Alat penelitian Bahan Penelitian

6. Bobot kalus kering adalah bobot kalus pada saat pemanenan dan sesudah mengalami proses pengeringan dengan menggunakan oven pada suhu 40- 50 C, sampai diperoleh kalus dengan bobot konstan yaitu antara penimbangan yang pertama dan berikutnya selama 1 jam tidak berbeda 0,5 mg. 7. Laju pertumbuhan kalus adalah laju pertumbuhan kalus yang ditandai adanya pertambahan berat kalus dari waktu ke waktu dengan memanen setiap 6 hari sekali sebanyak 6 botol selama 42 hari. 8. Profil pertumbuhan kalus adalah rasio antara pertumbuhan kalus bobot kalus basah akhir- bobot kalus basah awal dengan waktu pemanenan serta rasio antara bobot kalus kering dengan waktu pemanenan. 9. Persen kadar air adalah rerata bobot kalus basah dikurangi dengan rerata bobot kalus kering lalu dibagi dengan rerata bobot kalus basah dikali dengan 100. 10. Konsentrasi zat pengatur tumbuh yaitu asam 2,4-Diklorofenoksiasetat yang digunakan adalah 4 ppm 2,4-D yang terkandung dalam satu liter media.

C. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat penelitian

a. Alat yang digunakan dalam kultur jaringan tanaman: 1 Alat-alat gelas, Pyrex 2 Autoklaf, YX 400Z Shanghai Sanshen, Medical Inst, Co, LTD. 3 Oven, Marius Instrument, German. 4 Pemanas listrik, Ika Combimag, RCT, German. 5 Timbangan analitik, Scaltec. 6 Glassfirn. 7 Magnetic stirrer. 8 Pinset. 9 Skapel. 10 Kertas pH indikator. 11 Kertas saring. 12 Laminar air flow. 13 Lampu UV. 14 Inkubator, Heraeus Tamson, Holland. 15 Botol kultur. 16 Aluminium foil,Heavy-Duty, Diamond-Wrap. 17 Referigerator, Sharp. 18 Sprayer. 19 Mortir stamper. b. Alat untuk penyarian : alat gelas pyrex, kertas saring, dan waterbath c. Alat untuk Kromatografi Lapis Tipis: 1 Bejana gelas. 2 Lempeng kaca. 3 Lemari asam. 4 Pipa kapiler. 5 Penyemprot bercak. 6 Lampu TL Day Light” 20 watt. 7 Lampu UV 254 dan 365 nm.

2. Bahan Penelitian

a. Bahan eksplan : daun yang segar dan sehat terletak no. 3-5 dari ujung batang atau cabang tanaman kamboja jepang diambil dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Dusun Paingan, Desa Maguwohardjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. b. Bahan kimia Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1 Agar, Mkr Chemicals. 2 Garam anorganik makronutrien yang terdiri dari : a Kalium nitrat, Merck, Germany. b Ammonium nitrat, GPR, BDH. c Kalsium dikloro dihidrat, Merck, Germany d Magnesium sulfat heptahidrat, Merck, Germany e Kalium dihigrogen fosfat, Merck, Germany. 3 Garam anorganik mikronutrien yang terdiri dari : a Mangan sulfat tetrahidrat, BDH limited Poole, England. b Seng sulfat heptahidrat, Merck, Germany. c Asam borat, GPR, BDH, Merch, Germany d Kalium iodide netral, Merck, Germany e Tembaga II sulfat pentahidrat, Bratako chemika, Bandung. f Natrium molibdat dihidrat, Riedel dehaen, Germany. g Kobalt II klorida heksahidrat, GPR, BDH. h Besi II sulfat heptahidrat, Merck, Germany i Natrium etilen diamin tetra asetat dihidrat, GPR,BDH, Merck, Germany. 4 Vitamin dan asam amino yang terdiri dari: a Myo inositol, Biochemical, BDH, Merck, Germany. b Tiamin hidroklorida, Biochemical, BDH, Merck, Germany. c Asam nikotinat, BDH, Merck, Germany. d Piridoksin hidroklorida, Biochemical, BDH, Merck, Germany. e Glisin, Biochemical, BDH, Merck, Germany. 5 Sumber karbon : sukrosa, BDH, Merck, Germany. 6 Zat pengatur tumbuh : Asam 2,4-Diklorofenoksiasetat, GPR, BDH. 7 Desinfektan a Natrium hipoklorida, Bayclin, Johnson. b Alkohol 70 derajat kemurnian teknis. c Tween 80, Merck-Sohuchardt. 8 Akuades c. Bahan untuk penyarian: Metanol J.T. Baker, Germany dan Kloroform J.T. Baker, Germany d. Kromatografi Lapis Tipis : a Metanol, J.T. Baker, Germany b Etil asetat, J.T. Baker, Germany. c Kedde reagent, Merck, Germany. d Asam sulfat, Merck, Germany. e Silica-Gel GF 254 , Merck, Germany.

D. Tata Cara Penelitian