Sikap kerja Kondisi lingkungan

19

2.4.1.2 Pemanfaatan tenaga otot

Kontraksi otot memerlukan energi dan menghasilkan zat sisa metabolisme. Ketersediaan energi tergantung pada ketersediaan oksigen dan zat makanan yang dihantarkan oleh sirklasi intramuskular. Kontraksi yang kontinyu dan monoton menyebabkan oklusi intramuskular sehingga mengurangi produksi ATP Adenosin Tri Phospate dan menyebabkan terbentuknya asam laktat akibat metabolisme anaerobik. Penurunan energi dan akumulasi asam laktat akan mempercepat timbulnya kelelahan dan dan keluhan otot skeletal yang apabila terakumulasi akan menimbulkan nyeri otot Waters Bhattaccharya, 1996. Untuk proses parkir kendaraan sepeda motor di basement, pekerjaan pengguna parkir yang domiman dan membutuhkan pengerahan tenaga otot yang adalah kegiatan saat memasuki tempat parkir sampai memarkir kendaraan sepeda motor sesuai dengan tempat yang tersedia. Disamping itu, kegiatan pengguna parkir mengambil kendaraan sampai keluar dari tempat parkir , memerlukan pengerahan tenaga otot.

2.4.1.3 Sikap kerja

Sikap kerja hendaknya diupayakan dalam posisi alamiah sehingga tidak menimbulkan sikap paksa yang melampaui kemampuan fisiologis tubuh Grandjean dan Kroemer, 2000. Sikap kerja paksa bisa terjadi pada saat memegang, mengangkut dan mengangkat, duduk atau berdiri terlalu lama dan lain sebagainya Ferreira, 2005; Adnyana, 2001. Sikap kerja yang dijumpai dalam proses parkir adalah berdiri, duduk di sepeda motor, berjalan yang dilakukan secara berulang. Jika sikap kerja dilakukan tidak alamiah maka akan menyebabkan terjadinya gangguan otot dan kelelahan 20 dini yang dapat menurunkan aktivitas serta motivasi kerja Grandjean dan Kogi, 1971. Oleh karena itu, dalam mendesain pola petak parkir maka perlu dipertimbangkan secara cermat kondisi interaksi antara pengguna parkir yang menggunakan tempat parkir dengan kondisi tempat parkir.

