PENATAAN PARKIR BASEMENT SEPEDA MOTOR BERBASIS ERGONOMI MENINGKATKAN KEPUASAN PENGGUNA PARKIR DI MALL ROBINSON DENPASAR.
DISERTASI
PENATAAN PARKIR BASEMENT SEPEDA MOTOR
BERBASIS ERGONOMI MENINGKATKAN KEPUASAN
PENGGUNA PARKIR DI MALL ROBINSON
DENPASAR
I KETUT SUTAPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
(2)
ii
PENATAAN PARKIR BASEMENT SEPEDA MOTOR
BERBASIS ERGONOMI MENINGKATKAN
KEPUASAN PENGGUNA PARKIR DI MALL ROBINSON
DENPASAR
Disertasi Untuk Memperoleh Gelar Doktor
Pada Program Doktor, Program Studi Ilmu Kedokteran, Program Pascasarjana Universitas Udayana
I KETUT SUTAPA NIM. 0990271026
PROGRAM DOKTOR
PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
(3)
iii
LEMBAR PENGESAHAN
DISERTASI INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL : 3 Juni 2016
PROMOTOR
Prof. Dr. dr. N. Adiputra, M.OH., PFK., Sp.Erg NIP. 19471211 197602 1 001
Kopromotor I Kopromotor II
Prof. Drs. I. B. A. Manuaba, HonFErgS, FIPS Putu Alit Suthanaya, ST., M.Eng.,Sc, Ph.D NIP. 130 100 451 NIP. 19690805 1995031 1 001
Mengetahui
Ketua Program Doktor
Program Studi Ilmu Kedokteran Direktur
Program Pascasarjana Program Pascasarjana Universitas Udayana Universitas Udayana
Dr. dr. Bagus Komang Satriyasa, M.Repro Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP. 19640417 199601 1 001 NIP. 19590215 198510 2 001
(4)
iv
Disertasi Ini Telah Diuji pada Ujian Tertutup Pada Program Pascasarjana Universitas Udayana
Pada Tanggal : 3 Juni 2016
Berdasarkan SK. Rektor Universitas Udayana
No. : 2227/UN14.4/HK/2016
Tanggal : 18 Mei 2016
Ketua : Prof. dr. Ketut Tirtayasa, MS, AIF., Sp.Erg Anggota :
1. Prof. Dr. dr. N. Adiputra, M.OH, PFK., Sp.Erg
2. Prof. Drs. Ida Bagus Adnyana Manuaba, HonFErgS, FIPS 3. Putu Alit Suthanaya, ST., M.EngSc, Ph.D
4. Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, M.Sc., Sp. And 5. Prof. dr. N. Tigeh Suryadhi, MPH, Ph.D
6. Prof.Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes 7. Dr. Ir. I Ketut Widana., MM
(5)
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : I Ketut Sutapa, SST., MT
Program Studi : Program Doktor Ilmu Kedokteran Program Pascasarjana Unud Konsentrasi : Ergonomi Fisiologi Kerja NIM : 0990271026
Telp/HP : 081338639479
Email : [email protected]
Alamat : Br. Persada Dari Blok D/24 Padang Sambian Kaja Denpasar
Judul Disertasi : Penataan Parkir Basement Sepeda Motor Berbasis Ergonomi Meningkatkan Kepuasan Pengguna parkir Di Mall Robinson Denpasar
Merupakan hasil karya original yang bisa dipertanggungjawabkan keasliannya dan tidak mengandung unsur plagiarisme. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran, maka saya bersedia untuk mempertanggungjawabkan sesuai peraturan yang berlaku.
Denpasar, Mei 2016 Yang membuat pernyataan
I KETUT SUTAPA NIM. 0990271026
(6)
vi
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya disertasi dengan judul “Penataan Parkir Basement Sepeda Motor Berbasis Ergonomi Meningkatkan Kepuasan Pengguna Parkir di Mall Robinson Denpasar”
dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. dr. I Nyoman Adiputra, M.OH., PFK, Sp.Erg selaku promotor sekaligus sebagai pembimbing akademik yang dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan, arahan untuk menyelesaikan disertasi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Drs. Ida Bagus Adnyana Manuaba, HonFErgS.,FIPS dan Putu Alit Suthanaya, ST., M.EngSc., Ph.D selaku Kopromotor I dan Kopromotor II atas segala motivasi, dorongan dan arahan selama proses penulisan disertasi.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan Program Doktor di Universitas Udayana. Ucapan terimakasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S(K), Asisten Direktur I Prof. Dr. Made Budiarsa, MA dan Prof. Made Sudiana Mahendra, Ph.D selaku Asisten Direktur II atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Doktor pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. dr. Putu Astawa, M.Kes, Sp.OT, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti program Doktor. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Ketua PS Program Doktor, Program Studi Ilmu Kedokteran Program Pascasarjana Universitas Udayana Bapak Dr. dr. Bagus Komang Satriyasa, M.Repro., kepada Kepala Bagian Ilmu Faal FK. Unud Prof. dr. Ketut Tirtayasa, MS., AIF., Sp.Erg atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Studi S3 Ilmu Kedokteran. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh staf sekretariat program doktor dan staf bagian Faal yang telah mendukung penulis melalui pelayanan administrasi yang cepat dan ramah.
Ucapan yang sama penulis tujukan kepada para penguji yakni : Prof. dr. Ketut Tirtayasa, MS., AIF., Sp.Erg, Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, M.Sc., SP.And, Prof. dr. I N. Tigeh Suryadi, MPH., Ph.D., Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika., M.Kes, Dr. Ir. I Ketut Widana, MM., atas kesediaannya sebagai penguji yang telah banyak memberikan masukan, sanggahan dan koreksi sehingga disertasi ini dapat terwujud.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Republik Indonesia c.q. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Tim Manajemen Program Doktor yang telah memberikan bantuan finansial dalam bentuk BPP-DN sehingga meringankan beban penulis dalam menyelesaikan studi ini.
Penulis juga tidak lupa menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Direktur Politeknik Negeri Bali Ir. Made Mudhina,MT., dan kepada Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali, Ir. I Wayan Arya, MT., yang telah memberikan ijin pada penulis untuk menempuh Program Doktor Ilmu Kedokteran di Universitas Udayana. Rasa hormat juga penulis tujukan kepada Direktur Utama PD. Parkir Kota Denpasar, Manajer Mall Robinson Denpasar, yang dalam hal ini telah banyak membantu memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian di Parkir Basement Mall Robinson Denpasar.
Pada kesempatan ini penulis sampaikan terimakasih yang tulus disertai dengan penghargaan kepada semua guru yang telah membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan
(7)
vii
tinggi. Ucapan yang sama penulis sampaikan kepada Ayah I Wayan Sinta (alm) dan Ibu Ni Wayan Sintin (alm), yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, sebagai tuntunan dalam menjalankan kehidupan ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak I Nengah Suka dan Ibu Ni Made Rati (Bapak dan Ibu mertua) yang telah memberikan dorongan moril maupun materiil selama penulis menempuh pendidikan ini, serta semua saudara yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada istri tercinta Ni Made Suastini, S.Pd., serta anak-anak tersayang I Gede Fery Surya Tapa, Ni Made Feny Surya Astini dan I Komang Tri Yasa Widnyana, yang penuh kasih sayang dan pengorbanan telah memberikan penulis kesempatan untuk lebih konsentrasi sehingga disertasi ini dapat diselesaikan.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberikan asung kertha wara nugrahaNya kepada kita semua.
Denpasar, 17 Juni 2016 Penulis,
(8)
viii ABSTRAK
PENATAAN PARKIR BASEMENT SEPEDA MOTOR BERBASIS ERGONOMI MENINGKATKAN KEPUASAN PENGGUNA PARKIR
DI MALL ROBINSON DENPASAR
Mall Robinson Denpasar terletak di pusat kota dan merupakan pusat perbelanjaan dengan konsep one stop shoping. Banyak pengunjung yang datang tetapi lahan parkir terbatas. Untuk meningkatkan kepuasan pengguna parkir, maka dilakukan perbaikan parkir basement sepeda motor berbasis ergonomi melalui penerapan teknologi tepat guna dengan pendekatan sistemik, holistik, interdisipliner dan partisipatori. Indikator kepuasan pengguna parkir berupa penurunan beban kerja, penurunan penggunaan energi otot, peningkatan kemudahan parkir, peningkatan kenyamanan parkir dan peningkatan produktivitas parkir.
