Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

kecemasan tiap – tipa orang pun tidak sama, sehingga tingkat kecemasan ibu – ibu rumah tangga pun bisa beragam, ada yang tergolong tinggi, sedang, hingga rendah. Adapun indikator dari tingkat kecemasan ini diantaranya adalah : 1. Merasa khawatir yang berlebihan mengetahui pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa karena sama – sama pengguna tabung gas LPG dan berpotensi mengalami peristiwa serupa. 2. Merasa sangat takut menyalakan kompor gas LPG sehingga merasakan gejala tubuh gemetar akibat maraknya terpaan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa . 3. Terkejut yang berlebihan mendengar suara dentuman keras atau ledakan keras karena teringat peristiwa ledakan tabung gas LPG di media massa juga menimbulkan dentuman atau ledakan keras. 4. Menjadi ragu – ragu membeli tabung gas LPG, kompor, dan aksesorisnya walaupun lebih mudah di temukan daripada minyak tanah karena tidak yakin dengan kualitas tabung gas LPG yang dibeli. 5. Merasa sangat kecewa dan tidak puas dengan kualitas tabung gas LPG yang kurang baik dan menjadi cemas menggunakan LPG karena kualitasnya yang kurang baik sebagaimana yang marak diberitakan di media massa bahwa tabung gas LPG rawan meledak. 6. Merasa tidak nyaman meletakkan tabung gas LPG di dalam rumah karena berpotensi melukai orang – orang terdekat dan merusak rumah jika terjadi ledakan. 7. Merassa sangat takut sehingga tangan berkeringat ketika mengetahui peristiwa kebakaran karena teringat pemberitaan di media massa jika peristiwa kebakaran juga dapat terjadi karena ledakan gas LPG. 8. Memeriksa tabung gas LPG, kompor, dan aksesorisnya setiap waktu untuk memastikan kondisinya baik – baik saja karena merasa cemas jika meninggalkan rumah LPG bisa meledak kapan saja. 9. Merasa bingung bertindak menghadapi ancaman ledakan ketika tabung gas yang digunakan mengalami kebocoran. 10. Merasa tetap tidak aman sekalipun LPG sudah sesuai SNI karena merasa masih berpotensi meledak. 11. Mengantisipasi yang berlebihan dengan memilih untuk tidak memakai gas LPG, kompor, dan aksesorisnya jika ada yang cacat sekalipun tidak yakin membahayakan. Indikator – indikator tersebut nantinya akan dijabarkan dalam pertanyaan – pernyataan yang lebih operasional. Pernyataan yang operasional inilah yang akan menjadi skala pengukur Singarimbun, 1989 :134. Cara pengukurannya yaitu dengan mengetahui jawaban atas pertanyaan – pertanyaan mengenai objek penelitian. Dalam penelitian untuk mengetahu tingkat kecemasan ibu – ibu rumah tangga ini, responden diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang didasarkan oleh indikator yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pilihan jawaban yang disediakan pada tiap pertanyaan terbagai dalam empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Sangat Tidak Setuju STS, Tidak Setuju ST.

