Penerapan Teknologi Tepat Guna TTG

27 secara cermat, langkah selanjutnya adalah menyusun urutan prioritas permasalahan yang ada sebagai dasar untuk melakukan analisis solusi yang tepat sasaran dan terjamin keberlanjutannya. Apabila dalam penetapan langkah solusi dituntut adanya pemanfaatan teknologi, maka perlu dilakukan analisis teknologi tepat guna.

2.4.2 Penerapan Teknologi Tepat Guna TTG

Pemilihan penerapan teknologi berdasarkan 6 enam kriteria, yaitu: secara teknis, ekonomis, ergonomis, hemat energi, sosio budaya dan ramah lingkungan, untuk menciptakan efektifitas dan efisien serta suasana kerja yang aman dan nyaman Manuaba, 2005a. Kajian penerapan teknologi tepat guna pada parkir basement sepeda motor Mall Robinson dapat diuraikan berikut ini. a. Teknis: bagian-bagian yang diperhatikan secara teknis antara lain: a dapat dikerjakan menggunakan teknologi yang dimiliki; b mudah dikerjakan dan diperbaiki; c aman dan kuat; d mudah perawatan; dan e kualitas hasilnya baik. b. Ekonomis: aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan antara lain: a efisiensi bahan; b efisien biaya; c penggunaan bahan yang efektif; d bahan mudah di dapatdibeli; e menggunakan sistem konstruksi yang serbaguna; dan e lebih menguntungkan bagi pengguna parkir dan pengelola parkir. c. Ergonomis: meningkatkan kenyamanan dalam ruang parkir basement antara lain: a pemanfaatan pencahayaan dan penghawaan alami secara merata dan optimal, dengan membuat bukaan ventilasi di pintu masuk dan keluar ruang parkir; b pemasangan dinding penyekat ruangan dan penutup dinding ruang 28 mesin pompa air. Semua kegiatan ini secara prinsip ergonomi dapat dipertanggungjawabkan. d. Hemat energi: diharapkan mencapai kenyamanan ruang dalam ruang parkir basement tersebut hanya dengan menggunakan energi primer dalam jumlah yang relatif rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang ruang parkir hemat energi antara lain: sistem fasilitas tempat parkir, susunan lampu yang tepat dan memadai serta perletakan yang diatur sesuai kebutuhan sinar. e. Sosial Budaya: keterkaitan dalam aspek sosial budaya antara lain: a secara prinsip mengikuti aturan tata ruang berdasarkan kaidahnorma tradisi yang berlaku di Bali terkait dengan pengaturan tata letak, fungsi, dan aturan tradisi secara optimal; b mengikuti norma, tata nilai, kebiasaan, agama, kepercayaan dan kebutuhan pemakai. f. Ramah Lingkungan: mengurangi kerusakan lingkungan akibat dari perbaikan tempat parkir baik di dalam dan diluar ruang parkir basement. Disamping itu, kegiatan perbaikan tidak mengganggu kegiatan yang terjadi pada pusat perbelanjaan Mall Robinson Denpasar.

2.4.3 Pendekatan SHIP