berisi media yang telah diketahui beratnya dimasukkan kedalam laminar air flow
dan disterilkan selama ± 2 jam dengan lampu UV. Media yang berisi kalus kemudian disemprot dengan alkohol 70
kemudian dimasukkan ke dalam laminar air flow. Ketika botol akan dibuka dan ditutup, maka dilakukan proses flambir. Kemudian ambil kalus dengan
pinset dan letakkan di atas cawan petri. Bersihkan kalus dari sisa-sisa eksplan hingga bersih kemudian belah bagian kalus tersebut dan potong-potong
dengan menggunakan pertolongan skapel dan pinset dengan ukuran kalus awal, yaitu 3 – 5 mm lalu ditanam dalam media yang baru secara aseptis.
Kalus yang telah ditanam tadi kemudian diinkubasikan di dalam ruang inkubator dengan suhu ruangan 18
C serta disinari dengan lampu TL “Day Light” 20 watt dengan ketinggian 40 cm. Sub-kultur ini dibuat sebanyak 42
botol. Untuk mengetahui bobot kalus maka dilakukan penimbangan pada media baru yang berisi kalus, selanjutnya bobot yang diperoleh dikurangkan
dengan bobot media awal sebelum ditanami kalus.
8. Pemanenan
Setelah dilakukan subkultur, tiap 6 enam hari sekali dilakukan pemanenan sebanyak 6 enam buah botol yang berisi kalus lalu dibersihkan
dari sisa-sisa agar yang masih melekat. Setelah kalus bersih kemudian dilakukan penimbangan dan akan mendapatkan bobot kalus basah. Kalus yang
telah dipanen kemudian dikeringkan pada suhu 40-50 C hingga didapatkan
perbedaan bobot sebesar 0,5 mg bobot zat dari 2 penimbangan berurutan berselang 1 jam atau dengan kata lain setelah didapatkan berat kalus kering
yang konstan. Catat bobot kering kalus hasil setiap pemanenan. Kalus kering yang diperoleh kemudian digerus dengan menggunakan mortir dan stamper .
Selanjutnya serbuk kalus yang diperoleh, disimpan di dalam flakon dan dikumpulkan sebanyak
± 2 gram untuk dibuat ekstrak sehingga dapat diketahui metabolit sekunder dalam kalus.
9. Analisis pertumbuhan kalus
Analisis pertumbuhan kalus dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu :
a. Pembuatan grafik pola pertumbuhan kalus berdasarkan data penimbangan
bobot kalus basah dengan umur kalus. Perhitungan bobot kalus basah tiap-tiap waktu tertentu yakni setiap 6
enam hari sekali. Pertambahan bobot kalus basah pada tiap-tiap waktu pemanenan didapatkan dari penjumlahan dari tiap-tiap botol yang dipanen
pada hari yang sama. Analisis pertumbuhan kalus dilakukan dengan menggunakan kurva sigmoid yang menyatakan hubungan antara umur
kalus dengan pertambahan bobot kalus basah pertumbuhan kalus sehingga diperoleh gambaran fase-fase pertumbuhan kalus. Rumus regresi
linier menurut Budiasmoro 2003 adalah sebagai berikut :
r = ΔpΔh.p
2 2
2
p p
n p.r
p p
r a
Σ −
Σ Σ
Σ −
Σ Σ
=
2 2
p p
n r
p p.r
n b
Σ −
Σ Σ
Σ −
Σ =
Persamaan kurva sigmoid menurut Budiasmoro 2003 adalah sebagai berikut :
b e
b N
a a
Y
x t
a
N
− +
=
−
+
.
1
Y = pertumbuhan sebagai fungsi umur kalus pada persamaan sigmoid a = nilai intercept dari rumus regresi linier
b = nilai slope dari rumus regresi linier N = data bukan nol yang terukur pertama kali
X = umur kalus Untuk membuktikan bahwa kurva sigmoid yang dihasilkan dapat
mewakili profil pertumbuhan kalus dilakukan uji t terhadap nilai b dan nilai pertumbuhan yang diperoleh dari persamaan kurva sigmoid.
Sy.x = 2
2
− −
n y
y
Sb =
∑
2
x Syx
tb =
Sb b
Syx = simpangan relatif data penimbangan dengan hasil perhitungan kurva sigmoid
Y = nilai pertumbuhan yang didapat dari selisih bobot akhir dan bobot awal kalus
Y = nilai pertumbuhan yang didapat dari persamaan sigmoid PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
n = jumlah data x = simpangan Y terhadap rerata Y
Sb = simpangan b b = nilai slope persamaan sigmoid yang didapat dari hasil regresi linier
tb = nilai t hitung dari b yang akan dibandingkan dengan t tabel. b.
Pembuatan grafik pola pertumbuhan kalus berdasarkan data biomassanya Kalus basah yang diperoleh dari setiap pemanenan kemudian
dikeringkan hingga bobotnya konstan dan ditimbang. Pertumbuhan kalus dihitung berdasarkan persentase pertambahan bobot biomassa kalus.
Kemudian dibuatkan grafik pola pertumbuhan kalus, dengan menghubungkan antara pertambahan bobot kalus kering dan umur kalus.
10. Pengeringan dan pembuatan serbuk daun kamboja jepang