Penelitian dilakukan menggunakan rancangan sama subjek, melibatkan l5 subjek sebagai sampel yang diambil secara acak sederhana. Intervensi dilakukan dengan penataan parkir basement
sepeda motor berbasis ergonomi. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perbaikan. Washing out and adaption (WOA) masing-masing dilakukan selama 7 hari yang terdiri dari 1 hari WO dan 6 hari adaptasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, diuji normalitas (shapirowilk) dan homogenitasnya (Levene Test). Untuk data berdistribusi normal dan homogen, uji beda dengan One Way Anova, uji beda antar Periode dengan Post Hoc. Data yang berdistribusi normal dan tidak homogen, uji beda dengan Friedman Test, uji beda antar Periode menggunakan uji Wilcoxon. Data yang diperoleh dianalisis dengan taraf signifikansi 5 %.
Hasil penelitian menunjukkan dengan pola petak parkir sudut 600 terjadi penurunan beban
kerja paling besar 27,58% (p<0,05), penurunan penggunaan energi otot paling besar 30,97%(p<0,05), peningkatan kemudahan parkir paling besar 105,80% (p<0,05), peningkatan kenyamanan parkir paling besar 74,63% (p<0,05) dan peningkatan produktivitas parkir paling besar 166,67% (p< 0,05).
Disimpulkan bahwa penataan parkir basement sepeda motor berbasis ergonomi dapat meningkatkan kepuasan dilihat dari : (1) penurunan beban kerja parkir, (2) penurunan penggunaan energi otot, (3) peningkatan kemudahan parkir, (4) peningkatan kenyamanan parkir dan (5) peningkatan produktivitas parkir,
Kata kunci : Parkir basement, sepeda motor, ergonomi, kepuasan pengguna parkir
(9)
ix
ERGONOMIC BASED MOTORCYCLE BASEMENT PARKING ARRANGEMENT IMPROVE SATISFACTION OF PARKING USERS
OF ROBINSON MALL DENPASAR
Robinson Mall Denpasar is located in the city center and is a shopping center with the concept of one stop shopping. So many visitors are coming but a limited parking area. To increase park user satisfaction, then ergonomic-based motorcycle basement parking was made through the application of appropriate technology with a systemic, holistic, interdisciplinary and participatory approaches. The indicators of park user satisfaction were in the form of a decrease in workload, a decrease muscle energy usage, increased ease of parking, increased parking convenience and increased parking productivity.
The study was conducted using within subject design, involving l5 subject as samples taken randomly from the group of park users. An intervention basement used by parking arrangement based motorcycle ergonomics. Measurements were made before and after repair. Washing out and adaption (WOA) each were conducted for 7 days consisting of one day WO and 6 days of adaptation. Data were analyzed descriptively, tested for normality (shapirowilk) and homogeneity (Levene Test). For the normal distribution of data and homogeneous, the different test with One Way Anova, between different test period and Post Hoc. Normally distributed data and is not homogeneous, different test with Friedman Test, different test between periods used the Wilcoxon test. Data were analyzed with a significance level of 5%.
The results showed that the parking space angle 600 a decrease in workload at 27.58% (p <0.05), a decrease in muscle energy usage at 30.97% (p <0.05), an increase in the ease of parking at 105.80% (p <0, 05), an increase in the parking convenience at 74.63% (p <0.05) and an increase in parking productivity at 166.67% (p <0.05).
It was concluded that the arrangement basement parking of motorcycles based ergonomics can improve satisfaction seen from: (1) a decrease in workload, (2) a decrease in muscle energy usage, (3) an increase in the ease of parking, (4) an increase in the parking convenience at, (5) an increase in parking productivity.
.
(10)
x DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ……….
LEMBAR PERSETUJUAN PROMOTOR/KOPROMOTOR………
HALAMAN PENETAPAN PENGUJI………
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAGIARISME ..……….... ii iii iv v UCAPAN TERIMAKASIH ………...………..
ABSTRAK ……….………...…………...
ABSTRACT ………...………...
DAFTAR ISI ………...……….
DAFTAR TABEL ………...……… DAFTAR GAMBAR ………...………....
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN...………...……….………... DAFTAR RUMUS ……….………...
DAFTAR LAMPIRAN ……..….……….………….. vi viii ix x xiv xv xvi xvii xviii
BAB I PENDAHULUAN ………..... 1 1.1 Latar Belakang ...………... 1.2 Rumusan Masalah ………...
1 6 1.3 Tujuan Penelitian ………... 1.3.1 Tujuan Umum...……….. 1.3.2 Tujuan Khusus...………...……….. 1.4 Manfaat Penelitian ………... 1.4.1 Manfaat Praktis... 1.4.2 Manfaat Akademis...
7 7 7 8 8 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………..…….. 2.1 Ergonomi dan Penerapannya………....….... 2.2 Pengertian Parkir...………...…... 2.2.1 Parkir Sisi Jalan……….……...…….……... 2.2.2 Parkir di Luar Jalan ……….……...……….…...
10 10 11 12 12
(11)
xi
2.3 Desain Ergonomi……….…...….. 2.4 Penerapan Ergonomi Total Parkir BasementParkir Sepeda Motor…... 2.4.1 Delapan Aspek Ergonomi BasementParkir…...…….………... 2.4.1.1 Gizi dan nutrisi……...……... 2.4.1.2 Pemanfaatan tenaga otot...…….... 2.4.1.3 Sikap kerja……...…….... 2.4.1.4 Kondisi lingkungan……...…..….. 2.4.1.5 Kondisi waktu……...…..….. 2.4.1.6 Kondisi informasi…...……...
2.4.1.7 Kondisi sosial budaya...……... 2.4.1.8 Interaksi manusia-mesin/peralatan...……... 2.4.2 Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)...…….……….... 2.4.3 Pendekatan SHIP...…...……….……..….. 2.5 Kualitas Tempat Parkir Basement Sepeda Motor………..…….….. 2.5.1 Pengelolaan Lingkungan....…………...……..………... 2.5.2 Penilaian Terhadap Kualitas Lingkungan....………...…….... 2.6 Kepuasan Pengguna………...…....
13 16 17 17 19 19 20 24 25 25 26 27 28 30 31 31 32 2.6.1 Beban Kerja ………...……....….….... 2.6.2 Penggunaan Energi Otot...……….…....…..… 2.6.3 Kemudahan Parkir ………...….…... 2.6.4 Kenyamanan Parkir………...…...… 2.6.5 Produktivitas...………...…..… 2.6.5.1 Pengertian Produktivitas...… 2.6.5.2 Faktor-faktor Yang mempengaruhi Produktivitas..…....… 2.6.5.3 Pengukuran Produktivitas...…...… 2.7. Pola Petak Parkir ...……….…...…
34 38 39 40 41 41 42 43 44
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS... 3.1 Kerangka Berpikir ………...…………....… 3.2 Konsep Penelitian ………..….... 3.3 Hipotesis Penelitian ……….….…..….
46 46 48 49
(12)
xii
BAB IV METODE PENELITIAN ..………..…….. 50 4.1 Rancangan Penelitian ……….………..…….…..…. 4.2 Tempat Penelitian ………..…..….. 4.3 Populasi dan Sampel ………...… 4.3.1 Populasi ………..……...… 4.3.2 Kriteria Sampel………....… 4.3.3 Besar Sampel………..….… 4.4 Teknik Penentuan Sampel….………...……… 4.5 Variabel Penelitian….………...… 4.6 Definisi Operasional Penelitian ………...… 4.7 Instrumen Penelitian ……….……...….… 4.8 Prosedur Penelitian...……….….…… 4.8.1 Tahap Persiapan ………...………...…...… 4.8.2 Tahap Pelaksanaan...……...…...…...…... 4.8.3 Tahap Pengumpulan Data...…..…...…... 4.8.4 Protokol Penelitian ..…...……...……...…………...… 4.9 Alur Penelitian ………...
