kejahatan korporasi. Korporasi yang merupakan suatu badan dapat dituntut dan dipidana, ini berarti bahwa penuntutan dan pemidanaan tidak
hanya dapat dijatuhkan kepada pengurus tetapi juga bisa kepada korporasinya. Namun demikian, fenomena yang ada di Indonesia, tidak
pernah ada pemidanaan bagi pelaku korporasi langsung sebagai badan. Padahal untuk korporasi yang melakukan pelanggaran perpajakan sudah
diatur dalam UU Perpajakan. Praktik yang selalu muncul adalah pemidanaan atau penuntutan bagi pengurus korporasi. Kurang tegasnya
aturan hukum terutama mengenai sanksi pidana yang harus dikenakan kepada korporasi, sehingga hal ini menyebabkan tidak adanya efek jera
terhadap korporasi, yang menyebabkan maraknya korporasi yang melakukan tindak pidana, salah satunya tindak pidana di bidang
perpajakan. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas maka penulis
tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “Pertanggungjawaban Pidana
Korporasi Yang Melakukan Tindak Pidana Perpajakan ”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari apa yang diuraikan dalam latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dikemukakan 2 dua permasalahan yang akan dibahas
dalam kajian ini, yaitu : 1.
Pengaturan tindak pidana perpajakan yang dilakukan oleh Korporasi sebagai Wajib Pajak.
2. Bagaimanakah pengaturan pertanggungjawaban pidana Wajib Pajak
Korporasi di masa mendatang ?
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Dalam penelitian ini, agar pembahasannya tidak menyimpang jauh dari cakupan masalah, maka ruang lingkup dalam penelitian ini hanya
dibatasi pada pengaturan tindak pidana perpajakan yang dilakukan oleh Korporasi sebagai Wajib Pajak yang melakukan tindak pidana perpajakan,
dan pengaturan ancaman pidana terhadap Wajib Pajak Korporasi di Indonesia.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengembangkan Ilmu Hukum terkait dengan paradigma science as a process ilmu
sebagai proses. Dengan paradigma ini ilmu tidak akan pernah mandeg final dalam penggaliannya atas kebenaran di bidang
objeknya masing-masing.
10
Dalam hal ini adalah tentang tanggungjawab pidana terhadap pelaku wajib pajak Korporasi.
1.4.2 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaturan tindak pidana
perpajakan yang dilakukan oleh Korporasi.
10
Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Udayana, 2013, Denpasar, hal. 28.
2 Untuk mencari kejelasan dengan menganalisa dan
mendiskripsikan pengaturan ancaman pidana terhadap Wajib
Pajak Korporasi dimasa mendatang.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Manfaat dari penelitian ini jika ditinjau dari manfaat teoritis adalah mampu mengkaji secara teori pengaturan tindak pidana perpajakan
yang dilakukan oleh Korporasi dan formulasi pengaturan yang baik untuk ancaman pidana terhadap Wajib Pajak Korporasi.
1.5.2 Manfaat Praktis
Dapat memberikan kontribusi bagi para Wajib Pajak untuk lebih taat dalam melaksanakan kewajibannya di bidang perpajakan.
1.6 Originalitas Penelitian
Untuk menghindari adanya kesamaan penelitian, penulis telah melakukan penelusuran kepustakaan Fakultas Hukum baik yang berupa skripsi, tesis,
disertasi, maupun buku ilmiah melalui media cetak dan elektronik. Melalui penelusuran tersebut ada beberapa penelitian tesis yang juga menyangkut
tentang perpajakan yang antara lain adalah :
Pertama , penulis menemukan Tesis pada Program Magister Ilmu
Universitas Diponegoro Semarang, tahun 2002, atas nama Suroyo, dengan
judul “Kebijakan Hukum Pidana dalam Menanggulangi Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan”.
Dengan rumusan masalah sebagai berikut : 1.
Bagaimanakah kebijakan penerapan hukum pidana selama ini dalam upaya menanggulangi berbagai bentuk kejahatan di bidang
perpajakan? 2.
