N= Jumlah populasi d=Presisi 10 derajat ketelitian 0,1
n= 515.385
515.385 . 0,1
2
+1 =
515.385 5154,85
= 99,9 dibulatkan menjadi 100 Didapatkan 100 responden, ini berarti 100 sampel yang digunakan dari
keseluruhan jumlah populasi ibu – ibu rumah tangga di Surabaya yaitu sebanyak 100 orang. Ibu – ibu rumah tangga yang tersebar di seluruh wilayah di Surabaya
berpotensi untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan bisa dikategorikan dalam dua jenis, yaitu : 1.
Data Primer Data yang diperoleh secara langsung melalui daftar pertanyaan secara
terstruktur kepada responden yang berisi daftar pertanyaan yang ada pada kuisioner. Selain itu dalam menyebarkan kuisioner yang diajukan jika
terdapat pertanyaan yang kurang dipahami oleh responden maka peneliti dapat menjelaskan agar tidak salah dalam mengisi kuisioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui bahan – bahan pustaka yang terkait dengan masalah – masalah yang akan diteliti. Bahan – bahan pustaka
didapat dari buku – buku literature atau informasi tertulis lainnya. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan instansi – instansi terkait.
2.5 Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode statistik. Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan antara dua variabel,
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Untuk menguji hubungan antara kedua nya maka digunakan koofesien
korelasi Rank Spearman, karena data dalam penelitian ini berbentuk data ordinal yaitu berjenjang atau bertingkat antara antara satu data dengan yang lainnya tidak
sama. Rumus Rank Spearman dapat dijelaskan sebagai berikut :
ρ = koofesien korelasi Rank Spearman n = jumlah sampel
∑ di = jumlah total hitungan Rank X dan Rank Y Supangat,Andi,2007:362
ρ= 1 – 6 ∑ d
i
2
n n
2
– 1
Untuk mempermudah menghitung data variabel X dan Y ke dalam rumus Rank Spearman
maka diperlukan tabel penolong sebagai berikut :
Tabel 3.1 Table Penolong Koofesien Korelasi Rank Spearman
Responden X Y
Rank X Rank Y
di di
2
1 2
3 4
Dst
Jumlah ∑ d
i
2
Ada ataupun tidak adanya korelasi dinyatakan dalam angka pada indeks. Betapapun kecilnya indeks korelasi, jika bukan 0, 0000 dapat diartikan bahwa
kedua variabel yang dikorelasikan terdapatnya korelasi. Intepretasi kuat atau lemahnya korelasi dapat juga diketahui dari besar
kecilnya angka dalam indeks korelasi. Semakin besar angka dalam indeks korelasi, semakin tinggi pula korelasi kedua variabel yang dikorelasikan.
Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Intepretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0 – 0,55 Hubungan Tidak Kuat
0,56 – 0,65 Hubungan Cukup Kuat
0,66 – 0,75 Hubungan Kuat
0,76 – 0,99 Hubungan Sangat Kuat
1 Hubungan Sangat Sempurna
Sumber : Supangat,Andi, 2007 :362-363