4.10 Teknik Analisis Data ………...……...….… 50 52 52 52 52 53 55 55 56 63 64 64 65 73 81 87 88 BAB V HASIL PENELITIAN ..……….….…. 91
5.1 Karakteristik Sampel ……….………..….... 5.2 Kepuasan Pengguna Parkir...……...…………..…… 5.2.1 Beban Kerja...……...…...…...…... 5.2.2 Penggunaan Energi Otot...…..…...…... 5.2.3 Kemudahan Parkir...…..…...…... 5.2.4 Kenyamanan Parkir ..…...……...……...…………...… 5.2.4.1 Kenyamanan Parkir Subjektif...… 5.2.4.2 Kualitas Udara Parkir BasementSepeda Motor...…...… 5.2.5 Produktivitas...…..…...…... 5.3 Pola Petak Parkir ... 5.4 Kondisi Lingkungan ….………...……
91 92 92 95 97 99 99 101 102 103 105
(13)
xiii
BAB VI PEMBAHASAN ……...………... 109 6.1 Karakteristik Sampel ……….………...…. 6.1.1 Umur ………..……...… 6.1.2 Berat badan, Tinggi Badan dan IMT………...… 6.1.3 Pengalaman Kerja…………...……….… 6.1.4 Pendidikan...……….… 6.2 Pendekatan Ergonomi Total Dalam Penetaan Parkir Basement ……...
6.3 Kepuasan Pengguna Parkir...……...…………..……
6.3.1 Beban Kerja...……...…...…...…... 6.3.2 Penggunaan Energi Otot...…...…...…... 6.3.3 Kemudahan Parkir...…..…...…... 6.3.4 Kenyamanan Parkir ..…...……...……...…………...… 6.3.4.1 Kenyamanan Parkir Subjektif...… 6.3.4.2 Kualitas Udara Parkir BasementSepeda Motor...…...… 6.3.5 Produktivitas...…..…...…... 6.4 Pola Petak Parkir ... 6.5 Kondisi Lingkungan ……….……….……... 6.6 Kelemahan Penelitian ………..………...….…... 6.7 Kebaruan Penelitian (Novelty) ...………...
109 109 110 111 112 112 115 115 117 119 121 121 122 123 125 128 130 130
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ……….. 7.1 Simpulan ……….…………...………….……... 7.2 Saran ………..…………...……...….…...
131 131 132
DAFTAR PUSTAKA ……….……….... 133
(14)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kategori Beban Kerja Berdasarkan Perhitungan Denyut Nadi Kerja... Tabel 2.2 Klasifikasi Beban Kerja Berdasarkan Beban Kardiovaskular... Tabel 4.1 Perhitungan Jumlah Sampel ………...……… Tabel 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian ……...………...… Tabel 5.2 Hasil Analisis Denyut Nadi Istirahat, Denyut Nadi Kerja, Beban Kerja .. Tabel 5.3 Hasil Analisis Nilai p Denyut Nadi Istirahat, Denyut Nadi Kerja, Beban
Kerja Antar Periode... Tabel 5.4 Hasil Analisis Penggunaan Energi Otot dan Analisis Statistik……... Tabel 5.5 Hasil Analisis Nilai p Penggunaan Energi Otot Antar Periode... Tabel 5.6 Hasil Analisis Kemudahan Parkir ...………... Tabel 5.7 Hasil Analisis Nilai p Kemudahan Parkir Antar Periode...……... Tabel 5.8 Hasil Analisis Kenyamanan Parkir ...…………... Tabel 5.9 Hasil Analisis Nilai p Kenyamanan Parkir Antar Periode...……... Tabel 5.10 Hasil Pengujian Kualitas Udara di Parkir Basement.…..…...…...…... Tabel 5.11 Hasil Analisis Produktivitas Parkir ...………... Tabel 5.12 Hasil Analisis Nilai p Produktivitas Parkir Antar Periode... Tabel 5.13 Hasil Analisis Pola Petak Parkir dan Analisis Statistik……... Tabel 5.14 Hasil Analisis Nilai p Pola Petak Parkir Antar Periode... Tabel 5.14 Hasil Analisis Kondisi Laingkungan...……... Tabel 5.14 Hasil Analisis Nilai p Kondisi Lingkungan Antar Periode...
36 37 54 91 93 94 96 96 98 98 100 100 101 102 103 104 105 106 107
(15)
xv DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Standar Petak Parkir Sepeda Motor Sudut 30o………...… Gambar 2.4 Standar Petak Parkir Sepeda Motor Sudut 45o...………...….. Gambar 2.5 Standar Petak Parkir Sepeda Motor Sudut 60o..…..……….……...… Gambar 2.6 Standar Petak Parkir Sepeda Motor Sudut 90o…..…..………...…. Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konsep Penelitian …………..…….………...…... Gambar 4.1 Bagan Rancangan Penelitian ……..…………..………...…. Gambar 4.2 Bagan Hubungan Antar Variabel Penelitian………... Gambar 4.3 Pola Petak Parkir Sepeda Motor Sudut 30o………...… Gambar 4.4 Pola Petak Parkir Sepeda Motor Sudut 45o...………...…..
Gambar 4.5 Pola Petak Parkir Sepeda Motor Sudut 60o..…..……….……...…
Gambar 4.6 Pola Petak Parkir Sepeda Motor Sudut 90o…..…..………...…...
Gambar 4.7 Alur Penelitian ………...…...
44 45 45 45 48 50 56 57 58 58 59 87
(16)
xvi
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
n = jumlah sampel
Za = nilai z, untuk kesalahan tipe I Z = nilai z, untuk kesalahan tipe II
μ1 = rerata variabel penelititan tanpa perlakuan μ2 = rerata variabel penelitian dengan perlakuan = standard deviasi
σ = bilangan Stefan Boltzman (W/m2.K4)
WOA = Washing out dan adaptasi DNI = Denyut Nadi Istirahat
DNK = Denyut Nadi Kerja
NK = Nadi Kerja
dpm = Denyut per Menit
ºC = Derajat Celcius m = Meter
m/dt = Meter per detik
SHIP = Sistemik Holistik Interdisipliner Partisipatori TTG = Teknologi Tepat Guna
CO = Karbon Monoksida SO2 = Sulfur Dioksida
NO2 = Nitrogen Dioksida
SRP = Satuan Ruang Parkir kkal = Kilokalori
min = menit
(17)
xvii DAFTAR RUMUS
Rumus 1 Persamaan Pengukuran Denyut Nadi ….………...…...… Rumus 2 Persamaan Denyut Nadi Maksimum 8 jam ……….…...…....…… Rumus 3 Persamaan % CVL …………..………...…………...… Rumus 4 Persamaan Energi …………...…………...…. Rumus 5 Persamaan Energi Sebelum Kerja …………..…...…..…………... Rumus 6 Persamaan Energi Setelah Bekerja ....……...……….... Rumus 7 Persamaan Penggunaan Energi …………...………...… Rumus 8 Rumus Produktivitas...…...… Rumus 9 Rumus Colton...…...…
36 37 37 38 38 39 39 43 53
(18)
xviii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kelaikan Etik ……….………...………...…. Lampiran 2. Surat Persetujuan Menjadi Subjek Penelitian ………...…... Lampiran 3. Alat Ukur Penelitian ………...….….… Lampiran 4. Jadwal Penelitian ………...…...….… Lampiran 5. Kuesioner Kemudahan Parkir ………...….….… Lampiran 6. Kuesioner Kenyamanan Parkir Subjektif...…... Lampiran 7. Kuesioner Pola Petak Parkir... Lampiran 8. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Kemudahan Parkir……… Lampiran 9. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Kenyamanan Parkir………….. Lampiran 10. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pola Petak Parkir……….. Lampiran 11. Analisis Deskriptif Data Penelitian...………...…... Lampiran 12. Analisis Normalitas dan Homogenitas Data Penelitian ………..…... Lampiran 13. Analisis Efek Uji Beda Data Penelitian ………... Lampiran 14. Kondisi Ruang Parkir Basement Sepeda Motor Sebelum Perbaikan .. Lampiran 15. Hasil Pengujian Kualitas Udara Sebelum Perbaikan ... Lampiran 16. Perbaikan Ruang Parkir Basement Sepeda Motor... Lampiran 17. Kondisi Ruang Parkir Basement Sepeda Motor Setelah Perbaikan... Lampiran 18. Hasil Pengujian Kualitas Udara Setelah Perbaikan ... Lampiran 19. Analisis Prosentase Variabel Kepuasan ...
143 144 150 152 153 155 157 159 161 163 165 175 181 205 206 207 208 210 211
(19)
(20)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bali merupakan daerah tujuan wisata banyak dikunjungi oleh wisatawan
baik dari dalam maupun luar negeri. Peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali
secara langsung mempengaruhi perekonomian masyarakat. Kota Denpasar
sebagai ibu kota provinsi Bali memiliki peranan yang cukup besar, ditunjukkan
oleh fungsinya sebagai pusat perekonomian, pendidikan, industri dan pariwisata.
