karena tidak selalu teringat peristiwa meledaknya tabung gas LPG di media massa yang juga memungkinkan adanya kebakaran. Alasan yang diberikan oleh beberapa responden yaitu peristiwa kebakaran tidak selalu karena ledakan LPG dan peristiwa ledakan LPG tidak selalu menimbulkan kebakaran. Selanjutnya hanya 9 dari 100 responden memilih jawaban snagat tidak setuju yang berarti sebanyak 9 responden merasa sangat tidak takut sama sekali dan tangan tidak gemetar sama sekali ketika mengetahui peristiwa kebakaran di sekitar mereka karena sama sekali tidak teringat peristiwa meledaknya tabung gas LPG di media massa. Alasan yang juga diberikan oleh beberapa responden menyebutkan harus menghindari pemikiran – pemikiran buruk tentang gas LPG karena apabila merasa takut yang berlebihan maka akan fatal ketika menggunakan LPG. Sehingga dari item pertanyaan 3.7 dapat diketahui bahwa ibu – ibu rumah tangga merasa sangat takut dan tangan berkeringat ketika mengetahui adanya peristiwa kebakaran di sekitar mereka karena teringat peristiwa meledaknya tabung gas LPG yang memungkinkan adanya kebakaran hebat. 4.3.3.8 Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Selalu Memeriksa Keadaan Gas LPG, Kompor, dan Aksesorisnya Setiap Waktu Untuk Memastikannya Tetap Aman Digunakan Karena Merasa Cemas Saat Meninggalkan Rumah Dapat Meledak. Pertanyaan item 3.8 merupakan pertanyaan yang dikembangkan dari indikator selalu memeriksa tabung gas LPG, kompor, dan aksesorisnya setiap waktu. Secara keseluruhan jawaban responden terhadap item pertanyaan 3.8 yaitu : Tabel 5.3 Jawaban Responden Mengenai Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Selalu Memeriksa Keadaan Gas LPG, Kompor, dan Aksesorisnya Setiap Waktu Untuk Memastikannya Tetap Aman Digunakan Karena Merasa Cemas Saat Meninggalkan Rumah Dapat Meledak NO Keterangan Frekuensi 1 Sangat Setuju 51 51 2 Setuju 33 33 3 Tidak Setuju 11 11 4 Sangat Tidak Setuju 5 5 Jumlah 100 100 Sumber : Pertanyaan Item 3.8 Dari tabel di atas diketahui bahwa 51 dari 100 responden memilih jawaban sangat setuju yang berate 51 responden sangat sering memeriksa keadaan gas LPG, kompor, dan aksesorisnya setiap waktu untuk memastikannya tetap aman digunakan. Alasan yang diberikan responden menyebutkan bahwa sudah menjadi kebiasaan mereka memeriksa keadaan gas LPG, kompor, dan aksesorisnya sebelum adanya pemberitaan ataupun sesudah adanya pemberitaan. Sebanyak 33 dari 100 responden memilih jawaban setuju yang berarti mereka selalu memeriksa keadaan gas LPG, kompor, dan aksesorisnya setiap waktu untuk memastikannya tetap aman digunakan. Alasan yang diberikan yaitu sebagai antisipasi saja karena marak terjadi ledakan gas LPG belakangan ini. Kemudian pilihan jawaban tidak setuju dipilih oleh 11 dari 100 responden. Hal ini menunjukkan 11 responden tidak selalu memeriksa keadaan gas LPG, kompor, dan aksesorisnya setiap waktu. Alasan yang diberikan oleh responden yaitu mereka hanya memeriksa keadaan gas LPG utamanya saat baru dibeli dan dipasang setelah itu mereka tidak terlalu sering memeriksa keadaan gas LPG, kompor, dan aksesorisnya. Dan yang terakhir hanya sebanyak 5 dari 100 responden memilih jawaban sangat tidak setuju yang berarti mereka sangat tidak selalu memeriksa keadaan gas LPG, kompor, dan aksesorisnya setiap waktu. Alasan yang diberikan oleh responden yaitu gas LPG, kompor, dna aksesorisnya akan diperiksa apabila ada tanda – tanda misalnya kebocoran gas. Sehingga berdasarkan item pertanyaan 3.8 dapat diketahui bahwa ibu – ibu rumah tangga sangat sering memeriksa keadaan tabung gas LPG, kompor, dan aksesorisnya pasca pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa untuk memastikannya tetap aman digunakan karena khawatir akan meledak jika tidak diperiksa setiap waktu. 