Paradig Ker Hubungan antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja : studi kasus perawat Rumah Sakit Sekar Kamulyan Cigugur-Kuningan Jawa Barat.

yang lebih tinggi. keadaan inilah yang menimbulkan kebutuhan baru dan se rnah diam.

D. Paradig

X 3

E. Ker

terusnya, sehingga manusia dapat dikatakan tidak pe ma Penelitian X 1 : Kepuasan kerja ditinjau dari faktor psikologis X 2 : Kepuasan kerja ditinjau dari faktor sosial : Kepuasan kerja ditinjau dari faktor fisik X 4 : Kepuasan kerja ditinjau dari faktor finansial Y : Motivasi kerja angka Teoritik Hubungan antara kepuasan kerja dtinjau dari faktor psikologis, sosial, fisik dan finansial dengan motivasi kerja: Kepuasan kerja merupakan suatu sikap karyawan terhadap pekerjaan yang dihubungkan dengan situasi kerja, kerjasama antar X 1 Y X 2 X 3 X 4 l 32 karyawan, imbalan yang diterima dalam kerja dan hal lain. Sikap terhadap pekerjaan ini bertujuan untuk meme 33 nuhi kebutuhan. ng harus dilakukan. Sedangkan karyaw faktor yang berhub Adapun faktor psikologis merupakan suatu faktor yang berkaitan dengan kejiwaaan seseorang. Menurut Strauss dan Sayles dalam Handoko, 2001:196 bahwa karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis, dan pada akhirnya akan menjadi frustasi. Karyawan yang seperti ini memiliki semangat kerja yang rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak stabil serta sering absen dan melakukan kesibukan yang yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan ya an yang mendapatkan kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran yang baik dan berprestasi lebih baik daripada karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja. Dalam kaitannya antara kepuasan kerja ditinjau dari faktor sosial dengan motivasi kerja bahwa faktor sosial merupakan ungan dengan lingkungan sekitar khususnya lingkungan kerja dan bagaimana interaksinya dengan orang-orang dalam lingkungan kerja itu sendiri. Orang yang mempunyai motivasi ingin diakui dan dihargai dalam kelompoknya, maka ia akan melakukan interaksi dengan sesamanya. Jika ia merasa dirinya diakui dan dihargai, maka timbulah rasa puas yang dapat memicu timbulnya kebutuhan baru. Kebutuhan sosial juga diperoleh dari hubungan antara atasan dan bawahan. Setiap karyawan menginginkan perlakuan yang adil. Mereka li PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ingin agar suara mereka didengar kalau atasannya melakukan tindakan yang salah. Mereka menginginkan agar diakui kalau mereka melakukan pekerjaan yang baik Ranupandojo dan Husnan, 1984:188. 34 Dalam kaitannya antara kepuasan kerja ditinjau antara faktor fisik dengan motivasi kerja bahwa faktor fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan pekerjaan dan kondisi fisik perawat. Seperti usia yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Menurut Handoko 2001:198 bahwa semakin tua umur karyawan, mereka cenderung lebih terpuaskan dengan pekerjaan-pekerjaan mereka. Ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi kepuasan kerja mereka, seperti pengaharapan-pengharapan yang rendah dan penyesuaian yang lebih baik terhadap situasi kerja karena mereka lebih berpengalaman. Para karyawan yang lebih muda, di lain pihak cenderung kurang terpuaskan, karena berbagai pengharapan yang lebih tinggi dan kurang penyesuaian. Dalam kaitannya antara kepuasan kerja ditinjau dari faktor finansial dengan motivasi kerja bahwa faktor finansial merupakan faktor ryawan. Gaji merupakan salah satu sosial di masyarakat kita pun masih tergantung pada besarnya penghasilan yang diperoleh oleh seseorang dan memperoleh penghasilan yang baik memberikan karyawan perasaan puas terhadap prestasinya. Atau juga tunjangan hari tua yang dapat memberikan keamanan di hari tua dan juga yang berkaitan dengan kesejahteraan ka faktor finansial. Besar kecilnya gaji dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Menurut Ranupandojo dan Husnan 1984:186 bahwa status lii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memberikan kepuasan sehingga orang akan lebih termotivasi dalam bekerja. Segera setelah karyawan bekerja ia menginginkan agar penghasilannya dapat digunakan untuk mencapai kehidupan yang layak.

F. Hipotesis Penelitian