Luas wilayah kota Denpasar 127,78 km2, jumlah penduduk 880.600 jiwa (BPS
2016). Lalu lintas penduduk dan wisatawan menyebabkan banyaknya mobil dan
motor, sehingga memerlukan lahan parkir. Keterbatasan lahan parkir memerlukan
penataan parkir secara optimal, diantaranya pada pusat perbelanjaan.
Pusat perbelanjaan biasanya berada pada lokasi strategis yang mudah
dicapai oleh masyarakat yang menyebabkan arus lalu lintas menjadi padat dan
menyebabkan kemacetan, oleh karena itu pusat-pusat perbelanjaan harus
menyediakan fasilitas parkir yang memadai. Apabila fasilitas parkir tidak
memadai tentu akan menimbulkan antrean yang panjang, polusi udara,
kecelakaan lalu lintas serta tidak teraturnya parkir kendaraan (Anonim, 2015f).
Perkembangan sarana transportasi (kendaraan) yang cukup tinggi tanpa
diimbangi dengan penyediaan prasarana jalan dan parkir yang memadai, dapat
menimbulkan tundaan yang tinggi, polusi udara, maupun kecelakaan lalu lintas.
(21)
2
jalan, sistem manajemen lalu lintas yang kurang baik, disiplin masyarakat dalam
berlalu lintas yang rendah. maupun jalan tidak berfungsi. Salah satu penyebab
jalan tidak berfungsi, karena parkir kendaraan yang menggunakan badan jalan
(on-street parking). Untuk menghindari kemacetan pada tempat tertentu,
khususnya pada pusat perbelanjaan, maka harus disediakan fasilitas parkir
tersendiri yang tidak menggunakan badan jalan (off-street parking).
Seperti halnya kota-kota lain di Indonesia, Denpasar juga memerlukan
fasilitas parkir yang memadai untuk pusat perbelanjaan. Pertumbuhan pusat
perbelanjaan di Kota Denpasar makin banyak seiring dengan perkembangan kota.
Penyediaan fasilitas parkir pada pusat perbelanjaan sangat penting, oleh karena
pusat perbelanjaan biasanya berada pada lokasi strategis yang mudah dicapai oleh
masyarakat. Kebutuhan fasilitas parkir pada pusat kegiatan perbelanjaan
diperlukan, baik untuk parkir karyawan maupun pengunjung yang akan
menggunakan fasilitas parkir selama waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya
(Bendesa dan Sutapa, 2015)
Permasalahan muncul karena sebagian pemilik toko dan kegiatan
perbelanjaan belum menyediakan fasilitas parkir yang memadai sehingga parkir
dilakukan di badan jalan. Kebutuhan ruang parkir pada pusat perbelanjaan perlu
diketahui oleh seorang perencana dalam merencanakan pembangunan. Penyediaan
lahan parkir yang memadai berkaitan erat dengan luas lantai pada pusat
perbelanjaan, jenis fasilitas/pelayanan yang ada dan jumlah pengunjung sehingga
perlu memperhitungkan variabel-variabel yang mempengaruhi penyediaan lahan
(22)
3
Kota Denpasar memiliki potensi konflik, termasuk permasalahan sosial
yang terbuka. Berdasarkan hasil jajak pendapat Bali Post terhadap 500 warga
Denpasar yang disurvei melalui telepon, warga Denpasar umumnya masih
mengeluhkan pelayanan parkir, kesehatan dan transportasi. Warga juga menuding
kehadiran PD Parkir gagal mengatasi masalah perparkiran. Lembaga ini dinilai
lebih dominan bergerak pada retribusi (pungutan) ketimbang pengaturan
perparkiran, termasuk membangun budaya tertib parkir (Balipost, 2015).
Permasalahan yang sering timbul di kawasan pusat perbelanjaan Kota
Denpasar sebagian besar disebabkan keterbatasan ruang parkir dan perilaku
pengguna parkir yang belum sepenuhnya sadar akan pentingnya ketertiban. Upaya
mengatasai masalah ini menjadi relatif sulit karena adanya berbagai kendala,
seperti belum teridentifikasinya kapasitas parkir, tingkat pelayanan jalan, perilaku
pengguna parkir dan belum tersedianya panduan untuk penataan parkir di Kota
Denpasar (ITS, 2015).
Berdasarkan hasil diskusi kelompok yang melibatkan beberapa bagian dan
seksi di PD. Parkir Denpasar, yang meliputi : (a) bagian operasional; (b) seksi
data dan analisis program; (b) seksi pengelolaan parkir gedung dan pelataran; dan
(c) seksi pengawasan dan keamanan parkir. Dari hasil diskusi kelompok tersebut
menghasilkan kesimpulan bahwa pusat perbelanjaan mengalami masalah dalam
penataan ruang parkir, khususnya penataan parkir di dalam gedung bagian
basement, seperti pusat perbelanjaan Mall Robinson Denpasar.
Mall Robinson Denpasar letaknya sangat strategis dan merupakan pusat
perbelanjaan dengan konsep one stop shoping artinya setiap pengunjung yang
(23)
4
hiburan. Hal ini tentunya akan memiliki daya tarik tersendiri dan secara langsung
memerlukan fasilitas parkir. Fasilitas parkir yang tersedia dan kualitas
kenyamanan di tempat parkir menjadi ukuran kepuasan pengguna parkir dalam
menggunakan fasilitas tempat parkir. Penelitian pendahuluan terhadap kepuasan
pengguna parkir basement sepeda motor Mall Robinson, terdapat permasalahan
mendasar, seperti: (a) parkir kendaraan yang tidak teratur; (b) kesulitan
mendapatkan tempat parkir pada jam-jam sibuk, seperti : hari libur, kegiatan
promosi; (c) pelayanan petugas parkir yang kurang memuaskan.
Penelitian pendahuluan didapatkan tingkat kepuasan pengguna parkir
secara umum, yaitu : (a) 11,11 % sangat tidak puas; (b) 45,52 % tidak puas; (c)
24, 45 % agak puas; (d) 18,92 % puas dan (e) 0,00 % sangat puas. Sementara itu,
penelian pendahuluan terhadap kondisi lingkungan parkir basement sepeda motor
dengan luasan terbatas, menunjukkan bahwa rerata kelembaban adalah sebesar
81,30 % masih dalam batas ambang yang dipersyaratkan 65-95% (Anonim
2002). Rerata kadar debu sebesar 165,15 µg/m3, masih dalam batas yang
disyaratkan, yaitu maksimal sebesar 230 µg/m3. Kadar Carbon Monoksida (CO)
sebesar 900 µg/m3, masih dalam batas yang disyaratkan, yaitu maksimal sebesar
30.000 µg/m3 (Anonim, 2007).
Sejauh ini penelitian yang sudah dilakukan, yaitu : (1) Studi pengaruh
kegiatan komersial terhadap volume parkir di Kota Denpasar, menganalisis
sejauhmana pengaruh kegiatan komersial terhadap volume parkir (Darma, 2004);
(2) Analisis karakteristik parkir di Mall Robinson Denpasar (Bendesa dan Sutapa,
2015), penelitian ini menghasilkan kebutuhan parkirnya melebihi daya tampung
(24)
5
parkir kendaraan merupakan hal yang perlu mendapat perhatian untuk
meningkatkan kepuasan bagi pengguna parkir. Dengan demikian perlu dilakukan
perbaikan terhadap kondisi parkir basement sepeda motor, agar pengguna parkir
dalam melakukan kegiatan parkir dapat lebih nyaman, sehingga dapat meningkat
kepuasannya.
Perbaikan kondisi tempat parkir dalam proses penataaan fasilitas
penyediaan parkir dapat dilakukan dengan pendekatan ergonomi melalui
penerapan teknologi tepat guna dengan menerapkan pendekatan secara sistemik,
holistik, interdisipliner dan partisipatori (SHIP). Pendekatan ergonomi bertujuan
untuk memperbaiki kondisi tempat parkir yang dilakukan secara bersama-sama
mulai dari pengelola parkir, pemilik pusat perbelanjaan, pengguna parkir, orang
yang secara teknik mengerti dengan permasalahan, sehingga dalam pemecahan
masalah dapat dikaji mulai dari akar masalah yang ada dan dikaitkan dengan
masalah yang lain pada proses penataaan fasilitas penyediaan parkir. Teknologi
yang digunakan benar-benar dapat memenuhi aspek teknis, ekonomis, ergonomis,
hemat energi, sosial budaya, ramah lingkungan, sesuai dengan trend. Adapun
aspek yang akan diperbaiki dimulai dari fasilitas penyediaan ruang parkir di
bagian parkir basement.
