sehingga nutrisi dapat diserap dengan lebih baik oleh eksplan. Pada saat pengirisan dan pemindahan eksplan ke dalam botol kultur, digunakan pisau dan
pinset yang telah disterilkan dan didinginkan untuk meminimalkan resiko kematian eksplan karena panas.
C. Deskripsi Kalus dan Waktu Inisiasi Kalus
Kalus adalah suatu massa amorf yang tersusun atas sel-sel parenkim berdinding sel tipis yang berkembang dari hasil proliferasi sel-sel jaringan induk
Yuwono, 2006 . Pada hasil penelitian, kalus dari daun kamboja jepang yang diperoleh berwarna putih kekuningan dan bersifat “freeable” yaitu antara satu
kumpulan sel dengan sel yang lain mudah dipisahkan. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media Murashige-
Skoog yang mengandung nutrisi yang cukup lengkap untuk mendukung pertumbuhan kalus. Penambahan zat pengatur tumbuh auksin dalam media juga
merupakan salah satu faktor yang digunakan untuk menumbuhkan kalus. Dalam aktivitas kultur jaringan tanaman, auksin terkenal dalam berperan sebagai hormon
yang mampu berperan menginduksi terjadinya kalus George dan Sherrington, 1984. Pada penelitian digunakan ZPT berupa 2,4-D yang termasuk dalam
golongan auksin sehingga 2,4-D berfungsi dalam menginduksi terjadinya kalus. Pada penelitian, konsentrasi 2,4-D yang ditambahkan ke dalam media adalah 4
ppm. Konsetrasi 2,4-D tersebut diperoleh dari hasil orientasi di mana pada konsentrasi tersebut ZPT sudah dapat menginduksi terjadinya kalus.
Waktu inisiasi kalus adalah waktu yang diperlukan oleh eksplan untuk menumbuhkan kalus yang dihitung mulai saat penanaman eksplan hingga kalus
teramati pertama kali tumbuh berupa bintik putih pada tepi irisan eksplan atau pada pelukaan eksplan Puspitasari dan Soegihardjo, 2002. Idealnya, waktu
inisiasi kalus ditandai dengan pertambahan bobot eksplan yang telah ditanam dari bobot awalnya. Namun, pengamatan bobot media dan eksplan dari hari ke hari
menunjukkan terjadinya penurunan bobot eksplan dan media berbanding lurus dengan umur penanaman. Penurunan bobot tersebut terjadi karena laju
pertumbuhan kalus lebih lambat daripada laju pengurangan kadar air media akibat penguapan dan penyerapan air oleh eksplan. Oleh karena itu, penentuan waktu
inisiasi kalus tidak dapat diamati dengan cara tersebut. Pada penelitian ini, inisiasi kalus diamati sebagai munculnya titik-titik
tumbuh kalus yang berwarna putih kekuningan untuk yang pertama kalinya pada eksplan. Waktu inisiasi kalus rata-rata yang diperoleh dari hasil penelitian adalah
10,3 hari, dapat terlihat pada tabel I.
Tabel I. Waktu inisiasi kalus rata-rata daun kamboja jepang
Jumlah botol sumber inokulum Waktu inisiasi kalus hari
6 9 3 12
1 13 Waktu inisiasi kalus rata – rata hari
10,3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Waktu inisiasi kalus menunjukkan komposisi media yang sesuai untuk menumbuhkan kalus. Dalam penelitian ini, waktu inisiasi digunakan juga sebagai
parameter waktu pemanenan kalus yang nantinya data pemanenan ini akan digunakan untuk analisis pola pertumbuhan kalus.
Gambar 3. Inisiasi kalus daun kamboja jepang
Waktu inisiasi kalus ini tidak dapat menggambarkan pertumbuhan kalus. Karena selama proses orientasi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa
walaupun eksplan tanaman yang dipilih diperlakukan pada kondisi percobaan yang sama, namun eksplan tanaman yang satu dan yang lainnya memiliki
kepotensialan yang berbeda untuk tumbuhnya kalus. Maka dari itu diperlukan analisis pertumbuhan kalus baik secara visual maupun penimbangan berat kalus
selama pemanenan.
D. Subkultur dan Panen