2.4.1.4 Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung Manuaba, 2000a; Rodahl, 1989. Kondisi mikrolimat, kebisingan, penerangan dan kualitas udara yang melebihi ambang batas atau standar yang telah direkomendasikan, dapat memperlemah fungsi tubuh, dan pada akhirnya menurunkan kualitas kerja. Pada tempat parkir, kondisi lingkungan yang perlu dicermati adalah mikrolimat, kebisingan, penerangan dan kandungan gas Carbon Monoksida CO. a. Mikroklimat Kondisi mikroklimat tidak optimal akan mempengaruhi proses pengeluaran keringat, vasokontriksi dan vasoilatasi sub kutis. Tubuh akan kekurangan cairan akibat pengeluaran keringat sehingga keseimbangan elektrolit terganggu. Gangguan elektrolit menyebabkan potensial aksi dan penghantaran impuls terganggu sehingga memperoleh reaksi tubuh dan mempercepat kelelahan Grandjean Kroemer, 2000. Mikroklimat parkir basement sepeda motor dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara. Studi pendahuluan mikroklimat parkir basement sepeda motor Mall Robinson Denpasar, rerata suhu udara sebesar 29,35 C dan rerata kelembaban udara sebesar 81,30 . Suhu udara di satu ruangan hendaknya antara 18 - 30 C dengan kelembaban relatif ruangan antara 65 - 95 Anonim, 2002. 21 b. Kecepatan angin Angin adalah udara yang bergerak, dimana gerak tersebut disebabkan karena bagian-bagian udara didorong dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Pada bulan Oktober-April angin bertiup dari Asia ke Australia yang bersifat basah, sedangkan pada bulan April-Oktober angin bertiup dari Australia ke Asia yang bersifat kering Mangunwijaya, 1980. Fungsi udara dalam ruangan untuk: menyediakan O 2 untuk kehidupan manusia, menukar udara yang kotor menjadi udara bersih, mengurangi kelembaban ruangan, serta mempengaruhi suhu udara dalam ruangan. Faktor yang mempengaruhi masuknya udara dalam ruangan adalah sistim dan luas ventilasi yang ada, sedangkan fakto r yang diukur yaitu “kecepatan udara“ dengan satuan ukur mdt. Studi pendahuluan kecepatan angin parkir basement sepeda motor Mall Robinson Denpasar, rerata kecepatan angin sebesar 1,17 mdt. Rata-rata gerakan udara untuk ruang yang ditempati tidak melebihi 0,15 mdt untuk musim dingin dan 0,25 mdt untuk musim panas. Kecepatan udara di bawah 0,07 mdt akan memberikan rasa yang tidak enak di badan dan rasa tidak nyaman NIOSH, 1984. b. Kebisingan Kebisingan ditempat kerja dapat mengurangi kenyamanan dan ketenangan kerja. Selain gangguan pendengaran, kebisingan juga menimbulkan akibat lain seperti tekanan darah meningkat, denyut jantung dipercepat, kontraksi pembuluh darah kulit, meningkatnya metabolisme, menurunnya aktivitas alat pencernaan, tensi otot bertambah sehingga mempercepat timbulnya kelelahan yang pada akhirnya menurunkan produktivitas kerja Suma’mur, 1982; Vce, 22 1991; Grandjean, 1993. Menurut Vce 1991, nilai intensitas kebisingan di antara 70-80 dBA termasuk kategori mengganggu dan tidak nyaman untuk melakukan percakapan, sementara intensitas kebisingan 85 dBA dapat membahayakan kesehatan, khususnya gangguan pendengaran. Hasil studi pendahuluan tempat parkir basement sepeda motor di Mall Robinson Denpasar menunjukkan bahwa rerata kebisingan ditengah ruang basement parkir berkisar 72-79 dBA dalam kategori tidak membahayakan kesehatan khususnya gangguan pendengaran. c. Carbon Monoksida CO Udara dalam kandungan debu, karbon monoksida CO dapat meningkatkan resiko timbulnya penyakit bagi pekerja yang terpapar. Gas CO yang terikat dalam darah terutama haemoglobin akan menghambat fungsi oksigen dalam darah. Apabila kandungan debu, gas, melampui Nilai Ambang Batas NAB yang diperkenankan, maka jelas merupakan salah satu sumber penyakit bagi peke rja yang terkena paparan Wright, 1991; Suma’mur, 1982. Lingkungan ruang parkir basement sepeda motor di Mall Robinson Denpasar pada umumnya mengandung gas CO, oleh karena itu diperlukan masker sebagai alat pelindung diri. Karbonmonoksida CO, merupakan komponen gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa, tidak larut dalam air. Beberapa sumber terbentuknya CO antara lain: a pembakaran tidak sempurna terhadap Karbon atau komponen yang mengandung karbon, b reaksi Karbondioksida dengan komponen karbon dalam suhu tinggi, c adanya proses penguraian karbondioksida menjadi karbon monoksida dan atom O 23 pada suhu tinggi. Tahapan reaksi pembakaran karbon dalam bahan bakar adalah sebagai berikut: Reaksi pertama : 2C + O 2  2 CO Reaksi ke dua : 2 CO + O 2  2CO 2 Reaksi ke tiga : CO2 + C  2 CO Reaksi ke empat : CO2  CO + O d. Oksida Nitrogen NOx, bentuk NOx dapat berupa NO dan NO 2 yang merupakan empat kali lebih beracun dibandingkan dengan NO. Pada konsentrasi normal di atmosfer NO tidak mengakibatkan iritasi dan tidak berbahaya, tetapi pada konsentrasi udara ambien yang normal, NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO 2 yang bersifat racun terutama pada paru-paru akan menganggu proses pernafasan. Semakin tinggi suhu pembakaran suatu industri pengecoran logam, semakin banyak NOx yang dihasilkan. e. Oksida Belerang SOx, polutan SOx berakibat terjadinya iritasi pada sistem pernafasan manusia. Jenis gas yang dikenal dengan SOx adalah sulfur dioksida SO 2 dan sulfur trioksida SO 3 . Pada basement parkir sepeda motor, walaupun bahan baku tidak mengandung sulfur, dengan udara pembakaran yang cukup, SO 2 selalu terbentuk dalam jumlah yang besar. Mekanisme terjadinya pembentukan Sox adalah dengan reaksi sebagai berikut: Reaksi pertama : S + O2  SO 2 Reaksi ke dua : 2SO 2 + O 2  2SO 3 f. Penerangan Kondisi penerangan di tempat kerja khususnya untuk pekerjaan yang dilakukan di dalam ruang sangat penting untuk dicermati. Penerangan yang 24 baik memungkinkan pekerja untuk dapat melihat objek atau benda kerja secar a jelas, cepat dan tanpa upaya tambahan yang tidak perlu Suma’mur, 1982. Penerangan yang kurang baik dapat mengakibatkan kelelahan mental, keluhan pegal dan sakit kepala disekitar mata, kerusakan indera mata dam kelelahan mata sehingga efisiensi kerja menurun Grandjean, 1993; Suma’mur, 1982. Tingkat kebutuhan penerangan yang ideal adalah 300 – 700 lux Grandjean Kroemer, 2000. Sementara hasil studi pendahuluan tempat parkir di Mall Robinson Denpasar berkisar 230,54-297,66 Lux, berarti dibawah penerangan ideal.

2.4.1.5 Kondisi waktu