Upaya perbaikan ini merupakan suatu proses intervensi ergonomi sehingga
menghasilkan intervensi terbaik dengan dampak seminimal mungkin. Dalam
perancangan yang ergonomis unsur manusia yang nantinya sebagai pengguna
tentu akan menjadi acuan sehingga harus memperhitungkan ruang gerak dan sikap
(25)
6
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka perlu adanya
penelitian tentang penataan parkir basement sepeda motor berbasis ergonomi di
Mall Robinson Denpasar. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan
pengaruh penataan parkir basement sepeda motor berbasis ergonomi terhadap
kepuasan pengguna parkir.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut.
1. Apakah penataan parkir basement sepeda motor berbasis ergonomi dapat
meningkatkan kepuasan pengguna parkir dilihat dari penurunan beban
kerja parkir di Mall Robinson Denpasar?
2. Apakah penataan parkir basement sepeda motor berbasis ergonomi dapat
meningkatkan kepuasan pengguna parkir dilihat dari penurunan
penggunaan energi otot di Mall Robinson Denpasar?
3. Apakah penataan parkir basement sepeda motor berbasis ergonomi dapat
meningkatkan kepuasan pengguna parkir dilihat dari peningkatan
kemudahan parkir di Mall Robinson Denpasar?
4. Apakah penataan parkir basement sepeda motor berbasis ergonomi dapat
meningkatkan kepuasan pengguna parkir dilihat dari peningkatan
(26)
7
5. Apakah penataan parkir basement sepeda motor berbasis ergonomi dapat
meningkatkan kepuasan pengguna parkir dilihat dari peningkatan
produktivitas parkir di Mall Robinson Denpasar?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum penelitian adalah untuk menemukan pengaruh penataan parkir
basement sepeda motor berbasis ergonomi melalui penerapan teknologi tepat guna
dan pendekatan SHIP (Sistemik, Holistik, Interdisipliner dan Partisipatori), dalam
meningkatkan kepuasan pengguna parkir di Mall Robinson Denpasar.
1.3.2 Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini sebagai berikut.
1. Membuktikan penataan parkir basement sepeda motor berbasis ergonomi
dapat meningkatkan kepuasan pengguna parkir dilihat dari penurunan
beban kerja parkir di Mall Robinson Denpasar.
2. Membuktikan penataan parkir basement sepeda motor berbasis ergonomi
dapat meningkatkan kepuasan pengguna parkir dilihat dari penurunan
penggunaan energi otot di Mall Robinson Denpasar.
3. Membuktikan penataan parkir basement sepeda motor berbasis ergonomi
dapat meningkatkan kepuasan pengguna parkir dilihat dari peningkatan
(27)
8
4. Membuktikan penataan parkir basement sepeda motor berbasis ergonomi
dapat meningkatkan kepuasan pengguna parkir dilihat dari peningkatan
kenyamanan parkir di Mall Robinson Denpasar.
5. Membuktikan penataan parkir basement sepeda motor berbasis ergonomi
dapat meningkatkan kepuasan pengguna parkir dilihat dari peningkatan
produktivitas parkir di Mall Robinson Denpasar.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Sebagai bahan analisis berbagai proyek parkir agar terwujud produk yang
lebih lestari, kompetitif dan manusiawi.
2. Sebagai pedoman pengembangan pengelolaan parkir di pusat perbelanjaan,
agar kepuasan pengguna parkir meningkat dalam memarkir sepeda motor.
3. Sebagai dasar untuk menyampaikan saran kepada pengelola pusat
perbelanjaan dan pengelola parkir terkait dalam upaya penanggulangan
kondisi perparkiran yang tidak ergonomis.
1.4.2 Manfaat akademis
Manfaat akademik yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
(28)
9
1. Dapat digunakan dalam pengembangan penelitian lebih lanjut khususnya
dalam penerapan pendekatan ergonomi untuk mengatasi suatu permasalahan
tertentu.
2. Dapat memberikan pengetahuan dan informasi ilmiah melalui pendekatan
ergonomi terhadap masalah parkir.
3. Dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam bidang ergonomi-fisiologi kerja yang diterapkan sejak perencanaan
(29)
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1Ergonomi dan Penerapannya
Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan peralatan,
mesin, sistem, organisasi dan lingkungan pada kemampuan, kebolehan dan
batasan manusia sehingga diperoleh kondisi kerja dan lingkungan yang sehat,
aman, nyaman dan efisien sehingga tercapai produktivitas yang setinggi-tingginya
(Manuaba, 2006a). Ergonomi adalah bidang ilmu yang bersifat antar disiplin yang
mempelajari hubungan manusia dengan lingkungannya (Panero dan Zelnik,
2003). Ergonomi mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari berbagai bidang
ilmu antara lain : ilmu kedokteran, biologi, ilmu psikologi, teknik, seni, sosiologi
dan lain-lain (Manuaba, 2005). Disiplin ilmu ergonomi yang bersifat
multidisipliner sangat tepat diterapkan dalam segala aktivitas dan pekerjaan, baik
di dalam rumah, tempat kerja maupun di lingkungan tempat aktivitas lainnya.
Tujuan penerapan ergonomi adalah : (a) meningkatkan kesejahteraan dan
mental, khususnya mengoptimalkan keselamatan dan kesehatan kerja dengan
mencegah penyakit akibat kerja, mengurangi beban fisik dan mental serta
meningkatkan kepuasan kerja; (b) meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan
meningkatkan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengoptimalkan
kenyamanan dan kemudahan kerja dengan mengkoordinasikan secara tepat suatu
pekerjaan serta meningkatkan jaminan sosial baik selama usia produktif maupun
(30)
11
antara aspek-aspek teknik, ekonomi, anthropologi dan budaya dari manusia mesin,
karena berusaha mengoptimalkan efisiensi kerja manusia (prestasi dan
produktivitas) sehingga kualitas kerja dan kualitas hidup dapat ditingkatkan
(Adiputra, 2000; Tarwaka dkk., 2004). Penerapan ergonomi dalam pengelolaan
perparkiran, khususnya parkir dalam gedung merupakan suatu kebutuhan yang
sangat mendasar dan prinsip, karena luas areal parkir, rambu dan marka, jumlah
pengguna, penerangan, kelembaban udara, merupakan aspek-aspek yang
memerlukan kajian secara ergonomis.
Manfaat penerapan ergonomi adalah (a) pekerjaan bisa cepat selesai; (b)
resiko kecelakaan kerja lebih kecil/berkurang; (c) man-days/hours tidak banyak
hilang; (d) risiko penyakit akibat kerja lebih kecil/berkurang; (e) gairah/kepuasan
kerja lebih tinggi/meningkat; (f) biaya ekstra untuk kecelakaan/penyakit akibat
kerja bisa ditekan; (g) absensi/tidak masuk kerja rendah; (h) kelelahan berkurang;
(i) rasa sakit lebih kecil/berkurang; (j) produktivitas kerja meningkat (Manuaba,
2003b).
2.2Pengertian Parkir
Parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian
kendaraan yang bersifat sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu kurun
waktu (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996). Parkir didefinisikan
sebagai tempat khusus bagi kendaraan untuk berhenti demi keselamatan. Ruang
lain dapat digunakan untuk tempat parkir. Parkir mempunyai tujuan yang baik,
akses yang mudah dan jika seseorang tidak dapat memarkir kendaraannya, dia
(31)
12
orang akan beralih ke tempat lain. Sehingga tujuan utama adalah agar lokasi
parkir sedekat mungkin dengan tujuan perjalanan (Tamin, 2000).
Lalu lintas yang bergerak, suatu saat akan berhenti baik untuk sementara
maupun berhenti dalam waktu yang cukup lama, yang tentunya akan memerlukan
tempat untuk memarkir kendaraannya. Jelas penyediaan tempat parkir sangat
dibutuhkan dalam sistem pengeloaan perparkiran Pignataro (1973) membedakan
tipe penyediaan ruang parkir menjadi dua bagian, yaitu : parkir sisi jalan dan
parkir di luar jalan.
