Pengaturan Ancaman Pidana Perpajakan Terhadap Korporasi. Penutup, Kesimpulan yang didapat adalah Korporasi sebagai subjek

xiii hukum pidana, yang bisa dikenakan atau dimintai pertanggungjawaban pidana apabila melakukan tindak pidana khususnya di bidang perpajakan. Pengaturan tentang perpajakan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang negara Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-Undang.

Bab IV Pengaturan Ancaman Pidana Perpajakan Terhadap Korporasi.

Pada bab ini penulis membahas tentang kurang efektifnya Undang-Undang perpajakan khususnya pengenaan sanksi terhadap korporasi yang melakukan pelanggaran di bidang perpajakan, sehingga perlu dirumuskan sanksi yang lebih efektif untuk menimbulkan efek jera kepada para pelanggar ketentuan undang- undang perpajakan khususnya pengenaan sanksi bagi korporasi. Yang mana inti dari pengenaan sanksi perpajakan adalah peningkatan pendapatan bagi Negara karena pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara.

Bab V Penutup, Kesimpulan yang didapat adalah Korporasi sebagai subjek

hukum sudah ada diatur dalam Undang-Undang di luar KUHP. Diantaranya dalam UU Perpajakan . Dalam Pasal 38 sampai dengan Pasal 39A UU Perpajakan tidak ada satupun dari pasal tersebut yang mencantumkan secara tegas sanksi bagi korporasi, walaupun korporasi dapat bertindak sebagai Wajib Pajak, namun tidak ada satupun dari pasal tersebut yang dengan tegas menyebutkan siapa yang bertanggungjawab terhadap pelanggaran pidana di bidang pajak dan bentuk pidana apa yang tepat dikenakan kepada korporasi yang melakukan tindak pidana xiv perpajakan. Diperlukan pembaruan di pada UU Perpajakan, yang mana sanksi yang dikenakan kepada korporasi lebih ditekankan kepada pidana denda. Pidana denda merupakan pidana tambahan sesuai dengan Pasal 10 KUHP. Lebih diutamakan denda, karena pada prinsipnya pajak adalah merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membangun bangsa Indonesia. Saran yang penulis sampaikan lebih memberi saran dan masukan kepada Pemerintah untuk dapat melakukan langkah persuasif, dengan memberikan insentif atau kemudahan bagi Wajib Pajak Korporasi yang taat membayar pajak. Pihak legislatif menyempurnakan UU Perpajakan dengan lebih mengedepankan upaya pengembalian pendapatan kerugian penerimaan Negara oleh para pelaku tindak pidana di bidang perpajakan, karena ide dasar hukum pajak adalah memungut pajak untuk pendapatan penerimaan negara. Konsep ini akan lebih efektif dan lebih bermanfaat bagi negara dan bangsa Indonesia dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi dan pengembalian kerugian keuangan negara akibat ulah pelaku tindak pidana perpajakan. Pidana penjara merupakan alternatif terakhir yang diterapkan sete;ah sanksi yang lain belum bisa berlaku efektif. xv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL DEPAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i HALAMAN SAMPUL DALAM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii LEMBAR PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT . . . . . . . . . . . . . iv UCAPAN TERIMAKASIH . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . v ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi ABSTRACT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii RINGKASAN . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xii DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xv

BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .