Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa Motif

dengan tekanan usia pada 20 – 25 tahun 40 , lelaki 57 dan wanita 43 yang berpendidikan SMA dan perguruan tinggi sebanyak 42 sedangkan 50 mengaku abstain. Mereka ini mengaku menonton film Indonesia lebih dari selama sebulan 59 adan ad a12 yang menonton lebih dari 5 kali dalam sebulan http:geocities.comParis7229film.htm, di akses 17 oktober 2009 . Serial film film series adalah film yang biasanya di tayangkan melalui televise secara berantai dalan jangka wakru tertentu dengan pemeran utama yang sama tetapi kisah yang berbeda. Menurut sifatnya, film di bedakan menjadi : film cerita film story, film berita newsreel,film documenter documentary film dan film kartun cartoon film.Effendy,2000 : 210 – 216.

2.1.4 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa

Kebutuhan terhadap media massa di penuhi melalui surat kabar,majalah, radio, televise, dan film. Baik dalam isi maupun melalui daya terpaan nya exposure secara konteks social tempat dimana terpaan berlangsung. Secara umum Katz Gueviricth dan Haas berkeyakinan terhadap tipologi kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media yang di klasifikasikan dalam lima kelompok,yaitu : 1. Kebutuhan kognitif Yaitu kebutuhan – kebutuhan yang berkaitan dengan usaha – usaha untuk memperkuat informasi, pengethauan serta pengertian tentang lingkungan kita. Kebutuhan ini didasarkan pada keinginan untuk mengerti dan menguasai lingkungan ini. Kebutuhan kognitif juga dapat di penhui oleh adanya dorongan – 19 dorongan seperti keingintahuan curiosity dan penjelajahan exploratory pada diri kita. 2. Kebutuhan Afektif Yaitu kebutuhan – kebutuhan yang berhubungan dengan usaha – usaha untuk memperkuat pengalaman – pengalaman yang bersifat keindahan, kesenangan dam emosional. Mencari kesenangan dan hiburan merupakan motivasi pada umumnya dapat di penuhi oleh media. 3. Kebutuhan Intergratif Personal Yaitu kebutuhan – kebutuhan yang berhubungan denga usah – usaha untuk meperkuat kepercayaan, kestiaan, dan status pribadi. Kebutuhan seperti ini dapat di peroleh dari adanya keinginan setiap individu untuk meningkatkan harga diri 4. Kebutuhan Intergratif Sosial Yaitu kebutuhan – kebutuhan yang berkaitan dengan usaha – usaha untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman – teman, dan dengan alam sekelilingnya. Kebutuhan – kebutuhan tersebut di dasarkan oleh adanya keinginan setiap individu untuk berafiliasi. 5. Kebutuhan Akan Pelarian Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat untuk melarikan diri dari kenyataan, melepaskan ketegangan, dan kebutuhan akan hiburan. 20

