Kajian Struktural Pengertian Pendekatan Sosiologi Sastra

23 tergradasi akan nilai-nilai otentik yang dilakukan oleh seorang hero yang problematik dalam suatu dunia yang juga terdegradasi. Jadi jelas bahwa kesusastraan dapat dipelajari dari disiplin ilmu sosial juga.

5. Kajian Struktural

Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur di sini dalam arti bahwa karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antara unsur-unsurnya terjadi hubungan timbal balik, saling menentukan. Jadi, kesatuan unsur-unsur dalam sastra bukan hanya merupakan kumpulan atau tumpukan hal-hal atau benda-benda yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan hal-hal itu saling terikat, saling berkaitan, dan saling bergantung Pradopo, 2005: 118 -119. Struktur karya sastra adalah hubungan antarunsur intrinsik yang bersifat timbal balik, saling mempengaruhi yang secara bersama membentuk satu kesatuan yang utuh. Tujuan analisis struktural adalah memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan. Analisis struktural tak cukup dilakukan hanya sekedar mendata unsur tertentu sebuah karya fiksi, misalnya plot, tokoh, latar, dan yang lain. Namun, yang lebih penting adalah menunjukkan bagaimana hubungan-hubungan antar unsur itu, dan sumbangan apa yang diberikan terhadap tujuan estetik dan makna keseluruhan yang ingin dicapai Nurgiyantoro, 1995: 36-37. Sesuai dengan namanya pendekatan 24 struktural memandang dan memahami karya sastra dari segi struktur karya sastra itu sendiri. Karya sastra dipandang sebagai sesuatu yang otonom, berdiri sendiri, bebas dari pengarang, realitas, maupun pembaca Teeuw dalam Wiyatmi, 2006: 89. Analisis struktural merupakan prioritas pertama sebelum yang lain- lain, tanpa itu kebulatan makna yang intrinsik yang hanya dapat digali dari karya itu sendiri, tidak akan tertangkap. Makna unsur-unsur karya sastra hanya dapat dipahami dan dinilai sepenuhnya atas dasar pemahaman tempat dan fungsi unsur itu dalam keseluruhan karya sastra Pradopo, 1995: 141.

6. Pengertian Pendekatan Sosiologi Sastra

Pendekatan sosiologi sastra merupakan perkembangan dari pendekatan mimetik yang memahami karya sastra dalam hubungannya dengan realitas dan aspek social kemasyarakatan. Pendekatan tersebut dilatarbelakangi oleh fakta bahwa keberadaan karya sastra tidak dapat terlepas dari realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat Wiyatmi, 2006:97. Menurut Semi, 1989:46, pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa sastra merupakan pencerminan kehidupan masyarakat. Melalui sastra, pengarang mengungkapkan tentang suka duka kehidupan masyarakat yang mereka ketahui dengan sejelas-jelasnya. 25 Secara etimologi asal-usul kata, sosiologi berasal dari kata “sosio” dari bahasa Yunani “sosius” yang berarti bersama-sama, bersatu, kawan dan teman yang dalam perkembangannya berarti “masyarakat” ; dan “logos” yang berarti ilmu. Jadi sosiologi adalah ilmu mengenai masyarakat, yaitu hubungan antara manusia dengan manusia lainnya antar manusia yang kemudian membentuk masyarakat Kurniawan, 2009: 103. Menurut Ratna, 2003: 2-3, sosiologi sastra adalah pemahaman karya sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek kemasyarakatannya. Suatu pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan aspek- aspek kemasyarakatan yang terkandung di dalamnya. Selain itu juga didefinisikan suatu pemahaman terhadap karya sastra sekaligus hubungannya dengan masyarakat yang melatarbelakanginya. Sosiologi sastra adalah hubungan dwiarah dialektik antara sastra dengan masyarakat. Sosiologi sastra berusaha menemukan kualitas interpendensi antara sastra dengan masyarakat. Menurut Endraswara dalam Kurniawan, 2009 : 105 Sosiologi adalah ilmu yang objek studinya adalah manusia, sedangkan sastra juga demikian, merupakan hasil ekspresi kehidupan manusia yang tidak akan lepas dari akar mastyarakatnya. Oleh karena itu, studi sosiologi sastra hakikatnya adalah menerapkan seperangkat cara pandang dan paradigma sosiologi untuk menganalisis dan memaknai karya sastra, yang menurut Wellek dan Waren dalam Kurniawan, 2009 :105 mengarah pada : 1 sosiologi pengarang yang mempermasalahkan status sosial, dan lain- 26 lainnya yang menyangkut pengarang sebagai pencipta karya sastra; 2 sosiologi karya sastra yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri, yang menjadi pokok penelaahan adalah apa yang tersirat dalam karya sastra dan apa yang menjadi tujuannya; 3 sosiologi sastra yang mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya sastra terhadap masyarakatnya. Oleh karena itu, analisis sosiologi ini dilakukan dalam rangka untuk memahami dan memaknai hubungan yang terjalin dan saling mempengaruhi antara karya sastra dengan masyarakat. Tujuannya agar pemaknaan terhadap karya sastra tidak lepas dari konteks sosialnya karena karya sastra tercipta dalam konteks sosial Kurniawan, 2009 : 106.

7. Teori Konflik Sosial