3.1.3 Pengukuran Variabel

Skala yang sering dipakai dalam polling adalah skala penilaian rating scale yaitu mengurutkan sikap dari yang tertinggi sampai yang terendah. Skala ini sering disebut skala likert. Prosedurnya relatif mudah untuk dijalankan. Satu bagian pernyataan diseleksi yang menggambarkan dukungan atau penentangan akan suatu objek. Setelah setiap pernyataan siap, baru dibuat skala persetujuan. Responden ditanyakan sikapnya dalam skala singkat setuju atau ketidaksetujuannya dalam setiap pernyataan. Skala persetujuan ini boleh jadi mempunyai dua pilihan setuju-tidak setuju atau boleh jadi mempunyai lebih banyak pilihan tergantung pada tujuan dari pertanyaan. Yang seringkali dipakai adalah lima kategori sangat setuju-setuju-tidak menjawab-tidak setuju-sangat tidak setuju Erriyanto, 1999:216-217 Dalam beberapa riset, skala likert dapat digunakan dengan meniadakan pilihan jawaban ragu – ragu. Alasannya karena kategori ragu – ragu memiliki makna ganda, yaitu bisa diartikan belum bisa memberikan jawaban, netral, dan ragu – ragu. Disediakannya jawaban ditengah – tengah terutama bagi responden yang ragu – ragu akan memilih jawaban yang mana. Selain itu responden memilih jawaban untuk memilih amannya. Yang terakhir, disediakannya jawaban di tengah – tengah akan menghilangkan banyaknya data dalam penelitian, sehingga data yang diperlukan banyak yang hilang. Kriyantono, 2007:134 Untuk mengetahui tingkat kesemasan ibu – ibu rumah tangga dilakukan pemberian skor pada pilihan jawaban pertanyaan : Sangat setuju SS = skor 4 Setuju S = skor 3 Tidak Setuju TS = skor 2 Sangat Tidak Setuju STS = skor 1 Untuk pilihan jawaban sangat setuju menunjukkan bahwa responden sangat setuju dengan pernyataan yang dijelaskan dalam item pertanyaan, kemudian untuk pilihan jawaban setuju menunjukkan bahwa responden setuju dengan pernyataan yang disebutkan dalam item pertanyaan, untuk pilihan jawaban tidak setuju menunjukkan bahwa responden tidak menyetujui pernyataan pada item pertanyaan, selanjutnya pilihan jawaban sangat tidak setuju menunjukkan bahwa responden sangat tidak setuju terhadap pernyataan yang disebutkan dalam item pertanyaan. Pilihan jawaban hanya digolongkan menjadi 4 kategori jawaban dengan meniadakan jawaban ”ragu – ragu” undecided. Hal ini didasarkan menurut pendapat Hadi 1986:20 sebagai berikut : 1. Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum bisa memberikan jawaban, netral dan ragu – ragu. Kategori ini merupakan jawaban yang memiliki arti ganda instrument. 2. Tersedianya jawaban di tengah yang menimbulkan multi interpretable. Hal ini tidak diharapkan dalam kecenderungan menjawab ke tengah central tendency, terutama bagi mereka yang ragu – ragu akan kecenderungan jawabannya. 3. Disediakannya jawaban di tengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian, sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring responden. Setiap pilihan jawaban dikategorikan kedalam tiga interval, yaitu tinggi, sedang, rendah. Penentuan interval dilakukan dengan rumus : Rrange=skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah Jenjang yang diinginkan Keterangan : a. Skor tertinggi diperoleh melalui hasil perkalian dari pemberian skor tertinggi sangat setuju, skor 4 dikalikan dengan jumlah keseluruhan item yang terdapat dalam kuisioner. b. Skor terendah diperoleh melalui hasil perkalian dari pemberian skor dengan nilai terendah Sangat tidak setuju, skor 1 dikalikan dengan jumlah keseluruhan item dalam kuisioner. c. Jenjang yang diinginkan sebanyak 3 yang dijadikan dalam bentuk interval Tinggi, Sedang, dan Rendah. Jumlah pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 11 item. Sehingga penghitungannya : Skor Terendah = 11 x 1 =11 Skor Tertinggi = 11 x 4 = 44 Range = 44-11 = 11 3 Berdasarkan rumus diatas maka tingkat kecemasan responden dikategorikan sebagai berikut : Rendah  11- 21 Sedang  22 – 32 Tinggi  33 – 44 Maka dari perhitungan lebar interval tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Apabila perhitungan skor jawaban masuk dalam kategori antara 11 - 21 maka tingkat kecemasan ibu – ibu rumah tangga cenderung rendah. Yaitu ibu – ibu rumah tangga tidak cemas karena akibat pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. 2. Apabila perhitungan skor jawaban masuk dalam kategori antara 22 - 32 maka tingkat kecemasan ibu – ibu rumah tangga cenderung sedang. Yaitu ibu – ibu rumah tangga merasa cemas tapi tidak terlalu kuat dan tidak lemah juga. 3. Apabila perhitungan skor jawaban masuk dalam kategori antara 33 - 44 maka tingkat kecemasan ibu – ibu rumah tangga cenderung tinggi. Yaitu ibu – ibu rumah tangga menjadi sangat cemas akibat pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa. Sementara itu untuk mengukur variabel terpaan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media massa yaitu frekuensi dan durasi dapat dilakukan melalui : 1. Indikator Frekuensi : R = Frekuensi terpaan tinggi dikurangi terpaan terendah K = Interval atau kategori yang diinginkan Indikator Frekuensi digolongkan menjadi Tinggi, Sedang, Rendah yang dilihat dari jawaban responden melalui pertanyaan kuisioner. 2. Indikator Durasi R = Durasi terpaan tinggi dikurangi durasi terpaan terendah K = Interval atau kategori yang diinginkan Indikator Durasi digolongkan menjadi Tinggi, Sedang, Rendah yang dilihat dari jawaban responden melalui pertanyaan kuisioner. Untuk mengetahui frekuensi dan durasi repsonden tertinggi maupun terendah dapat dilihat melalu jawaban responden yang berupa pertanyaan terbuka. Kemudian setelah mendapatkan hasil dari frekuensi dan durasi dengan menggunakan rumus diatas, maka untuk mengetahui tinggi rendahnya pada I = Jarak Pengukuran R Jarak Interval I = Jarak Pengukuran R Jarak Interval variabel terpaan pemberitaan meledaknya tabung gas LPG di media sigunakan rumus : Rrange=skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah Jenjang yang diinginkan Keterangan : a. Skor tertinggi diperoleh melalui hasil perkalian dari pemberian skor tertinggi dikalikan dengan jumlah keseluruhan item yang terdapat dalam kuisioner. b. Skor terendah diperoleh melalui haisl perkalian dari pemberian skor dengan nilai terendah dikalikan dengan jumlah keseluruhan item dalam kuisioner. c. Jenjang yang diinginkan sebanyak 3 yang dijadikan dalam bentuk Tinggi, Sedang, dan Rendah.