4.3.3.9 Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Merasa Bingung Harus Bertindak Menghadapi Ancaman Ledakan Ketika Tabung Gas LPG Yang Digunakan Mengalami Kebebocoran. Pertanyaan item 3.9 merupakan pertanyaan yang dikembangkan dari indikator merasa bingung harus bertindak menghadapi sesuatu. Secara keseluruhan jawaban responden terhadap item pertanyaan 3.9 yaitu : Tabel 5.4 Jawaban Responden Mengenai Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Merasa Bingung Harus Bertindak Menghadapi Ancaman Ledakan Ketika Tabung Gas LPG Yang Digunakan Mengalami Kebebocoran NO Keterangan Frekuensi 1 Sangat Setuju 33 33 2 Setuju 25 25 3 Tidak Setuju 35 35 4 Sangat Tidak Setuju 7 7 Jumlah 100 100 Sumber : Pertanyaan Item 3.9 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 33 dari 100 responden memilih jawaban sangat setuju. Hal ini berarti 33 responden sangat merasa bingung harus bertindak ketika mengetahui ada sesuatu yang salah dengan LPG yang dipakai misalnya tercium bau gas yang menyengat atau pun terdengar suara desisan gas. Alasan yang diberikan responden menunjukkan bahwa mereka merasa bingung karena di media massa pernah diberitakan tindakan yang dilakukan oleh korban ledakan LPG tidak selalu benar kadang justru mencelakakan mereka. Kemudian 25 dari 100 responden memilih jawaban sangat setuju yang berarti 25 responden merasa cukup bingung harus bertindak ketika mengetahui ada sesuatu yang salah dengan LPG yang dipakai misalnya tercium bau gas yang menyengat atau pun terdengar suara desisan gas. Alasan yang diberikan responden yaitu rata – rata menjawab dalam keadaan seperti itu sangat wajar manusia mengalami kebingungan karena tidak dapat berfikir dengan akal sehat. Pilihan jawaban tidak setuju dipilih oleh 35 dari 100 responden. Hal ini berarti 35 responden tidak merasa bingung bertindak ketika mengetahui ada sesuatu yang salah dengan LPG yang dipakai misalnya tercium bau gas yang menyengat atau pun terdengar suara desisan gas. Alasan yang diberikan responden rata – rata menjawab mencoba mengingat dengan tenang langkah – langkah mengatasinya seperti yang diinformasikan di media massa. Dan yang terakhir pilihan jawaban sangat tidka setuju dipilih hanya 7 dari 100 responden. Hal ini berarti 7 responden sama sekali merasa tidak bingung bertindak ketika mengetahui ada sesuatu yang salah dengan LPG yang dipakai misalnya tercium bau gas yang menyengat atau pun terdengar suara desisan gas. Alasan yang diberikan responden rata – rata mengatakan bahwa sudah pernah mengalami kebocoran gas sebelumnya tapi tidak sampai meledak dan langsung diatasi sehingga tidak perlu bingung. Sehingga dari item 3.9 dapat diketahui bahwa ibu – ibu rumah tangga merasa tidak bingung bertindak ketika mengetahui ada sesuatu yang salah dengan LPG yang dipakai misalnya tercium bau gas yang menyengat atau pun terdengar suara desisan gas. Sehingga mereka sama sekali tidak terpengaruh dengan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa yang begitu hebatnya. 4.3.4.0 Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Tetap Merasa Tidak Aman Menggunakan Tabung Gas LPG Sekalipun Dipastikan Sudah Berstandar Nasional. Pertanyaan item 3.10 merupakan yang dikembangkan dari indikator merasa tidak aman menggunakan gas LPG. Secara keseluruhan jawaban responden terhadap item pertanyaan 3.10 yaitu : Tabel 5.5 Jawaban Responden Mengenai Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Tetap Merasa Tidak Aman Menggunakan Tabung Gas LPG Sekalipun Dipastikan Sudah Berstandar Nasional NO Keterangan Frekuensi 1 Sangat Setuju 23 23 2 Setuju 34 34 3 Tidak Setuju 35 35 4 Sangat Tidak Setuju 8 8 Jumlah 100 100 Sumber : Pertanyaan Item 3.10 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 23 dari 100 responden memilih jwaban sangat setuju. Hal ini berarti 23 responden sangat merasa tetap tidak aman menggunakan tabung gas LPG sekalipun dipastikan sudah berstandar nasional SNI. Alasan yang diberikan oleh responden yaitu sekalipun sudah berstandar nasional SNI tapi tetap tidak ada jaminan tidak akan terjadi ledakan lagi. Selanjutnya 34 dari 