2.2.1 Parkir Sisi Jalan (on street parking)
Parkir sisi jalan adalah penggunaan tempat pada sisi jalan sebagai
tempat parkir atau pemanfaatan badan jalan sebagai tempat parkir. Ruang parkir
disisi jalan terdiri dari beberapa macam sudut yang dibentuk oleh kendaraan
dengan badan jalan yang tersedia
2.2.2 Parkir di Luar Jalan (of street parking)
Parkir jenis ini mengambil tempat di pelataran umum, tempat parkir
khusus yang juga terbuka untuk umum dan tempat parkir khusus yang terbatas
untuk keperluan sendiri seperti pusat perbelanjaan, kantor, pusat-pusat
pendidikan, dan sebagainya. Seperti halnya parkir di jalan, parkir di luar jalan
dapat membentuk sudut 00 sampai 900. Sudut yang dibentuk tergantung ruang
yang tersedia dan ukuran petak parkir sehingga dapat memanfaatkan ruang yang
(32)
13
a. Pelataran Parkir
Suatu bentuk parkir berupa ruang terbuka atau pelataran parkir khusus
yang disediakan untuk kendaraan. Keuntungan parkir ini adalah gangguannya
relatif kecil terhadap lalu lintas dan faktor keamanannya lebih terjamin baik dari
sudut kecelakaan maupun dari segi kendaraannya. Mengenai kerugian dari bentuk
parkir ini adalah sulitnya memperoleh lahan di daerah yang padat penduduknya
maupun pada daerah pusat kota serta jika lahannya ada sudah tentu harganya
akan sangat mahal. Berikut ini jenis gambar penyediaan ruang parkir di pelataran.
b. Bangunan Parkir
Bentuk penyediaan ruang parkir ini adalah berupa suatu bangunan atau
gedung, di mana bentuk bangunannya dapat berupa parkir di atas gedung, di
bawah tanah (basement) maupun gedung bertingkat yang disediakan khusus untuk
parkir kendaraan. Keuntungan parkir ini dapat menghemat pemakaian ruang,
sedang kerugian dari bentuk parkir ini adalah diperlukan waktu yang lama untuk
ke luar dan masuk parkir serta dibutuhkan jalan kaki baik untuk menuju ataupun
dari tempat yang diinginkan.
2.3 Desain Ergonomi
Dalam aktivitasnya manusia selalu membutuhkan sumberdaya untuk
memenuhi keinginannya, seperti pemenuhan terhadap alat hiburan transportasi,
pangan, papan dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhannya manusia
melalui daya pikirnya mulai melakukan perencanaan terhadap sumberdaya yang
diperlukan, merancang model, menganalisis biaya, melakukan estimasi waktu
(33)
14
rancangannya bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan (sustainable). Rancangan
akan diterima bila memenuhi unsur yaitu function and purpose, utility and
economic, form and style, image and meaning. Unsur fungsional dan estetika
sering disebut fit-form-function, sedangkan unsur ekonomi lebih dipengaruhi oleh
harga dan kemampuan daya beli masyarakat (Bagas, 2000).
Dalam proses penataan parkir ini tentu dibutuhkan sumberdaya seperti
bahan baku (raw material) , keterlibatan orang, peralatan baik secara kualitatif
maupun kuantitatif yang tentunya sesuai dengan kebutuhan fungsional dasar.
Dalam perbaikan tempat parkir, hendaknya dilakukan dengan berpedoman
terhadap hasil perencanaan berupa gambar, sehingga mendapat bentuk dan ukuran
sesuai dengan yang diharapkan. Maka perlu pengawasan dalam pengerjaannya,
untuk menghindari kesalahan dalam pengerjaannya. Ditinjau dari ergonomi dalam
proses penataan tempat parkir di mana keterlibatan sumberdaya manusia maupun
sumberdaya alam hendaknya memperhatikan bagaimana memberdayakan
manusia sebagai pengguna dalam proses parkir tersebut.
Dalam proses parkir dilakukan oleh pengguna parkir, aktivitas pengguna
parkir lebih banyak dalam sikap kerja duduk. Sikap kerja dalam aktivitas apapun
jangan sampai menimbulkan sikap paksa yang melewati kemampuan fisiologi
tubuh (Grandjean & Kroemer, 2000). Secara biomekanika hal ini bertujuan untuk
mempertahankan keseimbangan antara gaya yang ditimbulkan oleh beban dan
gaya yang dihasilkan oleh otot untuk mempertahankan beban secara seimbang
pada suatu titik tumpu (Adiatmika, 2007). Selain itu lingkungan kerja juga
merupakan sumber ketegangan yang berpengaruh terhadap beban kerja bagi
(34)
15
bertujuan untuk membantu proses agar dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Interaksi antara manusia dengan berbagai peralatan harus betul-betul serasi,
sehingga pengguna parkir dapat bekerja dengan nyaman dan aman. Hal ini sesuai
dengan prinsip ergonomi yaitu fit the job to the man (Grandjean & Kroemer,
2000).
Dalam penataan parkir basement sepeda motor yang didasarkan atas
konsep ergonomi, maka upaya yang dilakukan harus dapat menyentuh pada pokok
permasalahan secara menyeluruh sehingga perbaikan yang dilakukan mempunyai
manfaat yang optimal dengan menghasilkan dampak yang minimal. Perbaikan
yang dilakukan menurut Manuaba (2005a; 2005b) dapat didekati dengan
penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) melalui metode SHIP Approach, di mana
perbaikan dilakukan secara menyeluruh terhadap semua aspek ergonomi dalam
proses parkir. Dalam perbaikan tersebut melibatkan berbagai disiplin bidang ilmu,
serta adanya partisipasi yang aktif dari semua pihak untuk membahas
permasalahan yang ada. Perbaikan yang dilakukan tentu menggunakan suatu
teknologi, di mana dalam pemilihan teknologi tersebut jangan sampai
menimbulkan masalah baru. Dasar pemilihan teknologi dapat digunakan yaitu
melalui aspek teknologi tepat guna (TTG). Manuaba (2000b) aspek teknologi
tepat guna sebagai berikut : (1) aspek ekonomis; (2) aspek teknis; (3) aspek
ergonomis; (4) aspek hemat energi; (5) aspek sosio budaya; (6) tidak merusak
lingkungan. Untuk memperbaiki desain dari proses produksi penerapan TTG
melalui metode SHIP harus dilakukan secara bersama-sama sehingga dapat
menghasilkan suatu kondisi yang dapat diterima oleh berbagai pihak serta dapat
(35)
16
2.4 Penerapan Pendekatan Ergonomi Total Parkir Basement Sepeda Motor Penerapan ergonomi total parkir basement sepeda motor Mall Robinson
Denpasar dimaksudkan sebagai usaha untuk menata parkir berdasarkan
pendekatan ergonomi yakni dikaji dengan pendekatan SHIP (Sistemik, Holistik,
Interdisipliner, dan Partisipatori) dan pendekatan Teknologi Tepat Guna (TTG).
Penjabaran dari penerapan ergonomi parkir basement sepeda motor adalah
menerapkan kaidah-kaidah ergonomi, antara lain : pemanfaatan lingkungan areal
tempat parkir secara optimal, efektivitas pemanfaatan petak parkir, waktu dan
tenaga, serta ramah lingkungan.
Pendekatan ergonomi total dimulai dari proses identifikasi masalah yang
terdiri dari 8 aspek ergonomi yaitu : (a) gizi atau nutrisi; (b) pemanfaatan tenaga
otot; (c) sikap kerja ; (d) kondisi lingkungan; (e) kondisi waktu; (f) kondisi sosial
budaya; (g) kondisi informasi; (h) dan interaksi antara manusia dengan mesin
(Manuaba, 2003a). Dari permasalahan yang telah teridentifikasi selanjutnya
dilakukan suatu intervensi pendekatan ergonomi total yang terdiri dari pendekatan
SHIP dan penerapan teknologi tepat guna (Manuaba, 2005b). Dalam pendekatan
ergonomi dilakukan pendekatan secara sistematik, holistik, interdispliner dan
partisipatori (Manuaba, 2005a). Disamping itu teknologi yang digunakan dalam
intervensi ergonomi tersebut adalah teknologi yang mempunyai kearifan lokal,
dikaji secara komprehensif, sehingga layak secara teknis, ekonomis, ergonomis,
sosial budaya, dan ramah lingkungan (Manuaba, 2006b).
Dalam pendekatan SHIP semua masalah yang ada dalam pada basement
parkir sepeda motor dipecahkan melalui pendekatan sistem, dikaji secara holistik
(36)
17
dengan maksud agar semua komponen dalam sistem dapat terlibat mulai tahap
perencanaan, pelaksanaan dan tahap evaluasi sehingga mereka akan mengetahui
keberhasilan dan kegagagalan dan secara bersama-sama mencari pemecahan
(Manuaba, 2005b). Sedangkan penerapan teknologi tepat guna harus dikaji dan
didiskusikan dan dirumuskan melalui penedekatan SHIP (Manuaba, 2005c).
