Latar Belakang Masalah Hubungan antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja : studi kasus perawat Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur-Kuningan Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu fenomena yang sekarang ini terjadi adalah bergesernya dari abad industri ke abad informasi, yang mana kualitas pelayanan menempati posisi yang berarti dalam kehidupan perusahaan. Pelayanan yang diberikan kepada orang dan oleh orang harus mencerminkan suatu pelayanan yang terbaik. Ini berarti bahwa orang yang memberikan suatu pelayanan merasa senang akan dirinya sendiri dan pekerjaannya itu. Pelayanan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari sumber daya manusia. Sumber daya manusia SDM atau man power merupakan suatu kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki oleh suatu individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir modal dasar, sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha belajar dan pelatihan. Daya fisik adalah kekuatan dan ketahanan seseorang untuk melakukan pekerjaan maupun ketahanan dalam menghadapi serangan penyakit. Manusia adalah orangnya, sedangkan sumber daya manusia SDM adalah kemampuan totalitas daya pikir dan daya fisik yang terdapat pada orang tersebut. Teknologi yang canggih pun bila tanpa peran aktif manusia, tidak akan berarti apa-apa. xix 1 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Rumah Sakit merupakan suatu organisasi nirlaba yang pada dasarnya mempunyai ciri berorientasi pada jasa dan sumber d 2 aya manusianya mencurahkan lebih b ndisi fisik lingkungan kerja, dan faktor finansi anyak sumber dayanya untuk memberikan pelayanan dan mengolah informasi dan pengetahuan. Sumber daya manusia yang dimaksud disini adalah perawat. Merekalah yang bekerja keras memberikan pelayanan kepada para pasien secara langsung. Oleh karena itu, rumah sakit sangat perlu memperhatikan bagaimana tingkat kepuasan kerja perawatnya agar motivasi kerja yang ada dalam diri perawat semakin meningkat pula. Kepuasan kerja job satisfaction merupakan suatu penilaian dari seseorang tentang seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan dapat memuaskan kebutuhannya Hoppeck dalam Moh. As’ad, 2004:104. Ada empat faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor psikologis, seperti minat, bakat dan keterampilan. Faktor sosial, yaitu interaksi sosial kemudian faktor fisik, seperti ko al, yaitu gaji dan macam-macam tunjangan. Berdasarkan faktor psikologis, para perawat dituntut untuk bertindak profesional dalam menangani para pasiennya. Misalnya, ketika ada pasien yang sakit atau terluka parah maka, perawat harus dapat segera memberikan pertolongan di ruangan UGD. Namun, seringkali perawat pun merasa bosan karena pekerjaan mereka yang monoton. Setiap hari mereka harus selalu menangani para pasien yang memiliki berbagai macam penyakit dan karakteristik. Apalagi pasiennya rewel biasanya mereka hanya ingin dilayani oleh perawat pilihannya sendiri. Mereka harus berhati-hati dalam berbicara dengan pasien karena yang dihadapi oleh mereka adalah manusia. Mereka harus selalu bersikap xx PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ramah dan sabar meskipun sedang terjadi masalah dalam hidup mereka yang dapat mengganggu konsentrasi bekerja. Dalam hubungannya dengan faktor sosial yang terjadi di rumah sakit ini, jalur komunikasi berlangsung antar 3 a atasan dengan bawahan maupun antar rekan kerja d kesempatan melanj ngan lancar. apat berjalan dengan lancar. Hal ini didukung dengan adanya kebebasan dalam mengemukakan pendapat yang dapat disalurkan melalui rapat antar perawat kemudian disampaikan melalui perantaraan direktur medis atau direktur perawatan kepada pimpinan rumah sakit. Dan adanya penilaian yang dilakukan oleh pimpinan, maka perawat yang berprestasi akan mendapat penghargaan. Namun, masih ada beberapa hal yang dianggap kurang adil. Ketidakadilan itu antara lain adanya nepotisme dalam hal penerimaan karyawan dan utkan pendidikan. Tidak semua perawat dapat melanjutkan pendidikan kembali. Hanya perawat tertentu saja yang dapat melanjutkan pendidikan. Dalam hal ini adanya istilah anak emas. Selain itu, bila diketahui bahwa ada karyawannya yang sedang menjalin hubungan kasih maka, salah seorang dari mereka tersebut akan dimutasikan. Dalam kaitannya dengan faktor fisik, yaitu dengan adanya pengaturan jam kerja dan istirahat yang tepat membuat rumah sakit dapat beroperasi de Dalam melaksanakan pekerjaan, keadaan ruangan dan pertukaran udara serta penerangan dan kebersihan mendapat perhatian yang penting pula. Namun, peralatan kerja yang digunakan di rumah sakit ini masih terbatas. Itu disebabkan karena keterbatasan dana. Peralatan yang dimiliki berasal dari rumah sakit induk yaitu Rumah Sakit Borromeus yang sudah tidak dipergunakan lagi. xxi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Adanya macam-macam tunjangan seperti dana pensiun, tunjangan hari raya THR, jamsostek yang diwajibkan bagi setiap karyawan merupakan suatu fakta yang terjadi di rumah sakit ini dalam hubungannya dengan faktor f 4 inansial. Menya gar rumah sakit dapat berope vasi memegang pe lam meningkatkan prestasi kerja perawa dari pentingnya sumber daya manusia terhadap operasi rumah sakit maka sudah selayaknya sumber daya manusia dikelola sebaik mungkin, karena kunci sukses suatu rumah sakit bukan hanya keunggulan teknologi dan ketersediaan dana saja, tetapi faktor manusia juga merupakan faktor yang cukup penting. Perawat merupakan salah satu kekayaan utama suatu rumah sakit, karena aktivitas yang dilakukan oleh mereka mempunyai tujuan a rasi dengan lancar. Dalam mencapai tujuannya pun perlu diberikan motivasi kepada para perawat. Motivasi itu sendiri merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan- kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan Handoko, 1998:252. Moti ranan penting da t. Dengan adanya motivasi, diharapkan seorang perawat akan mencapai hasil kerja yang memuaskan. Motivasi seseorang sangat tergantung pada pengetahuan tentang hal-hal yang dibutuhkan orang itu karena pada hakekatnya setiap orang mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda sehingga proses pemberian motivasi untuk setiap orang juga berbeda-beda. Keterkaitan antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja seperti yang dijelaskan dalam salah satu teori motivasi yaitu content theory bahwa motivasi xxii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI atau kebutuhan akan mendorong orang untuk memenuhi kebutuhannya tersebut yang diwujudkan dalam suatu tindakan misalnya bekerja. Dengan terpenuhi kebutuhannya maka, orang tersebut akan merasa puas. Kepuasan inilah yang akan menimbulkan motivasi atau kebutuhan baru Ranupandojo dan Husnan, 1984:199. Dan 5 menurut Hani Handoko 2001:195 yaitu bahwa dalam kenyata ghargaan tersebut dirasakan adil dan memadai, maka kepuasan kerja karyawan akan meningkat ma penghargaan dalam proporsi yang sesuai dengan prestasi rja m aktu yang akan datang. Jadi, hubungan ntara motivasi dan kepuasan kerja menjadi suatu sistem yang berlanjut annya, banyak pendapat yang mengemukakan bahwa kepuasan kerja yang lebih tinggi terutama dihasilkan oleh motivasi untuk memenuhi kebutuhan seperti kebutuhan akan prestasi kerja, bukan sebaliknya. Prestasi kerja yang lebih baik mengakibatkan penghargaan yang lebih tinggi. Bila pen karena mereka meneri ke ereka. Di lain pihak, bila penghargaan dipandang tidak mencukupi untuk suatu tingkat prestasi kerja mereka, ketidakpuasan cenderung terjadi. Kondisi kepuasan atau ketidakpuasan kerja tersebut selanjutnya menjadi umpan balik yang akan mempengaruhi prestasi kerja di w a kontinyus Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA” dengan melakukan studi kasus pada perawat di Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur Kuningan, Jawa Barat. xxiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Batasan Masalah