2.1.5 Motif

Dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan pasti di dasarkan pada motif – motif tertentu. Pengertian motif tidak dapat dipisahkan dari pada kebutuhan need. Seseorang atau suatu organisme yang berbuat atau melakukan sesuatu. Sedikit banyak ada kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak di capai. Menurut W.A Gerungan motif adalah: “motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak. Alasan – alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan individu berbuat sesuatu. Motif manusia merupakan dorongan. Keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dirinya, untuk melakukan sesuatu. Motif – motif itu member tujuan dan arah kepada tingkah laku kita”. Gerungan,1991:140 Menurut Teevan dan Smith mengatakan bahwa motivasi merupakan konstruksi yang mengaktifkan perilaku, sedangkan komponen yang lebih spesifik dari motivasi yang berhubungan dengan tipe perilaku tertentu di sebut motif. Selanjutnya mereka berpendapat bahwa motif mempunyai dua fungsi yaitu member daya untuk menggerakkan perilaku dan fungsi yang lain adalah menggerakkan perilaku Martaniah,1984:13-14. Sedangkan menurut Purwanto 1996:193 motif adalah sebagai seluruh aktivitas mental yang di sarankan atau yang dialami dan memberikan kondisi sehingga terjadi sesuatu perilaku. 21 Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa pada dasarnya motif itu timbuk karena adanya kebutuhan atau dengan kata lain motif merupakan ciri dari kebutuhan dan berfungsi menggerakkan serta mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Woodworth dalam Purwanto 2002:64 menggolongkan motif menjadi tiga golongan, yaitu: 1. Kebutuhan – kebutuhan organis, yakni motif – motif yang berhubungan dengan kebutuhan bagian dalam tubuh seperti lapar, haus, kekurangan zat pembakar, kebutuhan bergerak dan istirahat. 2. Motif – motif yang di timbulkan secara tiba- tiba emergency motif , yakni motif – motif yang timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan kegiatan yang cepat dan kuat dari diri manusia. Dalam hal ini motif timbul bukan atas kemauan dirinya, tetapi karena perangsang dari luar yang menarik, misalnya motif melarikan dari bahaya, motif berkelahi, mengejar, dan motif berusaha atau berikhtiar mengatasi suatu rintangan . 3. Motif objektif, yakni motif yang di arahkan atau di tujukan ke seuatu obyek atau tujuan tertentu di sekitar dirinya. Motif ini timbul Karena adanya dorongan dari dalam dirinya, misalnya motif menyelidiki. Ada beberapa pengklasifikasikan motif dari berbagai ahli komunikasi, tetapi dalam penelitian ini di gunakan kategori motif menurut Blumer dalam Rakhmat 2001:66 yaitu Kognitif, Personal Identity, Diversi. Adapun tiga jenis motif menggunakan media secara umum dapat di jabarkan sebagai berikut: 1. Motif Kognitif kebutuhan akan informasi Motif ini berkenaan dengan individu untuk mencari berita atau informasi tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat. Masyarakat dan dunia, dorongan mencari konfirmasi untuk menentukan pendapat atau suatu pilihan. Dorongan rasa ingin tahu, dorongan belajar serta dorongan memperoleh rasa aman melalui pengetahuan yang di dapat. 2. Motif Identitas Personal Personal Identity Motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak itu sendiri menemukan model perilaku. Mengidentifikasi diri dengan nilai – nilai, meningkatkan harga diri dan meningkatkan pemahaman diri. 3. Motif Hiburan Diversi Motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk melepaskan diri dari permasalahan atau ketegangan, dorongan bersantai. Memperolah kenikamatan jiwa dan penyaluran emosi.

2.1.6 Remaja

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI PENDIDIKAN MENGHARGAI ORANG TUA DALAM FILM ”KATA MAAF TERAKHIR” KONSTRUKSI PENDIDIKAN MENGHARGAI ORANG TUA DALAM FILM ”KATA MAAF TERAKHIR” (Analisis Semiotik Perspektif Pembelajaran PKn).

0 0 15

“MOTIF PEMIRSA MENONTON ACARA “X-FACTOR INDONESIA” (Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Menonton Acara “X-Factor Indonesia” di RCTI).

2 3 118

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER ”PARADISO” DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 ).

0 0 98

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER "PARADISO" DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter "PARADISO" di TRANS7 ).

0 0 98

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON FILM TENDANGAN DARI LANGIT (Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Dalam Menonton Film Tendangan Dari Langit di Kota Malang).

0 0 102

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA FTV ”SINEMA WAJAH INDONESIA” DI SCTV ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara FTV “Sinema Wajah Indonesia“ di SCTV ).

1 2 119

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON KUIS “HAPPY SONG“ DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Motif Remaja Surabaya Terhadap Kuis “Happy Song” di Indosiar).

0 0 79

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON FILM KATA MAAF TERAKHIR ( Studi Deskriptif kuantitatif mengenai motif remaja Surabaya menonton film kata maaf terakhir ) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN “ VETERAN:

0 0 26

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER "PARADISO" DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter "PARADISO" di TRANS7 )

0 0 25

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER ”PARADISO” DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 )

0 0 25