68
Idenburg. Setelah Rhemrev, Tuan Bloommstein mengalami hal serupa. Saat dia ditugaskan ke Deli menggali informasi tentang poenale sanctie para tuan kebun
menyiapkan Tuan Schneider untuk menghadangnya. Hasilnya luar biasa. Laporan Tuan Bloommestein masuk keranjang sampah. Menurutku, sudah tiba
saatnya bagi kuli-kuli untuk bersatu dalam sebuah serikat buruh seperti yang ada di Eropa. Serikat ini bisa mengetahui dan memperhatikan keluhan serta
keberatan anggotanya. Apakah tuan-tuan berpikir hal ini khayalan? Tidak. Sekarang sudah saatnya melangkah.” hlm.252.
3. Keadaan Sosial
Keadaan sosial Novel Berjuta-juta dari Deli Satoe Hikajat Koeli Contract adalah kehidupan social kuli-kuli di perkebunan Deli dengan segala
peraturan yang tegas dari para tuan kebun. Mereka menemui berbagai penderitaan di Deli. Seketika itu mereka dihadapkan pada kenyataan yang
pedih, mereka bertemu dengan sosok-sosok asing yang menggenggam kehidupan mereka. Jiwa dan raga para kuli-kuli kontrak itu telah ikut
tergadai Mereka harus selalu mematuhi perintah dari para tuan kebun. Para kuli akan mendapat hukuman berat jika mereka melakukan kesalahan atau
melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Di perkebunan derita para kuli kontrak semakin menjadi, kehidupan
mereka diatur oleh bunyi suara kentongan. Kentongan bangun pagi, istirahat siang, tidur malam. Di sela-sela kerja dan istirahat para kuli kontrak, kerap
terjadi tindak kekerasan yang tak manusiawi baik dari para mandor maupun Tuan Besar perkebunan. Setiap kuli yang melakukan kesalahan akan
mendapat pukulan, tendangan, cambukan. Tak peduli kuli pria ataupun wanita, semua mendapat hukuman keji. Seorang kuli wanita yang tak mau
diajak ‘main’ oleh Tuan Asisten Perkebunan harus mendapat siksaan disalib seperti Kristus. Dijemur dalam keadaan telanjang selama berhari-hari dari
69
matahari terbit hingga terbenam. Ada juga praktek pelacuran, perjudian, dan madat yang terjadi di perkebunan. Setiap akhir bulan setelah masa gajian para
kuli dibiarkan terpikat ke dalam perjudian, masuk dalam bilik-bilik pelacuran dan rumah candu agar mereka menghabiskan upah mereka hingga harus
meminjam uang kepada mandor perkebunan dengan bunga yang mencekik. Dengan begitu para kuli akan terbelit oleh hutang yang tak terbayarkan
sehingga mau tidak mau mereka harus terus memperpanjang kontrak kerja mereka. Jika mereka kabur, para penduduk asli siap menangkap mereka untuk
memperoleh imbalan yang besar dari pengelola perkebunan. Para kuli yang kabur akan diburu, ketika tertangkap mereka akan diikat dan dibawa ke
perkebunan dengan tangan dan kaki diikat pada sebilah kayu. Perbudakan terjadi di balik rimbunnya daun-daun tembakau. Tak
banyak yang tahu bahwa tembakau Deli yang terkenal di seluruh dunia, akarnya telah menyerap keringat, air mata, dan darah para kuli. Kolusi terjadi
di antara penguasa dan tuan kebun. Poenale Sanctie menjadi tameng yang melegalkan kekejaman mereka. Tak ada hukum yang melindungi para kuli.
4. Konflik Sosial