merupakan waktu adaptasi kalus dengan media yang baru. Pada fase ini pertambahan bobot kalus hanya sedikit dan terlihat hampir mendatar pada
kurva. b.
Fase eksponensial, yaitu fase dimana mulai terjadi pertumbuhan kalus. Pertambahan bobot kalus mulai terlihat nyata dan diikuti fase linier
dimana pertumbuhan kalus terus menaik secara eksponensial seperti garis lurus ke atas dan berhenti.
c. Fase stasioner, yaitu fase dimana pertumbuhan kalus sama dengan
kematian sel-sel kalus. Kalus tidak dapat bertahan hidup pada fase ini dalam waktu yang lama. Sel-sel mulai mati, media pertumbuhan kelebihan
muatan dan nutrien telah habis digunakan, sehingga kematian sel menjadi lebih cepat George dan Sherrington, 1984 .
3. Lingkungan
Faktor lingkungan utama yang harus dipenuhi antara lain : a. Cahaya.
Cahaya berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan yang disebut fotomorfogenenesis. Jenis cahaya yang paling sering digunakan dalam
kultur jaringan adalah cahaya dari lampu neon. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya yang dapat menyebarkan cahaya yang lebih luas dan merata,
serta lebih hemat pemakaian listrik Katuuk, 1989 . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Suhu. Pada umumnya kultur jaringan memerlukan suhu sebesar 25-30°C.
Namun untuk pertumbuhan optimum hal ini akan berbeda-beda pada setiap spesies, serta jenis eksperimen Katuuk, 1989 .
c. pH. Pada umumnya nilai pH yang paling disukai untuk pertumbuhan sel
antara 5-6. Walaupun pH media akan berubah selama pengkulturan, pH harus diatur lebih dulu sebelum diautoklaf, yaitu apabila semua komponen
media sudah dicampurkan. Manfaat pH dalam media adalah untuk menjaga kestabilan membran sel, mengatur garam-garam agar tetap dalam bentuk
terlarut, membantu penyerapan hara dan mengatur sifat gel agar dalam media padat Katuuk,1989 .
d. Kelembaban. Faktor kelembaban relative humidity RH tidak banyak dibahas dalam
kultur jaringan. Hal ini disebabkan oleh kondisi dalam botol kultur yang selalu lembab karena media. Namun demikian kelembaban di luar botol
kultur juga perlu diperhatikan. Kondisi iklim dalam hal ini sangat berpengaruh terhadap kelembaban kultur. Untuk itu disarankan agar RH
dalam ruang kultur berkisar 70 Katuuk,1989 . e.
Wadah botol kultur. Ukuran wadah kultur biasanya juga mempengaruhi pertumbuhan serta
morfogenesis in vitro. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan konsentrasi CO
2
yang tersedia, etilen serta gas lain yang berada dalam ruang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
wadah. Besar kecilnya wadah tergantung pada jenis serta ukuran eksplan yang digunakan, dan fase perkembangan eksplan sehingga pemindahan
eksplan ke botol yang lebih besar sangat diperlukan. Biasanya untuk eksplan yang berukuran kecil, pada permulaan pengkulturan dapat menggunakan
tabung kultur yang berdiameter 1,5 cm, kemudian untuk pertumbuhan akar maka diameter tabung kultur dapat diganti menjadi 2,5 cm. Wadah kultur
jaringan tidak hanya tergantung pada botol kultur buatan pabrik. Banyak macam wadah yang boleh dijadikan tempat kultur, antara lain: botol-botol
bekas obat-obatan, jam, atau bekas bahan makanan lainnya. Biasanya wadah terbuat dari gelas adalah yang paling baik, karena dapat dengan
mudah dicuci untuk digunakan lagi.
C. Glikosida Jantung