Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian di atas pada dasarnya peneliti ingin melakukan penelitian menitikberatkan pada motif yang mendasari motif yang mendasari individu penonton remaja menonton program Kata Maaf Terakhir di bioskop. Dari sini peneliti berusaha untuk mengetahui apa motif remaja Surabaya dalam menonton film Kata Maaf Terakhir.

1.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka di rumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana motif remaja di Surabaya menonton Film Kata maaf terakhir?“

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini Bagaimana motif remaja di Surabaya menonton Film Kata maaf terakhir?

1.3 Kegunaan Penelitian

1. kegunaan teoritis Secara teoritis, penelitian ini memberikan sumbangan pemikirian kepada ilmu komunikasi dan remaja di Surabaya dalam memberi tambahan referensi, untuk bisa memberikan kata maaf pada setiap insan manusia. 2. kegunaan praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan khalayak media massa dalam melihat kecenderungan motif mahasiswa dan menonton film “ Kata Maaf Terakhir “. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Film Sebagai Komunikasi Massa Film adalah media komunikasi massa berisi gambar bergerak dan terbuat dari celluloid transparan dalam jumlah yang banyak, yang apabila di gerakkan melalui cahayanya yang kuat akan tampak seperti gambar yan hidup. Menikmati cerita dalam film berlainan dengan dari buku. Cerita dalam buku di sajikan dengan perantara huruf – huruf yang berderet secara mati. Huruf – huruf itu merupakan tanda, dan tanda – tanda ini mempunyai arti di dalam alam sadar. Sebaliknya film ini memberikan tanggapan terhadap yang menjadi pelaku dalam cerita yang di peruntukkan itu dengan jelas tingkah lakunya, dan dapat mendengarkan suara pekau itu beserta suara – suara lainya yang bersangkutan dengan cerita yang di hidangkan. Apa yang di lihat Effendy, 2003 : 207 Sehubungan dengan itu, terdapat identifikasi psikologi yakni dengan melihat dan menghayati sebuah film. Sering kali penonton mengidentifikasi seluruh pribadinya dengan salah seorang pemegang peranan dalam film itu. Bahkan karena penonton tenggelam dalam upayanya untuk memahami dan merasakan apa yang di pikirkan atau di dalami si tokoh, ia mengira bahwa ia sendiri yang berada pada posisi si tokoh tersebut Effendy, 2003 207 – 208 . Serial film film series adalah film yang biasanya di tayangkan melalui televisi secara berantai dalam jangka waktu tertentu dengan pemeran utama yang sama 15 tetapi kisah yang berbeda. Menurut sifatnya, film di bedakan menjadi : film cerita story film, film berita newsreel, film documenter documentary film dan film kartun cartoon film Effendy, 2003 : 210 – 216 . Pada mulanya, dalam usahanya untuk memikat public yang keranjingan Tv agar kembali ke gedung – gedung bioskop, agar kembali ke gedung – gedung bioskop, orang – orang film bukan saja melakukannya dalam bidang tekhnik guna kesempurnaan film tetapi juga usaha – usaha psikologis. Di sadarinya bahwa anak – anak muda teenagers adalah golongan public yang lebih suka berjauhan dengan orang tua nya masing – masing. Mereka lebih suka berkumpul dengan teman – temannya, maka di buatlah banyak – banyak film dengan cerita – cerita yang dapat menarik muda mudi. Dan ini benar – benar berhasil menanjak kembali. Tv boleh menghidangkan program apapun, bahkan program – program film juga, akan tetapi public akan tetap keluar rumah juga, karena tertarik oleh “ gapaian” bioskop yang menjanjikan film – film kolosal, spektakuler, berwarna dan romantis, bahkan pornografis, yang tidak mungkin di pertunjukkan di layar TV Onong, 2000 : 205 . Dalam hal ini orang – orang film pandai sekali menimbulkan emosi penonton. Tekhnik perfilman, baik peralatan nya maupun pengaturannya telah berhasil menampilkan gambar – gambar yang semakin mendekati kenyataan. Dalam suasana gelap, di dalam gedung bioskop itu penonton menyaksikan suatu cerita yang seolah – olah benar – benar terjadi di hadapannya. Pengaruh film itu besar sekali terhadap jiwa manusia.

2.1.2 Film Sebagai Realitas Sosial

Film adalah potret dari masyarakat dimana film itu di buat, film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat,dan memproyeksikannya ke dalam layar Irawanto,1993 :13 dalam Alex Sobur 2002 :127 Film adalah dokumen kehidupan social sebuah komunitas. Film mewakili realitas kelompok masyarakat pendukungnya itu. Baik realitas dalam bentik imajinasi maupun realitas dalam arti sebenarnya. Film menunjukkan pada jejak – jeak yang di tinggalkan pada masa lampau, cara menghadapi masa kini dan keinginan manusia terhadap masa yang akan dating. Sehingga dalam perkembangannya film bukan lagi sekedar usaha menampilkan “citra bergerak” moving image namun juga telah di ikuti oleh muatan – muatan kepentingan tertentu seperti politik, kapitalisme, hak asasi manusia atau gaya hidup. Film juga sudah di anggap bisa mewakili citra atau identitas komunitas tertentu. Bahkan bisa membentuk komunitas sendiri. Karena sifatnya yang universal. Meskipun demikian, film juga bukan tidak menimbulkan dampak negatif. Victor C.Mambor : http:fsituskunci.tripod.comiteksvictor1.htm 2.1.3 Khalayak Sebagai Penggemar Film di Indonesia Film Indonesia sekarang ini adalah kelanjutan dari tradisi tontonan rakyat sejak masa tradisional, masa penjajahan sampai masa kemerdekaan ini. Untuk meningkatkan apresiasi penonton film Indonesia adalah menyempurnakan permainan trik – trik serealistis dan sehalus mungkin, seni acting yang lebih sungguh – sungguh, pembenahan struktur cerita, pembenahan setting budaya yang lebih dapat di pertanggung jawabkan, penyuguhan gambar yang lebih estetis dan sebagainya http:geocities.comParis7229film.htm, di akses 17 oktober 2009 . Peningkatan mutu film ini dari genre – genre film nasional yang laris sekarang ini dapat meningkatkan daya apresiasi film bermutu di lingkungan penonton urban yang marjinal ini, tetapi mungkin juga dapat di tonton oleh golongan penonton yang terpelajar dan intelektual. Ketidakadilan produksi film nasional sekarang ini terletak pada pelayanannya yang hanya kepada penonton “ berbudaya daerah “. Dugaan sementara bahwa golongan terpelahar di Indonesia di penbuhi selera seni pertunjukkan oleh film – film yang kondisi atau referensi budayanya cukup baik di apresiasikan oleh mereka. Namun kondisi semacam itu tidak dapat terus menerus di lakukan Karena film film import tersebut jauh dari sejarah mitos, kondisi dan masalah – masalah Indonesia sendiri. Untuk membuat film bermutu yang laris di semua golongan dengan latar belakang budaya yang berbeda – beda adalah dengan memberikan kesempatan kepada para sineas http:geocities.comParis7229film.htm, di akses 17 oktober 2009 . Beberapa karakteristik dari para penonton film Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Kelompok 1 Cenderung memilih mutu film sebab menonton film bukan sekedar mencari hiburan tapi menikmati karya seni film dalam arti yang lebih luas. 2. Kelompok 2 Cendrung mengikuti arus. Pertimbangan mutu film tetap merupakan referensi 3. Kelompok 3 Tidak perlu terlalu memilih, sekedar mencari hiburan saja. Berdasarkan angket penonton 1988 dan 1989 yang di lakukan di Bandung, penonton film Indonesia adalah sebagian besar berusia antara 15 -25 tahun 90 18 dengan tekanan usia pada 20 – 25 tahun 40 , lelaki 57 dan wanita 43 yang berpendidikan SMA dan perguruan tinggi sebanyak 42 sedangkan 50 mengaku abstain. Mereka ini mengaku menonton film Indonesia lebih dari selama sebulan 59 adan ad a12 yang menonton lebih dari 5 kali dalam sebulan http:geocities.comParis7229film.htm, di akses 17 oktober 2009 . Serial film film series adalah film yang biasanya di tayangkan melalui televise secara berantai dalan jangka wakru tertentu dengan pemeran utama yang sama tetapi kisah yang berbeda. Menurut sifatnya, film di bedakan menjadi : film cerita film story, film berita newsreel,film documenter documentary film dan film kartun cartoon film.Effendy,2000 : 210 – 216.

2.1.4 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa

Kebutuhan terhadap media massa di penuhi melalui surat kabar,majalah, radio, televise, dan film. Baik dalam isi maupun melalui daya terpaan nya exposure secara konteks social tempat dimana terpaan berlangsung. Secara umum Katz Gueviricth dan Haas berkeyakinan terhadap tipologi kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media yang di klasifikasikan dalam lima kelompok,yaitu : 1. Kebutuhan kognitif Yaitu kebutuhan – kebutuhan yang berkaitan dengan usaha – usaha untuk memperkuat informasi, pengethauan serta pengertian tentang lingkungan kita. Kebutuhan ini didasarkan pada keinginan untuk mengerti dan menguasai lingkungan ini. Kebutuhan kognitif juga dapat di penhui oleh adanya dorongan – 19 dorongan seperti keingintahuan curiosity dan penjelajahan exploratory pada diri kita. 2. Kebutuhan Afektif Yaitu kebutuhan – kebutuhan yang berhubungan dengan usaha – usaha untuk memperkuat pengalaman – pengalaman yang bersifat keindahan, kesenangan dam emosional. Mencari kesenangan dan hiburan merupakan motivasi pada umumnya dapat di penuhi oleh media. 3. Kebutuhan Intergratif Personal Yaitu kebutuhan – kebutuhan yang berhubungan denga usah – usaha untuk meperkuat kepercayaan, kestiaan, dan status pribadi. Kebutuhan seperti ini dapat di peroleh dari adanya keinginan setiap individu untuk meningkatkan harga diri 4. Kebutuhan Intergratif Sosial Yaitu kebutuhan – kebutuhan yang berkaitan dengan usaha – usaha untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman – teman, dan dengan alam sekelilingnya. Kebutuhan – kebutuhan tersebut di dasarkan oleh adanya keinginan setiap individu untuk berafiliasi. 5. Kebutuhan Akan Pelarian Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat untuk melarikan diri dari kenyataan, melepaskan ketegangan, dan kebutuhan akan hiburan. 20

2.1.5 Motif

Dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan pasti di dasarkan pada motif – motif tertentu. Pengertian motif tidak dapat dipisahkan dari pada kebutuhan need. Seseorang atau suatu organisme yang berbuat atau melakukan sesuatu. Sedikit banyak ada kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak di capai. Menurut W.A Gerungan motif adalah: “motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak. Alasan – alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan individu berbuat sesuatu. Motif manusia merupakan dorongan. Keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dirinya, untuk melakukan sesuatu. Motif – motif itu member tujuan dan arah kepada tingkah laku kita”. Gerungan,1991:140 Menurut Teevan dan Smith mengatakan bahwa motivasi merupakan konstruksi yang mengaktifkan perilaku, sedangkan komponen yang lebih spesifik dari motivasi yang berhubungan dengan tipe perilaku tertentu di sebut motif. Selanjutnya mereka berpendapat bahwa motif mempunyai dua fungsi yaitu member daya untuk menggerakkan perilaku dan fungsi yang lain adalah menggerakkan perilaku Martaniah,1984:13-14. Sedangkan menurut Purwanto 1996:193 motif adalah sebagai seluruh aktivitas mental yang di sarankan atau yang dialami dan memberikan kondisi sehingga terjadi sesuatu perilaku. 21 Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa pada dasarnya motif itu timbuk karena adanya kebutuhan atau dengan kata lain motif merupakan ciri dari kebutuhan dan berfungsi menggerakkan serta mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Woodworth dalam Purwanto 2002:64 menggolongkan motif menjadi tiga golongan, yaitu: 1. Kebutuhan – kebutuhan organis, yakni motif – motif yang berhubungan dengan kebutuhan bagian dalam tubuh seperti lapar, haus, kekurangan zat pembakar, kebutuhan bergerak dan istirahat. 2. Motif – motif yang di timbulkan secara tiba- tiba emergency motif , yakni motif – motif yang timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan kegiatan yang cepat dan kuat dari diri manusia. Dalam hal ini motif timbul bukan atas kemauan dirinya, tetapi karena perangsang dari luar yang menarik, misalnya motif melarikan dari bahaya, motif berkelahi, mengejar, dan motif berusaha atau berikhtiar mengatasi suatu rintangan . 3. Motif objektif, yakni motif yang di arahkan atau di tujukan ke seuatu obyek atau tujuan tertentu di sekitar dirinya. Motif ini timbul Karena adanya dorongan dari dalam dirinya, misalnya motif menyelidiki. Ada beberapa pengklasifikasikan motif dari berbagai ahli komunikasi, tetapi dalam penelitian ini di gunakan kategori motif menurut Blumer dalam Rakhmat 2001:66 yaitu Kognitif, Personal Identity, Diversi. Adapun tiga jenis motif menggunakan media secara umum dapat di jabarkan sebagai berikut: 1. Motif Kognitif kebutuhan akan informasi Motif ini berkenaan dengan individu untuk mencari berita atau informasi tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat. Masyarakat dan dunia, dorongan mencari konfirmasi untuk menentukan pendapat atau suatu pilihan. Dorongan rasa ingin tahu, dorongan belajar serta dorongan memperoleh rasa aman melalui pengetahuan yang di dapat. 2. Motif Identitas Personal Personal Identity Motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak itu sendiri menemukan model perilaku. Mengidentifikasi diri dengan nilai – nilai, meningkatkan harga diri dan meningkatkan pemahaman diri. 3. Motif Hiburan Diversi Motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk melepaskan diri dari permasalahan atau ketegangan, dorongan bersantai. Memperolah kenikamatan jiwa dan penyaluran emosi.

2.1.6 Remaja

Di dalam kamus bahasa Indonesia remaja di definisikan sebagai satu fase dalm kehidupan mulai dewasa. Sudah samapi umur untuk kawin. Zakiyah darajat 1974 mengkategorikan bahwa masa remaja sebagai anak yang ada pada masa perlihan dari masa anak – anak menuju usia dewasa. Pada masa peralihan ioni biasanya terjadi percepatan pertumbuhan dalam segi fisik maupun psikis. Baik di tinjau dalam bentuk badan, sikap, cara berpikir, dan bertindak. Mereka bukan lagi anak – anak. Mereka juga belum di katakana manusia dewasa yang memiliki kematangan pikiran. Pada masa 23 remaja adalah masa di mana seseorang membentuk atau mulai membangun siapa diri nya. WHO 1989 mendefinisikan remaja sebagai kurun waktu pada seseorang yang berangsur – angsur menunjukkan karakteristik seks sekunder sampai mencapai kematangan seks, jiwanya berkembang dari anak ke dewasa dan keadaan sosio – ekonimisnya berlaih dari ketergantungan menuju mandiri. Salah satu tanda memasuki masa remaja adalah menstruasi pada perempuan dan mimpi basah laki – laki. Remaja putrid umumnya mengalami menstruasi pada usia 12 tahun. Namun kini telah bergeser kearah usia lebih muda yaitu : 10 – 11 tahun. Sedangkan mimpi basah terjadi pada usia 14 tahun. Remaja mengalami pertumbuhan fisik sebagaimana pria dan wanita dewasa perubahan fisik tersebut berpengaruh secara psikologis. Emosi remaja yang berubah – ubah dengan cepat cenderung secara psikologis. Emosi remaja yang berubah – ubah dengan cepat cenderung mengekspresikan perasaan melalui tindakan dan membentuk kemandirian. Remaja juga ingin lepas dari orang tau dan mengembangkan kemampuan social dengan beraktifitas bersama teman sebayanya. Remaja membentuk rasa percaya diri dan mengembangkan kemampuan berpikirnya. Tujuan akhirnya adalah pembentukan identitas diri Mumpuni , 1998 :13 Proses kedewasaan tersebut di lalui oleh secara bertaha. Hawley membagi dalam 3 tahap, yaitu : a. Tahap remaja awal 11 – 13 b. Tahap remaja pertengahan 14 – 15 tahun, dan c. Tahap remaja akhir 16 – 19 tahun Mumpuni, 1998 : 43 24 Selanjutnya ,Sarjono Soekanto 1993, dalam Susanti, 2003 : 14 , masa remaja cenderung memiliki karakteristik unuk melawan terhadap berbagai kemapanan, mereka mencari alternative baru dalam kehidupan social nya. Sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi ketidakseimbangan antara kedewasaan social dengan kedewasaan biologis terutama ketika mereka berada dalam proses modernisasi. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak – anak ke dewasa. Perbedaan masa kanak – kanak dengan masa remaja adalah: http: www.sabda.orgc3ikategoripranikah-pernikahanisi”id=708mulai=0 1. Secara fisik anak remaja sudah mengalami beberapa perubahan hormonal misalkan munculnya hormone – hormone seksual yang membuat mereka itu menjadi makhluk atau menjadi manusia yang harus bergumul dengan gejolak seksualnya. 2. Mereka makin dewasa pola pikirnya bertambah abstrak. Pola pikir ini membuat mereka mempertanyakan nilai – nilai yang mereka telah anut sebelumnya 3. Para remaja juga mudah sekali mengikuti trend, mengikuti apa yang sedang “ in “ di kalangan mereka. Dan mungkin sekali apa yangt sedang “ in” atau trend itu tidak cocok dengan apa yang kita sukai akibatnya sering kali terjadi pertengkaran, membuat hubungan orang tua anak sering kali tegang. Kendati variatif, pengelompokkan usia remaja tidak pernah menjadi perdebatan panjang. Inti permasalahannya, bukan pada usia tetapi apa yang terjadi pada masa remaja. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak – anak menuju dewasa. Berdasarkan uraian di atas, sesuaitujuan dalam penelitian ini, remaja pada penelitia ini di fokuskan pada definisi remaja menurut Zakiyah Darajat dengan kategori usia 11 hingga 24 tahun karena masa remaja merupakan masa kehidupan masnusia yang paling menarik dan mengesankan. Usia 15 tahun merupakan usia di mana remaja menduduki tingkat SMAsederajat dan pada tingkatan sudah dapat memilih dan menentukan sendiri apa yangt terbaik untuk mereka pola berfikirnya pun mulai matang sehingga banyak remaja lebih mengesampingkan pendapat orang lain dalam menentukan pilihan termasuk dalam hal memilih suatu pergaulan atau teman. Dan usia 24 tahun merupakan batas maksimum untuk memberikan kesempatan mereka mengembangkan dirinya setelah sebelumnya masih tergantung pada orang tua.