Bagaimana kebijakan formulasi hukum pidana dalam perundang- undangan yang akan datang dalam upaya menanggulangi kejahatan
dibidang perpajakan ? Penelitian ini pada dasarnya menekankan bahwa : Penerapan Pasal 2 UU
No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001, mengenai delik korupsi, berpengaruh terhadap kebijakan aparat pelaksana hukum dalam
menerapkan delik pajak dengan berdasarkan pada setiap kasus, apabila Negara benar-benar telah mengeluarkan keuangannyakompensasi pajak,
maka dapat diterapkan delik korupsi. Serta untuk kedepannya agar dibedakan delik kejahatan dan pelanggaran. Karena pembedaan kualifikasi
delik ini akan berpengaruh, antara lain terhadap pemidanaan percobaan dan pembantuan, daluarsa hapusnya penuntutan, daluarsa gugurnya hak
menjalankan hukuman.
Kedua , penulis menemukan Tesis pada Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara Medan, tahun 2013, atas nama Evelyn, dengan judul “Upaya Hukum Wajib Pajak Badan terhadap Hasil Pemeriksaan Pajak”.
Dengan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Mengapa terhadap wajib pajak badan dilakukan pemeriksaan pajak ?
2. Bagaimana upaya hukum yang harus ditempuh oleh wajib pajak badan
atas diterbitkannya surat ketetapan pajak tanpa surat pemberitahuan hasil pemeriksaan SPHP ?
3. Bagaimana perlindungan hukum wajib pajak badan atas surat
ketetapan pajak yang dihasilkan dari pemeriksaan pajak tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ?
Penelitian ini pada dasarnya menekankan pada : Wajib pajak badan yang tidak patuh terhadap kewajibannya membayar pajak terutang yang
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak, maka Dirjen pajak sesuai dengan amanat UU perpajakan berwenang melakukan pemeriksaan pajak, karena
hal ini akan berdampak pada kerugian Negara. Terhadap SKP yang tidak benar wajib pajak badan dapat mengajukan upaya hukum sebagai bentuk
perlindungan dalam mencari keadilan bagi wajib pajak badan.
Ketiga , penulis menemukan Tesis pada Program Magister Ilmu Hukum
Kosentrasi Ilmu Pemerintahan, Universitas Udayana Denpasar, Tahun 2014, atas nama I Komang Agus Budiyasa, dengan judul
“Aspek Hukum Pemungutan Pajak Hotel Dengan Sistem Online Pada Pemerintah Kota
Denpasar”. Dengan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaturan pemungutan pajak hotel dengan sistem online
pada Pemerintah Kota Denpasar ?
2. Bagaimana kedudukan hukum Perjanjian Kerjasama Pemungutan
Pajak Hotel dengan sistem online ? Penelitian ini pada dasarnya menekankan pada : dasar hukum pemungutan
pajak hotel dengan sistem online, pengaturan pemungutan pajak dengan sistem online, pihak-pihak yang turut serta dalam perjanjian kerjasama
pemungutan pajak hotel dengan sistem online, hirarki perundang- undangan tingkat daerah, kedudukan hukum perjanjian kerjasama
pemungutan pajak hotel dengan sistem online, akibat hukum perjanjian kerjasama pemungutan pajak hotel dengan sistem online.
Sedangkan penelitian ini berjudul Pertanggungjawaban Pidana Korporasi sebagai Wajib Pajak, dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Pengaturan tindak pidana perpajakan yang dilakukan oleh Korporasi
sebagai Wajib Pajak. 2.
Pengaturan ancaman pidana terhadap Wajib Pajak Korporasi di masa mendatang.
Penelitian ini nantinya akan menekankan kepada pembahasan mengenai pengaturan tindak pidana perpajakan yang dilakukan oleh Korporasi dan
formulasi yang baik untuk sanksi yang diberikan terhadap Wajib Pajak yang berbentuk korporasi. Maka terlihat bahwa tidak ada kesamaan fokus
pembahasan dengan penelitian terdahulu.
1.7 Landasan Teoritis dan Kerangka Berfikir