memberikan warna oranye, ungu, biru, dan violet, yang menunjukkan adanya glikosida jantung Farnsworth, 1966 .
Di dalam skrining fitokimia untuk glikosida jantung, uji pendahuluan yang positif pada ekstrak tanaman dengan menggunakan salah satu pereaksi yang
dikonfirmasikan dengan pereaksi yang spesifik untuk tambahan 2 sisi reaktif vide supra. Sebagai contoh , sebuah uji pendahuluan yang positif dengan pereaksi
Keller menunjukkan adanya gula deoksi. Ini harus diikuti dengan uji yang ke dua yaitu uji dengan pereaksi Liebermann, hasil positif, menunjukkan adanya inti
steroid Shoppee, 1964 .
D. Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi merupakan proses diferensiasi komponen-komponen cuplikan yang ditahan secara selektif oleh fase diam. Pada dasarnya semua
kromatografi menggunakan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Pemisahan- pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari dua fase ini. Kromatografi dapat
digolongkan berdasarkan sifat-sifat fase diam, yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Apabila fase diam berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai
kromatografi serapan, sedangkan untuk fase diam yang berupa cairan dikenal sebagai kromatografi partisi Sastrohamidjojo, 2001 .
Kromatografi lapis tipis termasuk ke dalam kromatografi serapan. Prinsip dari kromatografi serapan adalah kecepatan bergerak dari suatu komponen
tergantung pada berapa besarnya komponen tersebut tertahan oleh fase diam Sastrohamidjojo, 2001 .
Fase diam yang digunakan dalam kromatografi lapis tipis adalah bahan penyerap atau adsorben Stahl, 1969 . Zat penyerap merupakan lapisan tipis
serbuk halus yang dilapiskan pada lempeng kaca, plastik atau logam secara merata, umumnya digunakan lempeng kaca. Dua sifat penting yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan bahan penyerap adalah ukuran partikel dan homogenitas partikel penyerap. Kedua sifat ini sangat berpengaruh pada gaya
adhesi. Besar partikel yang biasa digunakan adalah 1-25 mikron. Fase diam yang umum dan paling banyak digunakan adalah silika gel yang dicampur dengan
CaSO
4
untuk menambah daya lengket partikel silika gel pada pendukung pelat. Adsorben lain yang juga biasa digunakan adalah alumina, kieselguhr, celite,
serbuk selulosa, serbuk poliamida, kanji dan sephadex Mulja dan Suharman, 1995 . Fase diam yang digunakan untuk analisis secara kromatografi lapis tipis
untuk glikosida jantung adalah silika gel GF
254
Wagner, 1984 . Fase gerak adalah medium angkut dan terdiri atas satu atau beberapa
pelarut. Fase ini bergerak dalam fase diam karena adanya gaya kapiler. Fase gerak yang digunakan adalah pelarut bertingkat mutu analitik dan bila diperlukan sistem
pelarut multi-komponen harus berupa campuran sesederhana mungkin terdiri atas maksimum tiga komponen Stahl, 1969 . Pemilihan fase gerak untuk glikosida
jantung ada beberapa macam alternatif, yaitu: etil asetat-metanol-air 100:13,5:10
v v
; etil asetat-metanol-etanol-air 81:11:4:8
v v
; metiletil keton-toluena-air-asam asetat glasial 40:5:3:2,5:1
v v
; kloroform-metanol-air 65:35:10
v v
Wagner, 1984 .
Campuran yang dipisahkan berupa larutan yang ditotolkan berupa bercak. Setelah itu pelat atau lapisan dimasukkan ke dalam bejana tertutup rapat yang
berisi larutan pengembang yang cocok fase gerak. Pemisahan terjadi selama pengembangan. Selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus dideteksi Stahl,
1969 . Identifikasi dari senyawa yang terpisah bercak noda pada lapisan tipis
dapat dilakukan dengan tanpa pereaksi kimia dan disemprot dengan reagen. Identifikasi senyawa glikosida jantung dapat dilakukan dengan tanpa pereaksi
kimia yaitu dengan menggunakan sinar ultraviolet 254 dan 365 nm, sedangkan reagen penyemprot yang digunakan untuk identifikasi senyawa glikosida jantung
adalah reagen Kedde, Legal, Baljet, Raymond, antimony III chloride, chloramine-trichloroacetic acid CTA, sulphuric acid Wagner, 1984 dan
vanillin-phosporic acid Jork, et al., 1990 . Jarak pengembangan senyawa pada kromatogram biasanya dinyatakan
dengan angka Rf atau hRf. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan jarak antara senyawa dari titik awal dengan jarak tepi muka pelarut dari awal.
Rf =
an pengembang
jarak an
pengembang awal
dari bercak
jarak
Harga Rf yang diperoleh pada KLT tidak tetap jika dibandingkan dengan kromatografi kertas. Oleh karena itu, pada lempeng yang sama di samping
kromatogram zat yang akan diuji perlu dibuat kromatogram zat pembanding kimia, lebih baik dengan kadar yang berbeda-beda. Perkiraan identifikasi
diperoleh dengan pengamatan dua bercak dengan harga Rf dan ukuran yang hampir sama. Angka Rf berkisar antara 0,01 – 1,00 dan hanya dapat ditentukan
dengan dua desimal. hRf adalah angka Rf dikalikan faktor 100 h, menghasilkan nilai berkisar antara 0 – 100 Stahl, 1969 .
E. Landasan Teori