2.1.7 Film Kata Maaf Terakhir

Film ini berkisah mengenai drama keluarga dengan konflik dan penderitaan yang sukar untuk di lupakan. Seorang ayah ,DARMA Tio Pakusadewo, seorang perokok berat, didiagnosis menderita kanker paru-paru stadium IV sehingga kemungkinan akan menjalani bulan terakhir kehidupannya pada Ramadan tahun ini. Darma Tio Pakusadewo sedang menjalani bulan terakhir kehidupannya. Oleh karenanya ia membuat daftar hal-hal yang harus dilakukannya. Salah satu keinginannya yang paling sulit adalah memperoleh maaf dari ibu anak-anaknya, Dania Maia Estianty, putra sulungnya, Reza Ade Surya Akbar dan putrinya, Lara Rachel Amanda. Darma tahu, dia telah melukai mereka sedemikian dalamnya, hingga rasanya tak mungkin 26 mereka akan bisa memaafkannya. Enam tahun yang lalu, Darma meninggalkan Dania, istrinya dan kedua anaknya, Reza dan Lara, karena menghamili Alina Kinaryosih, sahabat Dania. Darma tahu bahwa keluarganya sangatlah terpukul akan kejadian tersebut. Oleh karena itu selama ini, setiap Lebaran, dia tak pernah mencoba untuk datang menemui mereka. Darma tidak sanggup jika harus menghadapi kemarahan keluarganya. Namun maaf dari Dania yang belum didapatnya. Berbagai cara dilakukan Darma, Hingga suatu saat secara tak sengaja Darma bertemu dengan Lara. Ia berusaha keras mendekati Lara. Lara yang awalnya bimbang akhirnya luluh akan keinginan ayahnya. Karena jauh di dalam hatinya ia sangat merindukan peristiwa ini, di mana ia bisa bercengkrama kembali dengan ayahnya. Darma pun menyampaikan kondisi yang sedang dihadapinya. Lara pun mengalami dilema, karena di dalam hatinya ia ingin memenuhi keinginan ayahnya. http:www.kapanlagi.comakata-maaf-terakhir.html di akses 06 september 2009. Lain halnya dengan Reza, ia marah luar biasa terhadap ayahnya sehingga tak mengakui bahkan menganggapnya tidak punya ayah. Sedangkan Dania, sebenarnya ia masih peduli atau merasa trauma untuk memulai hidup baru. Mampunya Darma mewujudkan keinginan terakhirnya, mendapatkan kata maaf dari keluarga yang disakitinya. http:www.astaga.comcontentkata-maaf-terakhir-jika-maaf-jadi-penenang- jiwa di akses pada tanggal 06 september 2009

2.1.8 Kata Maaf terhadap Remaja

Kemampuan melihat kesalahan adalah kesempatan untuk maju.Bila kita menganggap kesalahan sebagai hal yang tak bisa diperbaiki, maka secara otomatis kitapun kehilangan rasa percaya diri dari teman dekat, atasan dan juga pasangan. Tetapi bila dihadapi dengan baik, artinya dengan menyampaikan kata maaf pada tempatnya, kesalahan justru menjadi kesempatan untuk mempererat hubungan sosial kita. Karena keberanian mengucapkan kata maaf menunjukkan kita cukup rendah hati, sekaligus berbesar hati. Namun, bagi beberapa orang kadang memulai untuk mengatakan kata maaf terasa berat untuk diucapkan, berikut beberapa langkah untuk memudahkan berkata maaf SADARI KESALAHAN Rela mengakui kesalahan dan mau bertanggung jawab.Mulailah dengan ucapan tulus dan langsung pada permasalahan. Ini membuat orang yang terluka mau menerima dan memaafkan. BERI PENJELASAN Setelah mengaku, beri penjelasan pada orang yang telah anda sakiti. Yakinkan anda tidak bermaksud buruk. Langsung minta maaf menunjukkan keseriusan anda. 28 TAWARKAN PERBAIKAN Agar lebih sempurna, tawarkan mengganti kerugian yang terjadi walau hanya sebagai simbol.Bisa juga dengan mengirim pesan atau hadiah kecil. WAKTU YANG TEPAT Untuk masalah besar, hadapi orangnya, tatap matanya dan beri penjelasan yang diperlukan.Di kantor segeralah minta maaf sebelum bos atau klien menyadari kesalahan anda. Hal ini membuat anda tampak lebih teliti.Hindari minta maaf saat seseorang sedang marah. Karena bisa tak diterima. Jangan ikut marah. Temui dan jelaskan duduk perkaranya beberapa hari kemudian.Saat itu kemarahannya pasti sudah berkurang. Menurut Hurlock 1981 remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk 2000 memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall dalam Santrock, 2003 usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek. Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan storm and stress sampai sekarang masih banyak dikutip orang. Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988. Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja. Gunarsa 1989 merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu: 1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan. 2. Ketidakstabilan emosi. 3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup. 4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua. 5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua. 6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya. 7. Senang bereksperimentasi. 8. Senang bereksplorasi. 9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan. 10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok. Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian Fagan, 2006. Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang dialami oleh remaja.

2.1.9 Teori Uses and Gratifications

Teori Uses and Gratifications menunjukkan yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan social khalayak. Jadi bobotnya adalah pada khalayak yang aktif yang sengaja menggunaan media untuk mencapai tujuan khusus. Effendy,2003:289. Anggota khalayak di anggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan nya, sehingga timbul istilah uses and gratifications yang itu penggunaan dan pemenuhan kebutuhan Rakmat.2002:65 Dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna utility:bahwa konsusmsi media diarahkan oleh motif intentionality:bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi selectivity: dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu sturmborn, karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai salah satu sebagai situasi ketika kebutuhan ini terpenuhi. Mengenai kebutuhan biasanya orang merujuk kepada hirarki kebutuhan need hierarcy yang di tampilkan oleh Abraham Maslow 1954 dalam Effendy2003:290, ia membedakan lima perangkat kebutuhan dasar yaitu: 31 1. Physiological needs kebutuhan fisiologi adalah kebutuhan primer yang menyangkut fungsi biologis bagi organism manusia seperti kebutuhan pangan, sandang, papan, dan kesehatan fisik. 2. Safety needs kebutuhan keamanan adalah kebutuhan mengenai perlindungan dari bahaya. Perlakuan tidak adil, dan terjaminnya keamanan diri. 3. Love needs kebutuhan Cinta kebutuhan akan di cintai. Di perhitungkan secara pribadi. 4. Esteem Needs kebutuhan cinta adalah kebutuhan akan di hargai secara prestasi. Kemampuan kedudukan atau status. 5. Self – actualization needs kebutuhan penghargaan adalah kebutuhan mempertinggi potensi –potensi yang di miliki. Pengembangan diri secara maksimal. Kreativitas dan ekspesi diri. Teori Uses and Gratifications menurut Kats. Gurevitch dan Haas dalam Effendy 2003:294 di mulai dengan lingkungan social social environment yang menentukan kebutuhan manusia. Lingkungan social tersebut meliputi ciri – ciri afiliasi kelompok dan ciri – ciri berkepribadian. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Cognitive needs kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi. Pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungannya. 2. Affective needs kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman – pengalaman estesis, menyenangkan dan emosional 32 3. Personal integrative needs kebutuhan pribadi secara integrative adalah kebutuhan yang terkait dengan kreatifitas 4. Social intergratif needs kebutuhan pribadi secara intergratif adalah kebutuhan yang terkait dengan kreatifitas. 5. Escaipt needs kebutuhan pelepasan adalah kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindari dari tekanan. Keteganan dan hasrat akan keanekaragaman. Menurut para pendirinya Katz, Gurevitch dan Blumer, uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber – sumber lain yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat – akibat lain. Lebih lanjut untuk memahami teori uses and gratifications maka sebagaimana yang di kutip Rakhmat 2007:66 dari Katz, Gurevitch dan Blumer di jelaskan bahwa bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan social khalayak, bukan bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khayalak. Asumsi dari teori ini adalah khalayak yang aktif sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Jadi jelaslah penggunaan media massa karena di dorong oleh motif – motif tertentu dank arena adanya berbagai kebutuhan yang dapat di puaskan oleh media massa. Seseorang ingin mencari kesenangan, media massa dapat memberikan hiburan. Seseorang mengalami goncangan batin, media massa memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari masalahnya. Dan jika seseorang kesepian , maka media massa dapat berfungsi sebagai sahabat.

2.2 Kerangka Berpikir

Manusia mempunyai banyak kebutuhan seperti kebutuhan fisiologis, keamanan, social,penghargaan sampai kebutuhan aktualisasi diri. Salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendadar baik sebagai indiviru maupun sebagai anggota masyarakat agar mendapatkan penghargaan atau sebagai actualisasi dirinya adalah kebutuhan akan informasi dan huburan. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan dsar dan khalayak secara katif memilih media massa untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga mendapat kepuasan dari penggunaan media tersebut. Khalayak mempunai berbagai kebutuhan yang dapat di puaskan dan berharap dengan menggunakan media dapat memenuhi sebagianda ri kebutuhannya. Kebutuhannya tersebut antara lain: 1. Kebutuhan kognitif, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman atas lingkungan 2. Kebutuhan identitas personal. Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan mengidentifikasikan diri, meningkatkan harga diri dan menigkatkan pemahaman diri 3. Kebutuhan Hiburan, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan untuk melepaskan diri dari permasalahan atas ketegangan, dorongan, bersantai, memperoleh kenikmatan jiwa dan penyaluran emosi Menonton film keluarga didasarkan pada motif – motif tertentu dan motif timbul karena adanya kebutuhan. Menurut Blummer dalam Rakhmat 2001:65, motif dapat di artikan sebagai keinginan untuk menambah wawasan dan pengetahuan 34 baru. Keinginan untuk mencari hiburan dan keinginan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Dalam hal ini Kata Maaf Terakhir sebagai film yang telah memberikan tayangan film keluarga yang bias memberikan pengetahuan baru bagi para remaja. Tayangan berdurasi 90 menit ini membawa pesan moral kepada semua penonton atau remaja yang mempersepsikan tentang kehidupan keluarga yang sangat rumit sekali dan memiliki beberapa konflik keluarga, sebagai contoh nyata dalam kehidupan sehari – hari dalam keluarga. Dan selalu berusaha untuk meminta maaf ketika memiliki kesalahan terhadap orang lain tanpa harus segan mengucapkannya, namun tak sekedar ucap saja tetapi tidak untuk di ulangi kembali kesalahan tersebut. Banyak yang mengatakan bahwa penayangan film ini seperti di dalam sinetron. Sayangnya, film yang menguras air mata tersebut dicap bergaya sinetron. Di film ini hanya mengambil makna dan menyampaikan sebuah pesan tentang arti sebuah kata maaf. Meskipun demikian, di balik kesan sinetron yang sudah dirasakan jenuh oleh masyarakat Indonesia, sebagai warga Indonesia patut menghargai ide cerita yang mengajak penonton merenungi arti permintaan maaf yang menjadi ritual Lebaran setiap tahunnya. Setidaknya bagi penulis, kata maaf merupakan sesuatu yang indah bagi penerima dan memperkuat karakter keikhlasan seseorang yang telah memberikannya. Untuk lebih jelas nya dapat di lihat pada kerangka berpikit sebagai berikut: 35 Kebutuhan para Penonton Film: 1. Cognitive needs 2. Affective Needs 3. Personal Intergative needs 4. Social Intergrative needs Motif Kebutuhan Media : 1. Kogniti f 2. Ide ntitas Pribadi 3. hib uran Remaja yang menonton Film Kata Maaf Terakhir di Surabaya Analisis Data Menggunakan Tabel Frekuensi k e s i m p u l a n BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengkuran variable 3.1.1 Definisi Operasional Definisi operasional adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan dalam penelitian yang dapat di amati atau di operasionalkan. Sehubungan dengan pernyataan di atas,maka pada penelitian ini peneliti tidak membicarakan hubungan antara variable sehingga tidak ada pengukuran variable x dan y. Penelitian ini di fokuskan pada motif remaja dalam menonton film Kata Maaf Terakhir di bioskop, sehingga penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan tipe analisis deskriptif untuk menggambarkan dan menjelaskan motif remaja tersebut. Dalam hal ini motif dapat dioperasionalkan sebagai semua penggerak alasan – alasan atau dorongan – dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Motif timbul karena adanya kebutuhan, dengan kata lain motif merupakan ciri dari kebutuhan. Motif tidak dapat di pisahkan dengan kebutuhan needs seseorang atau melakukan sesuatu, sedikit banyaknya ada kebutuhan dari dalam dirinya dan berusaha untuk mencapainya. Motif menonton yang digunakan dalam penelitian ini adalah motif menonton yang di kemukakan oleh Blummer yaitu motif kognitif, motif identitas, serta motif diversi. Adapun indikator dari ketiga motif tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 36 1. Motif Kognitif keinginan untuk menambah pengetahuan baru Individu dalam menonton film Kata Maaf Terakhir di bioskop bertujuan untuk mencari pengetahuan atau hal – hal baru , antara lain: a. Ingin memperoleh wawasan atau pengetahuan baru tentang film drama religi keluarga di Indonesia b. Ingin mendapatkan informasi tentang cerita keterbelakangan keluarga yang memiliki konflik di Indonesia c. Ingin mendapatkan pesan moril yang terdapat dalam film Kata Maaf Terakhir. d. Memuaskan rasa ingin tahu tentang keluarga, dan minat umum tentang keluarga yang harmonis 2. Motif Identitas Personal keinginan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Dalam hal ini berkaitan dengan keinginan untuk mengikuti keadaan sekitarnya, misalnya : a. Ikut – ikutan tetangga atau teman yang menonton film kata maaf terakhir di bioskop b. Ingin mendiskusikan tentang tampilan cerita maupun tokoh dalam film Kata Maaf Terakhir di bioskop

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI PENDIDIKAN MENGHARGAI ORANG TUA DALAM FILM ”KATA MAAF TERAKHIR” KONSTRUKSI PENDIDIKAN MENGHARGAI ORANG TUA DALAM FILM ”KATA MAAF TERAKHIR” (Analisis Semiotik Perspektif Pembelajaran PKn).

0 0 15

“MOTIF PEMIRSA MENONTON ACARA “X-FACTOR INDONESIA” (Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Menonton Acara “X-Factor Indonesia” di RCTI).

2 3 118

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER ”PARADISO” DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 ).

0 0 98

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER "PARADISO" DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter "PARADISO" di TRANS7 ).

0 0 98

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON FILM TENDANGAN DARI LANGIT (Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Dalam Menonton Film Tendangan Dari Langit di Kota Malang).

0 0 102

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA FTV ”SINEMA WAJAH INDONESIA” DI SCTV ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara FTV “Sinema Wajah Indonesia“ di SCTV ).

1 2 119

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON KUIS “HAPPY SONG“ DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Motif Remaja Surabaya Terhadap Kuis “Happy Song” di Indosiar).

0 0 79

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON FILM KATA MAAF TERAKHIR ( Studi Deskriptif kuantitatif mengenai motif remaja Surabaya menonton film kata maaf terakhir ) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN “ VETERAN:

0 0 26

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER "PARADISO" DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter "PARADISO" di TRANS7 )

0 0 25

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER ”PARADISO” DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 )

0 0 25