2.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

2.3.1 Populasi

Dari judul yang diambil oleh peneliti, responden dari penelitian ini yaitu ibu – ibu rumah tangga. Selanjutnya lokasi penelitian yaitu di Surabaya, maka populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah ibu – ibu rumah tangga di Surabaya, yaitu 515.385 jiwa Sumber : Situs Resmi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surabaya 2008 www.surabaya.go.id

2.3.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu jumlah ibu rumah tangga di Surabaya. Teknik penarikan sampel dilakukan adalah teknik simple random sampling. Teknik random sampling adalah salah satu jenis sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam teknik pengambilan anggota sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dan karakteristik tertentu. Anggota populasi dianggap relatif homogen atau sama. Ibu – ibu rumah tangga disini dianggap homogen, yaitu sama – sama menggunakan tabung gas LPG tanpa melihat pekerjaan, status ekonomi, agama, dan karakteristik lainnya karena rata – rata pengguna tabung gas LPG adalah ibu – ibu rumah tangga . Homogenitas dari ibu – ibu rumah tangga itu lah salah satunya menjadi acuan peneliti memilih teknik ini. Jumlah populasi yaitu ibu rumah tangga di Surabaya yaitu 515.385 jiwa. Penarikan sampel dari jumlah ibu rumah tangga di Surabaya akan ditentukan dengan rumus Yamane : n= N Nd 2 +1 Keterangan : n= Jumlah sampel yang diperlukan N= Jumlah populasi d=Presisi 10 derajat ketelitian 0,1 n= 515.385 515.385 . 0,1 2 +1 = 515.385 5154,85 = 99,9 dibulatkan menjadi 100 Didapatkan 100 responden, ini berarti 100 sampel yang digunakan dari keseluruhan jumlah populasi ibu – ibu rumah tangga di Surabaya yaitu sebanyak 100 orang. Ibu – ibu rumah tangga yang tersebar di seluruh wilayah di Surabaya berpotensi untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan bisa dikategorikan dalam dua jenis, yaitu : 1. Data Primer Data yang diperoleh secara langsung melalui daftar pertanyaan secara terstruktur kepada responden yang berisi daftar pertanyaan yang ada pada kuisioner. Selain itu dalam menyebarkan kuisioner yang diajukan jika terdapat pertanyaan yang kurang dipahami oleh responden maka peneliti dapat menjelaskan agar tidak salah dalam mengisi kuisioner.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25