100 responden memilih jawaban setuju. Hal ini berarti 34 responden cukup merasa tidak aman menggunakan tabung gas LPG sekalipun dipastikan sudah berstandar nasional SNI. Alasan yang diberikan oleh responden rata – rata menjawab sekalipun LPG yang diproduksi Pertamina sudah berstandar nasional SNI tapi masih ada LPG oplosan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga tidak dapat dipastikan gas LPG yang dipasarkan adalah benar – benar produksi murni Pertamina. Pilihan jawaban tidak setuju dipilih oleh 35 dari 100 responden. Hal ini berarti mereka merasa aman menggunakan tabung gas LPG jika sudah dipastikan berstandar nasional SNI. Alasan yang diberikan yaitu berarti sudah ada tanggung jawab dari pemerintah jika meledak. Kemudian hanya sebanyak 8 dari 100 responden menjawan sangat tidak setuju. Hal ini berarti sebanyak 8 merasa sangat aman menggunakan tabung gas LPG jika dipastikan sudah berstandar nasional SNI. Alasan yang diberikan oleh responden rata – rata menyebutkan bahwa harus berusaha percaya kepada pemerintah karena pemerintah akan berusaha memberikan perlindungan yang maksimal kepada konsumen gas LPG. Jadi, dari item pertanyaan 3.10 dapat diketahui bahwa ibu – ibu rumah tangga merasa aman menggunakan tabung gas LPG jika sudah dipastikan berstandar Nasional akibat pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. 4.3.4.1 Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Mengantisipasi Yang Berlebihan Untuk Tidak Menggunakan Lagi Gas LPG, Kompor, dan Aksesorisnya Ketika Melihat Ada Kerusakan atau Cacat Sekalipun Tidak Yakin Membahayakan. Pertanyaan item 3.11 merupakan pertanyaan unfavorable yaitu pertanyaan yang tidak mendukung indikator. Pertanyaan ini dikembangkan dari indikator tidak menggunakan tabung gas LPG lagi jika terdapat kerusakan sekalipun tidak membahayakan . Secara keseluruhan jawaban responden terhadap item pertanyaan 3.11 yaitu : Tabel 5.6 Jawaban Responden Mengenai Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga Dengan Mengantisipasi Yang Berlebihan Untuk Tidak Menggunakan Lagi Gas LPG, Kompor, dan Aksesorisnya Ketika Melihat Ada Sedikit Kerusakan atau Cacat Sekalipun Tidak Yakin Membahayakan NO Keterangan Frekuensi 1 Sangat Setuju 29 29 2 Setuju 19 19 3 Tidak Setuju 44 44 4 Sangat Tidak Setuju 8 8 Jumlah 100 100 Sumber : Pertanyaan Item 3.11 Dari jawaban diatas dapat diketahui bahwa 29 dari 100 responden memilih jawaban sangat setuju. Hal ini menunjukkan 29 responden sangat memilih tidak menggunakan lagi gas LPG, kompor, dan aksesorisnya ketika mengetahui ada sedikit kerusakan ataupun cacat sekalipun tidak yakin membahayakan. Alasan yang diberikan responden rata – rata menjawab bahwa langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi agar LPG lebih aman digunakan. Kemudian 19 dari 100 responden memilih jawaban setuju. Hal ini berarti 19 responden memilih tidak menggunakan lagi gas LPG, kompor, dan aksesorisnya ketika mengetahui ada sedikit kerusakan ataupun cacat sekalipun tidak yakin membahayakan. Alasan yang diberikan menjelaskan bahwa apabila ada kerusakan yang terlihat dengan jelas maka akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna sehingga sebaiknay dikembalikan ke agen atau toko. 44 dari 100 responden memilih jawaban tidak setuju. Hal ini berarti mereka memilih untuk tetap menggunakan tabung gas LPG kompor, dan aksesorisnya ketika mengetahui ada sedikit kerusakan ataupun cacat sekalipun tidak yakin membahayakan. Alasan yang diberikan oleh responden adalah jika masih belum membahayakan tidak ada salahnya tetap digunakan namun tetap diperiksa setiap saat. Dan sebanyak 8 dari 100 responden memilih jawaban sangat tidak setuju. Hal ini berarti mereka merasa masih sangat perlu menggunakan kompor, dan aksesorisnya ketika mengetahui ada sedikit kerusakan ataupun cacat sekalipun tidak yakin membahayakan. Alasan yang diberikan responden yaitu membahayakan atau tidaknya tabung gas