dengan dua desimal. hRf adalah angka Rf dikalikan faktor 100 h, menghasilkan nilai berkisar antara 0 – 100 Stahl, 1969 .
E. Landasan Teori
Di dalam pencarian metode produksi kandungan obat dari tumbuhan, pendekatan kultur jaringan, potensial sebagai alternatif di dalam produksi
metabolit-metabolit bioaktif tumbuhan untuk skala industri. Ide memperbanyak tanaman dengan jalan mengkulturkan bagian kecil jaringan atau organ
berdasarkan teori totipotensi. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi juga oleh zat
pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2,4-D auksin dengan tujuan untuk merangsang pertumbuhan kalus. Selain
itu, 2,4-D juga berfungsi dalam perkembangan sel dengan menaikkan tekanan osmotik dan menurunkan tekanan dinding sel sehingga air dapat masuk ke dalam
sel disertai kenaikkan volume sel. Pada penelitian ini, kalus terbentuk dari daun kamboja jepang yang
mengalami pelukaan pada bagian tepi. Menurut Salisbury dan Ross 1995 bahwa kurva pertumbuhan dihasilkan dengan memplotkan ukuran atau bobot organisme
terhadap waktu. Kurva tersebut dijelaskan dengan fungsi matematis sederhana, misalnya garis lurus atau kurva berbentuk-S yang sederhana. Oleh karena itu,
pada penelitian ini diharapkan bahwa profil pertumbuhan kalus daun kamboja jepang dapat dijelaskan dengan menggunakan kurva sigmoid dengan adanya fase
lag, fase eksponensial dan fase stasioner. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa daun kamboja jepang dapat tumbuh secara in vitro untuk menghasilkan kalus yang mengandung
glikosida jantung yang sama dengan glikosida jantung pada daun tanaman asalnya.
F. Hipotesis
1. Daun tanaman kamboja jepang dapat membentuk kalus dengan penambahan
zat pengatur tumbuh asam 2,4 Diklorofenoksiasetat pada media MS. 2.
Kultur kalus yang dihasilkan melalui teknik kultur jaringan ini memiliki profil pertumbuhan sigmoidal, dimana pada fase stasionernya menghasilkan
kandungan glikosida jantung yang optimum. 3.
Ekstrak kalus daun tanaman kamboja jepang memiliki kandungan glikosida jantung yang sama dengan ekstrak daun kamboja jepang tanaman asalnya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif yaitu tidak ada perlakuan atau manipulasi pada
subyek uji dan penelitian ini hanya bertujuan menunjukkan fakta yang ada.
B. Definisi Operasional
1. Daun yang digunakan sebagai eksplan dalam penelitian ini adalah daun
yang segar dan sehat, terletak pada nomor 3-5 dari ujung batang atau cabang.
2. Waktu inisiasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh eksplan untuk
membentuk kalus dihitung mulai dari saat penanaman eksplan sampai hari pertama kalus mulai terbentuk berupa bintik putih dari tepi irisan daun
eksplan. 3.
Subkultur adalah suatu kegiatan pemeliharaan kalus dengan memindahkan kalus ke dalam media baru sehingga kalus tidak kekurangan nutrisi.
4. Bobot kalus basah awal adalah hasil pengurangan antara bobot botol +
media + kalus dengan bobot botol + media pada saat subkultur. 5.
Bobot kalus basah akhir adalah bobot kalus yang ditimbang pada saat pemanenan.
30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI