Desain Ergonomi KAJIAN PUSTAKA

13 a. Pelataran Parkir Suatu bentuk parkir berupa ruang terbuka atau pelataran parkir khusus yang disediakan untuk kendaraan. Keuntungan parkir ini adalah gangguannya relatif kecil terhadap lalu lintas dan faktor keamanannya lebih terjamin baik dari sudut kecelakaan maupun dari segi kendaraannya. Mengenai kerugian dari bentuk parkir ini adalah sulitnya memperoleh lahan di daerah yang padat penduduknya maupun pada daerah pusat kota serta jika lahannya ada sudah tentu harganya akan sangat mahal. Berikut ini jenis gambar penyediaan ruang parkir di pelataran. b. Bangunan Parkir Bentuk penyediaan ruang parkir ini adalah berupa suatu bangunan atau gedung, di mana bentuk bangunannya dapat berupa parkir di atas gedung, di bawah tanah basement maupun gedung bertingkat yang disediakan khusus untuk parkir kendaraan. Keuntungan parkir ini dapat menghemat pemakaian ruang, sedang kerugian dari bentuk parkir ini adalah diperlukan waktu yang lama untuk ke luar dan masuk parkir serta dibutuhkan jalan kaki baik untuk menuju ataupun dari tempat yang diinginkan.

2.3 Desain Ergonomi

Dalam aktivitasnya manusia selalu membutuhkan sumberdaya untuk memenuhi keinginannya, seperti pemenuhan terhadap alat hiburan transportasi, pangan, papan dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhannya manusia melalui daya pikirnya mulai melakukan perencanaan terhadap sumberdaya yang diperlukan, merancang model, menganalisis biaya, melakukan estimasi waktu pakai dari desain serta bagaimana mengevaluasi sistem yang dirancang sehingga 14 rancangannya bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan sustainable. Rancangan akan diterima bila memenuhi unsur yaitu function and purpose, utility and economic, form and style, image and meaning. Unsur fungsional dan estetika sering disebut fit-form-function, sedangkan unsur ekonomi lebih dipengaruhi oleh harga dan kemampuan daya beli masyarakat Bagas, 2000. Dalam proses penataan parkir ini tentu dibutuhkan sumberdaya seperti bahan baku raw material , keterlibatan orang, peralatan baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang tentunya sesuai dengan kebutuhan fungsional dasar. Dalam perbaikan tempat parkir, hendaknya dilakukan dengan berpedoman terhadap hasil perencanaan berupa gambar, sehingga mendapat bentuk dan ukuran sesuai dengan yang diharapkan. Maka perlu pengawasan dalam pengerjaannya, untuk menghindari kesalahan dalam pengerjaannya. Ditinjau dari ergonomi dalam proses penataan tempat parkir di mana keterlibatan sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam hendaknya memperhatikan bagaimana memberdayakan manusia sebagai pengguna dalam proses parkir tersebut. Dalam proses parkir dilakukan oleh pengguna parkir, aktivitas pengguna parkir lebih banyak dalam sikap kerja duduk. Sikap kerja dalam aktivitas apapun jangan sampai menimbulkan sikap paksa yang melewati kemampuan fisiologi tubuh Grandjean Kroemer, 2000. Secara biomekanika hal ini bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan antara gaya yang ditimbulkan oleh beban dan gaya yang dihasilkan oleh otot untuk mempertahankan beban secara seimbang pada suatu titik tumpu Adiatmika, 2007. Selain itu lingkungan kerja juga merupakan sumber ketegangan yang berpengaruh terhadap beban kerja bagi petugas parkir. Dalam setiap aktivitas kerja selalu membutuhkan peralatan yang 15 bertujuan untuk membantu proses agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Interaksi antara manusia dengan berbagai peralatan harus betul-betul serasi, sehingga pengguna parkir dapat bekerja dengan nyaman dan aman. Hal ini sesuai dengan prinsip ergonomi yaitu fit the job to the man Grandjean Kroemer, 2000. Dalam penataan parkir basement sepeda motor yang didasarkan atas konsep ergonomi, maka upaya yang dilakukan harus dapat menyentuh pada pokok permasalahan secara menyeluruh sehingga perbaikan yang dilakukan mempunyai manfaat yang optimal dengan menghasilkan dampak yang minimal. Perbaikan yang dilakukan menurut Manuaba 2005a; 2005b dapat didekati dengan penerapan Teknologi Tepat Guna TTG melalui metode SHIP Approach, di mana perbaikan dilakukan secara menyeluruh terhadap semua aspek ergonomi dalam proses parkir. Dalam perbaikan tersebut melibatkan berbagai disiplin bidang ilmu, serta adanya partisipasi yang aktif dari semua pihak untuk membahas permasalahan yang ada. Perbaikan yang dilakukan tentu menggunakan suatu teknologi, di mana dalam pemilihan teknologi tersebut jangan sampai menimbulkan masalah baru. Dasar pemilihan teknologi dapat digunakan yaitu melalui aspek teknologi tepat guna TTG. Manuaba 2000b aspek teknologi tepat guna sebagai berikut : 1 aspek ekonomis; 2 aspek teknis; 3 aspek ergonomis; 4 aspek hemat energi; 5 aspek sosio budaya; 6 tidak merusak lingkungan. Untuk memperbaiki desain dari proses produksi penerapan TTG melalui metode SHIP harus dilakukan secara bersama-sama sehingga dapat menghasilkan suatu kondisi yang dapat diterima oleh berbagai pihak serta dapat berkompetisi positif dan proses dapat berjalan secara berkelanjutan. 16

2.4 Penerapan Pendekatan Ergonomi Total Parkir Basement Sepeda Motor