Waktu inisiasi kalus menunjukkan komposisi media yang sesuai untuk menumbuhkan kalus. Dalam penelitian ini, waktu inisiasi digunakan juga sebagai
parameter waktu pemanenan kalus yang nantinya data pemanenan ini akan digunakan untuk analisis pola pertumbuhan kalus.
Gambar 3. Inisiasi kalus daun kamboja jepang
Waktu inisiasi kalus ini tidak dapat menggambarkan pertumbuhan kalus. Karena selama proses orientasi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa
walaupun eksplan tanaman yang dipilih diperlakukan pada kondisi percobaan yang sama, namun eksplan tanaman yang satu dan yang lainnya memiliki
kepotensialan yang berbeda untuk tumbuhnya kalus. Maka dari itu diperlukan analisis pertumbuhan kalus baik secara visual maupun penimbangan berat kalus
selama pemanenan.
D. Subkultur dan Panen
Subkultur dilakukan setelah kalus berumur 36 hari. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga konsistensi pasokan nutrisi. Apabila subkultur terlambat
dilakukan, massa kalus akan mati kehabisan nutrisi. Tanda-tanda kalus kehabisan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nutrisi dan harus segera dipindah ke dalam media yang baru adalah warna kalus menjadi coklat, media retak, dan selanjutnya sedikit demi sedikit kalus akan
mengering. Waktu 36 hari yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari hasil orientasi, di mana pada umur 36 hari kalus telah mulai menunjukkan tanda
kekurangan nutrisi. Pada penelitian ini, kalus disubkultur cukup 1 kali sebelum dilakukan
pemanenan. Kalus yang dipanen adalah hasil dari subkultur pertama. Hal ini dilakukan karena pada subkultur yang pertama eksplan sudah membentuk kalus
seluruhnya. Bagian kalus yang disubkultur adalah bagian yang masih sehat yaitu
bagian kalus yang belum mengalami kecoklatan atau “browning” dan memiliki titik tumbuh yang baik yaitu di bagian kalus terluar. Kalus yang telah
mengalami“browning” apabila ditanam tidak dapat tumbuh dan berkembang membentuk kalus baru. Kalus bagian luar merupakan kalus yang masih tersusun
oleh sel-sel meristem sehingga dapat tumbuh dan berkembang membentuk kalus baru. Dengan pemilihan ini, diharapkan kalus akan cepat berkembang setelah
dipindah ke media baru. Dari hasil orientasi, ditemukan bahwa kalus bagian dalam terdiri dari sel-sel tua yang memiliki waktu dormansi sebelum mulai tumbuh
apabila dipindahkan ke media baru. Tidak jarang, kalus tua ini justru mati setelah dipindah karena tidak mampu menyerap nutrisi dari media.
Bobot kalus awal sebelum subkultur tidak dapat ditimbang karena resiko kontaminasi. Oleh karena itu, jumlah kalus awal dikendalikan dengan
menyamakan ukuran kalus awal, yaitu ± 3 – 5 mm. Ukuran ini ditetapkan dengan
cara orientasi. Ukuran kalus awal yang lebih kecil menghasilkan pertumbuhan yang lebih pesat karena penyerapan nutrisi lebih optimal.
Pemanenan dilakukan pada setiap 6 hari sekali selama 42 hari. Tujuan pemanenan adalah untuk mengetahui profil pertumbuhan kalus dan untuk
mendapatkan kalus kering untuk dianalisis kandungan kimianya. Pemanenan dilakukan sampai hari ke-42, karena pada hari ke-36 hingga hari ke-42 kalus
menunjukan fase stasioner, yang mana pada fase tersebut diharapkan kalus memiliki kandungan metabolit sekunder berupa glikosida jantung yang optimum.
E. Profil Pertumbuhan Kalus