LPG tidak dikarenakan baik tidaknya gas LPG tapi lebih mengarah ke penggunaan nya oleh konsumen. Sehingga dari item pernyataan 3.11 ibu – ibu rumah tangga memilih untuk tetap menggunakan tabung gas LPG, kompor, dan aksesorisnya sekalipun mengetahui ada sedikit kerusakan ataupun cacat sekalipun tidak yakin membahayakan akibat pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Ibu – ibu rumah tangga tidak begitu terpengaruh oleh pemberitaan sehingga tidak lebih mengatisipasi tabung gas LPG yang mereka gunakan agar lebih aman. Kemudian dari hasil penghitungan jawaban responden dari 11 item pada pertanyaan, maka dapat diketahui bahwa tingkat kecemasan ibu – ibu rumah tangga di Surabaya terhadap pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa sebagai variabel Y Jumlah nilai Y dapat dilihat dilampiran 2 . Sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya bahwa Terpaan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa digolongkan dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang, rendah yang ditetapkan berdasarkan jumlah skor dari masing – masing responden. Dengan menggunakan rumus : Rrange=skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah Jenjang yang diinginkan Dan dari penghitungan terhadap rumus tersebut maka jumlah pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 11 item, skor tertinggi yaitu 4, skor terendah 1. Sehingga penghitungannya : Skor Terendah = 11 x 1 =11 Skor Tertinggi = 11 x 4 = 44 Range = 44-11 = 11 3 Berdasarkan rumus diatas maka tingkat kecemasan ibu – ibu rumah tangga ditetapkan dengan interval dikategorikan sebagai berikut : Rendah  11- 21 Sedang  22 – 32 Tinggi  33 – 44 Selanjutnya tingkat kecemasan ibu – ibu rumah tangga di Surabaya dapat dilihat berdasarkan tabel berikut : Tabel 5.5 Tingkat Kecemasan Ibu – Ibu Rumah Tangga di Surabaya NO Keterangan Frekuensi 1 Rendah 11 - 21 4 4 2 Sedang 22 – 32 61 61 3 Tinggi 33 – 44 35 35 Jumlah 100 Sumber : Lampiran 2 dan Lampiran 4 Penghitungan diatas didapat dari penghitungan total variabel Y pada lampiram 1 dan lampiran 4. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 4 dari 100 ibu – ibu rumah tangga yang responden memiliki tingkat kecemasan yang rendah pasca pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Hal ini berarti 4 ibu – ibu rumah tangga tidak terpengaruh adanya pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Kemudian 61 dari 100 ibu – ibu rumah tangga yang menjadi responden tingkat kecemasannya sedang terhadap pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Hal ini berarti ibu – ibu rumah tangga cukup merasa cemas dengan adanya pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Hal ini berarti tingkat kecemasan ibu – ibu rumah tangga tidak terlalu kuat dan tidak terlalu lemah juga, namun pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa cukup memberikan kecemasan kepada ibu – ibu rumah tangga. Selanjutnya 35 dari 100 ibu – ibu rumah tangga yang menjadi responden tingkat kecemasannya tinggi. hal ini berarti 35 ibu – ibu rumah tangga merasa sangat cemas dan sangat terpengaruh pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Sehingga, tingkat kecemasan ibu – ibu rumah tangga di Surabaya tergolong sedang. Hal ini melihat hasil penghitungan jumlah skor 22 – 23 yang tergolong tingkat kecemasan sedang memiliki jumlah terbanyak yaitu 61 . Kecenderungan tingkat kecemasan yang masuk kategori sedang ini dikarenakan responden memang tidak terlalu menanggapi adanya pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Mereka masih tetap menggunakan tabung gas LPG sekalipun cukup merasa khawatir terhadap pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Ibu – ibu rumah tangga juga sudah cukup pintar untuk memfilter pemberitaan agar tidak berpengaruh buruk terhadap kehidupan mereka, misalnya tidak merasa cemas yang berlebihan sehingga tetap nyaman menggunakan gas LPG dan lebih berhati – hati menggunakannya.

4.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang diajukan, maka hubungan antara pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa terhadap tingkat kecemasan ibu – ibu rumah tangga di Surabaya dapat dilakukan dengan pengujian secara spesifik ke dalam analisis koofesien Rank Spearman dengan rumus sebagai berikut : ρ = koofesien korelasi Rank Spearman n = jumlah sampel ∑ di = jumlah total hitungan Rank X dan Rank Y ρ= 1 – 6 ∑ d i 2 n n 2 – 1 Berdasarka tabel penolong pada lampiran 3, dapat diketahui banyaknya subjek atau sampel n adalah 100. Dan diperoleh hasil di yang diperoleh dari hasil RX – RY kemudian hasil di dikuadratkan di 2 sehingga didapat hasil dari ∑ d i 2 adalah 110815,7. Kemudian hasil tersebut dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut : ρ = 1 – 6 ∑ d i 2 n n 2 – 1 ρ = 1 – 6 x 110815,7 100 100 2 – 1 ρ = 1 – 664894,2 100 9999 ρ = 1 – 664894,2 999900 ρ = 1 - 0,66 ρ = 0,34 Sehingga berdasarkan penghitungan tersebut dengan mengacu pada pedoman menentukan korelasi sebagai berikut : Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Intepretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0 – 0,55 Hubungan Tidak Kuat 0,56 – 0,65 Hubungan Cukup Kuat 0,66 – 0,75 Hubungan Kuat 0,76 – 0,99 Hubungan Sangat Kuat 1 Hubungan Sangat Sempurna Sumber : Supangat,Andi, 2007 :362-363 Maka dapat disimpulkan bahwa hasil ρ = 0,19 menunjukkan bahwa hubungan antara terpaan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa dengan tingkat kecemasan ibu – ibu rumah tangga di Surabaya tidak kuat. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa dengan tingkat kecemasan ibu – ibu rumah tangga di Surabaya tidak kuat. Yaitu terdapat hubungan antara terpaan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa dengan tingkat kecemasan ibu – ibu rumah tangga di Surabaya namun hubungan antara kedua variabel tersebut tidak kuat. Dalam keterkaitannya antara tidak kuat nya hubungan antara terpaan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa dengan tingkat kecemasan ibu – ibu rumah tangga di Surabaya, maka diuraikan beberapa variabel kontrol yang mempengaruhi kondisi tersebut. Variabel control ini berkaitan dengan mengapa hubungan yang disimpulkan bisa menghasilkan kesimpulan yang tidak kuat. Yang pertama adalah faktor pekerjaan. Ibu – ibu rumah tangga yang tidak bekerja dengan durasi dan frekuensi yang cenderung tinggi merasa tidak terlalu cemas karena sudah terlalu jenuh dengan banyaknya pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Kecenderungan mereka yang lebih sering berada di rumah membuat mereka lebih sering berdampingan dengan media massa. Namun karena media terlalu sering menyajikan pemberitaan tersebut, mereka cenderung bosan yang memilih untuk menghindar. Misalnya dengan mengganti channel televisi, mendengarkan siaran radio lainnya, ataupun membaca pemberitaan lain di media cetak. Kemudian untuk ibu – ibu rumah yang bekerja dengan frekuensi dan durasi yang cenderung rendah merasa tidak telalu cemas dikarenakan mereka memiliki kesibukan yang jauh lebih penting yaitu bekerja. Menonton televisi, membaca media cetak, hingga mendengarkan radio hanya merupakan kegiatan sampingan, misalnya hanya kebetulan saja. Sehingga ketika secara kebetulan mengetahui adanya pemberitaan tersebut di media massa mereka tidak begitu menanggapi dan menelaah secara mendalam dan mendetail pemberitaan tersebut. Kemudian juga ada faktor mereka lebih membutuhkan sajian informasi yang lebih menghibur bukan sajian informasi di media massa yang semakin membuat mereka penat, sehingga mereka cenderung tidak pernah menanggapoi berbagai pemberitaan yang negatif. Kemudian juga ada kecenderungan mereka jarang menggunakan kompor gas di rumah sehingga kecemasan tidak begitu dirasakan ibu – ibu rumah tangga yang bekerja. Kemudian yang kedua terdapat sebuah realita bahwa ibu – ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan yang rendah dengan frekuensi dan durasi yang rendah cenderung tidak menanggapi berbagai pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Mereka tidak mampu menelaah atau menganalisis tujuan dari

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25