Proses pengakajian, diskusi dan perumusan teknologi yang akan dipilih dilakukan
secara komprehensif yaitu melalui langkah-langkah yang sistematis, berdasarkan
pengalaman, masukan semua pihak dan partisipasi semua komponen dalam sistem
kerja dalam perparkiran.
2.4.1 Delapan Aspek Ergonomi Pada Basement Parkir Sepeda Motor
Delapan aspek atau masalah dalam pada basement parkir sepeda motor
yang dipecahkan dengan pendekatan ergonomi total adalah sebagai berikut :
2.4.1.1Gizi dan nutrisi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang, yaitu
(Mulia, 2005) :
1. Ukuran tubuh, tinggi dan berat badan
Semakin besar ukuran tubuh seseorang semakin besar pula kebutuhan
kalorinya meskipun usia, jenis kelamin dan aktivitas yang dilakukan sama.
2. Usia
Anak-anak dan remaja membutuhkan relatif lebih banyak kalori dan zat
gizi lainnya dibandingkan dengan orang dewasa atau tua, karena dioperlukan
(37)
18
3. Jenis kelamin
Laki-laki umumnya mebutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan
wanita. Hal ini karena secara anatomis dan fisiologis, laki-laki mempunyai
lebih banyak otot dan juga lebih aktif.
4. Kegiatan/aktivitas
Pekerja berat membutuhkan kalori dan protein lebih besar dari pada
mereka yang bekerja sedang atau ringan. Besarnya kebutuhan kalori
tergantung banyaknya otot yang dipergunakan untuk bekerja serta lamanya
penggunaan otot-otot tersebut.
5. Kondisi tubuh tertentu
Pada orang yang baru sembuh dari sakit akan membutuhkan lebih banyak
kalori dan zat gizi lainnya dari pada sebelum ia sakit. Pertambahan zat gizi
tersebut diperlukan untuk rehabilitasi kembali sel-sel/jaringan tubuh yang
rusak selama sakit.
6. Kondisi lingkungan (iklim setempat)
Pada musim hujan membutuhkan kalori lebih tinggi/banyak dibandingkan
pada musim panas. Demikian pula pada tempat-tempat yang dingin lebih
tinggi dari pada tempat dengan suhu panas. Dimana tambahan kalori pada
tempat-tempat dingin diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh.
Hasil pengamatan studi pendahuluan terhadap gizi pengguna parkir
menunjukkan bahwa umumnya makan siang di tempat kerja dan makananan
tersebut ada yang membawa dari rumah dan ada yang membeli di kantin Mall
(38)
19
2.4.1.2 Pemanfaatan tenaga otot
Kontraksi otot memerlukan energi dan menghasilkan zat sisa metabolisme.
Ketersediaan energi tergantung pada ketersediaan oksigen dan zat makanan yang
dihantarkan oleh sirklasi intramuskular. Kontraksi yang kontinyu dan monoton
menyebabkan oklusi intramuskular sehingga mengurangi produksi ATP
(Adenosin Tri Phospate) dan menyebabkan terbentuknya asam laktat akibat
metabolisme anaerobik. Penurunan energi dan akumulasi asam laktat akan
mempercepat timbulnya kelelahan dan dan keluhan otot skeletal yang apabila
terakumulasi akan menimbulkan nyeri otot (Waters & Bhattaccharya, 1996).
Untuk proses parkir kendaraan sepeda motor di basement, pekerjaan
pengguna parkir yang domiman dan membutuhkan pengerahan tenaga otot yang
adalah kegiatan saat memasuki tempat parkir sampai memarkir kendaraan sepeda
motor sesuai dengan tempat yang tersedia. Disamping itu, kegiatan pengguna
parkir mengambil kendaraan sampai keluar dari tempat parkir , memerlukan
pengerahan tenaga otot.
2.4.1.3Sikap kerja
Sikap kerja hendaknya diupayakan dalam posisi alamiah sehingga tidak
menimbulkan sikap paksa yang melampaui kemampuan fisiologis tubuh
(Grandjean dan Kroemer, 2000). Sikap kerja paksa bisa terjadi pada saat
memegang, mengangkut dan mengangkat, duduk atau berdiri terlalu lama dan lain
sebagainya (Ferreira, 2005; Adnyana, 2001).
Sikap kerja yang dijumpai dalam proses parkir adalah berdiri, duduk di
sepeda motor, berjalan yang dilakukan secara berulang. Jika sikap kerja dilakukan
(39)
20
dini yang dapat menurunkan aktivitas serta motivasi kerja (Grandjean dan Kogi,
1971). Oleh karena itu, dalam mendesain pola petak parkir maka perlu
dipertimbangkan secara cermat kondisi interaksi antara pengguna parkir yang
menggunakan tempat parkir dengan kondisi tempat parkir.
2.4.1.4 Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja seseorang
baik secara langsung maupun tidak langsung (Manuaba, 2000a; Rodahl, 1989).
Kondisi mikrolimat, kebisingan, penerangan dan kualitas udara yang melebihi
ambang batas atau standar yang telah direkomendasikan, dapat memperlemah
fungsi tubuh, dan pada akhirnya menurunkan kualitas kerja. Pada tempat parkir,
kondisi lingkungan yang perlu dicermati adalah mikrolimat, kebisingan,
penerangan dan kandungan gas Carbon Monoksida (CO).
a. Mikroklimat
Kondisi mikroklimat tidak optimal akan mempengaruhi proses pengeluaran
keringat, vasokontriksi dan vasoilatasi sub kutis. Tubuh akan kekurangan
cairan akibat pengeluaran keringat sehingga keseimbangan elektrolit
terganggu. Gangguan elektrolit menyebabkan potensial aksi dan penghantaran
impuls terganggu sehingga memperoleh reaksi tubuh dan mempercepat
kelelahan (Grandjean & Kroemer, 2000). Mikroklimat parkir basement sepeda
motor dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara. Studi pendahuluan
mikroklimat parkir basement sepeda motor Mall Robinson Denpasar, rerata
suhu udara sebesar 29,350C dan rerata kelembaban udara sebesar 81,30 %.
Suhu udara di satu ruangan hendaknya antara 18 - 300C dengan kelembaban
(40)
21
b. Kecepatan angin
Angin adalah udara yang bergerak, dimana gerak tersebut disebabkan karena
bagian-bagian udara didorong dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Pada bulan Oktober-April angin bertiup dari Asia ke
Australia yang bersifat basah, sedangkan pada bulan April-Oktober angin
bertiup dari Australia ke Asia yang bersifat kering (Mangunwijaya, 1980).
Fungsi udara dalam ruangan untuk: menyediakan O2 untuk kehidupan
manusia, menukar udara yang kotor menjadi udara bersih, mengurangi
kelembaban ruangan, serta mempengaruhi suhu udara dalam ruangan. Faktor
yang mempengaruhi masuknya udara dalam ruangan adalah sistim dan luas
ventilasi yang ada, sedangkan faktor yang diukur yaitu “kecepatan udara“ dengan satuan ukur m/dt. Studi pendahuluan kecepatan angin parkir basement
sepeda motor Mall Robinson Denpasar, rerata kecepatan angin sebesar 1,17
m/dt. Rata-rata gerakan udara untuk ruang yang ditempati tidak melebihi 0,15
m/dt untuk musim dingin dan 0,25 m/dt untuk musim panas. Kecepatan udara
di bawah 0,07 m/dt akan memberikan rasa yang tidak enak di badan dan rasa
tidak nyaman (NIOSH, 1984).
b. Kebisingan
Kebisingan ditempat kerja dapat mengurangi kenyamanan dan ketenangan
kerja. Selain gangguan pendengaran, kebisingan juga menimbulkan akibat lain
seperti tekanan darah meningkat, denyut jantung dipercepat, kontraksi
pembuluh darah kulit, meningkatnya metabolisme, menurunnya aktivitas alat
pencernaan, tensi otot bertambah sehingga mempercepat timbulnya kelelahan
(41)
22
1991; Grandjean, 1993). Menurut Vce (1991), nilai intensitas kebisingan di
antara 70-80 dB(A) termasuk kategori mengganggu dan tidak nyaman untuk
melakukan percakapan, sementara intensitas kebisingan > 85 dB(A) dapat
membahayakan kesehatan, khususnya gangguan pendengaran. Hasil studi
pendahuluan tempat parkir basement sepeda motor di Mall Robinson
Denpasar menunjukkan bahwa rerata kebisingan ditengah ruang basement
parkir berkisar 72-79 dB(A) dalam kategori tidak membahayakan kesehatan
khususnya gangguan pendengaran.
c. Carbon Monoksida (CO)
Udara dalam kandungan debu, karbon monoksida (CO) dapat meningkatkan
resiko timbulnya penyakit bagi pekerja yang terpapar. Gas CO yang terikat
dalam darah terutama haemoglobin akan menghambat fungsi oksigen dalam
darah. Apabila kandungan debu, gas, melampui Nilai Ambang Batas (NAB)
yang diperkenankan, maka jelas merupakan salah satu sumber penyakit bagi
pekerja yang terkena paparan (Wright, 1991; Suma’mur, 1982). Lingkungan ruang parkir basement sepeda motor di Mall Robinson Denpasar pada
umumnya mengandung gas CO, oleh karena itu diperlukan masker sebagai
alat pelindung diri. Karbonmonoksida (CO), merupakan komponen gas yang
tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa, tidak larut dalam air.
Beberapa sumber terbentuknya CO antara lain: a) pembakaran tidak sempurna
terhadap Karbon atau komponen yang mengandung karbon, b) reaksi
Karbondioksida dengan komponen karbon dalam suhu tinggi, c) adanya
(42)
23
pada suhu tinggi. Tahapan reaksi pembakaran karbon dalam bahan bakar
adalah sebagai berikut:
Reaksi pertama : 2C + O2 2 CO
Reaksi ke dua : 2 CO + O2 2CO2
Reaksi ke tiga : CO2 + C 2 CO Reaksi ke empat : CO2 CO + O
d. Oksida Nitrogen (NOx), bentuk NOx dapat berupa NO dan NO2 yang
merupakan empat kali lebih beracun dibandingkan dengan NO. Pada
konsentrasi normal di atmosfer NO tidak mengakibatkan iritasi dan tidak
berbahaya, tetapi pada konsentrasi udara ambien yang normal, NO dapat
mengalami oksidasi menjadi NO2 yang bersifat racun terutama pada paru-paru
akan menganggu proses pernafasan. Semakin tinggi suhu pembakaran suatu
industri pengecoran logam, semakin banyak NOx yang dihasilkan.
e. Oksida Belerang (SOx), polutan SOx berakibat terjadinya iritasi pada sistem
pernafasan manusia. Jenis gas yang dikenal dengan SOx adalah sulfur
dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3). Pada basement parkir sepeda motor,
walaupun bahan baku tidak mengandung sulfur, dengan udara pembakaran
yang cukup, SO2 selalu terbentuk dalam jumlah yang besar. Mekanisme
terjadinya pembentukan Sox adalah dengan reaksi sebagai berikut:
Reaksi pertama : S + O2 SO2
Reaksi ke dua : 2SO2 + O2 2SO3
f. Penerangan
Kondisi penerangan di tempat kerja khususnya untuk pekerjaan yang
(43)
24
baik memungkinkan pekerja untuk dapat melihat objek atau benda kerja
secara jelas, cepat dan tanpa upaya tambahan yang tidak perlu (Suma’mur, 1982). Penerangan yang kurang baik dapat mengakibatkan kelelahan mental,
keluhan pegal dan sakit kepala disekitar mata, kerusakan indera mata dam
kelelahan mata sehingga efisiensi kerja menurun (Grandjean, 1993;
Suma’mur, 1982). Tingkat kebutuhan penerangan yang ideal adalah 300 – 700 lux (Grandjean & Kroemer, 2000). Sementara hasil studi pendahuluan tempat
parkir di Mall Robinson Denpasar berkisar 230,54-297,66 Lux, berarti
dibawah penerangan ideal.
2.4.1.5 Kondisi waktu
Organisasi kerja antara lain mengatur waktu kerja dan alikasi sumber daya
manusia (pekerja). Pengaturan waktu kerja sangat erat kaitannya dengan
kemampuan pekerja, tuntutan tugas dan lingkungan kerja. Tuntutan tugas yang
kurang dari dari kemampuan pekerja akan menimbulkan kebosanan dan
sebaliknya tuntutan tugas yang melebihi kemampuan kerja dapat menimbulkan
kelelahan dini, dan keduanya pada akhirnya akan menimbulkan kualitas kerja.
Oleh karena itu didalam melakukan pengaturan waktu kerja harus benar-benar
diupayakan untuk dapat menciptakan keseimbangan antara tuntutan tugas,
lingkungan kerja dan kemampuan pekerja (Manuaba, 2000; Grandjean, 1993).
Hasil pengamatan terhadap waktu kerja dalam studi pendahuluan
menunjukkan bahwa pengguna parkir dalam hal ini karyawan Mall Robinson
Denpasar bekerja selama 8 jam kerja, shift pagi bekerja pukul 08.30-16.30 WITA
(44)
25
jam pada shift pagi pukul 12.00-13.00 WITA dan pada shift sore pukul
16.00-17.00 WITA. Waktu istirahat singkat pada waktu kerja tidak teratur.
2.4.1.6 Kondisi informasi
Komunikasi dua arah antara pengelola parkir dengan karyawan sebagai
pelanggan parkir perlu mendapat perhatian yang lebih baik sebagai salah satu
upaya untuk meningkatkan produktivitas. Bentuk komunikasi dua arah adalah
dengan melibatkan semua pihak terkait dalam setiap tahap proses dengan
memberi pemikiran ide, pesan dan pandangan yang selanjutnya ikut merasa
bertanggung jawab akan semua rencana dan tujuan serta hasil yang dicapai.
Desain pesan hendaknya sesuai dengan prinsip display dan control
masing-masing alat seperti warna, jenis dan besar huruf (Manuaba, 1998). Ukuran huruf
hendaknya mengikuti aturan seperti di bawah ini (Grandjean & Kroemer, 2000) :
Tinggi huruf (dalam mm) = jarak baca (dalam mm)/200
Lebar huruf = 2/3 x tinggi huruf
Tebal huruf = 1/6 x tinggi huruf
Jarak antara 2 huruf = 1/5 x tinggi huruf
Jarak antara 2 kata = 2/3 x tinggi huruf
Jarak antara 2 baris kalimat = 1 x tinggi huruf
Penggunaan rambu parkir untuk media komunikasi tertulis antara
pengelola parkir dengan pengguna parkir mutlak diperlukan. Saat ini informasi
tertulis berupa rambu relatif sedikit dan penempatannya tidak teratur.
2.4.1.7 Kondisi sosial-budaya
Rasa nyaman ditempat kerja dipengaruhi pula oleh kondisi sosial budaya
(45)
26
akan merasa nyaman bila keadaan keluarga, hubungan antar keluarga, antar
pekerja dan antara atasan dan bawahan berlangsung harmonis. Harmonisasi
lingkungan dapat menyebabkan pekerja lebih berkonsentrasi pada tugasnya
masing-masing sehingga efisiensi tercapai akhirnya pencapaian produktivitas bisa
optimal (Manuaba, 2006a; Manuaba, 2003a).
Hasil pengamatan terhadap kondisi sosial budaya dalam parkir basement
sepeda motor di Mall Robinson Denpasar sudah harmonis. Hubungan antara
pengguna parkir, dalam hal ini karyawan Mall Robinson dan pengelola parkir
sudah berjalan dua arah, namun karena pimpinan pengelola parkir berada di
Jakarta, maka sebenarnya kualitas kondisi hubungan tersebut masih bisa lebih
dioptimalkan.
2.4.1.8 Interaksi manusia-mesin/peralatan
Dalam perancangan alat kerja, penerapan ergonomi pada umumnya
merupakan aktivitas rancang bangun (desain) atau rancang ulang (redesain) yang
disesuaikan dengan kemajuan teknologi dengan tanpa melupakan unsur anatomi,
psikologi, lingkungan, dan kesehatan kerja. Untuk memudahkan proses
perancangan, diperlukan pemahaman tentang antropometri, yaitu ilmu yang
mempelajari proporsi ukuran dari setiap bagian tubuh manusia (Pulat, 1992). Data
ukuran tubuh ini digunakan untuk menentukan dimensi atau ukuran alat dan
perlengkapan kerja sehingga tercipta keserasian antara alat dengan pemakainya
(Manuaba, 2000a; Sanders & McCormick, 1987; Grandjean, 1993; Pulat, 1992).
Dari paparan tentang berbagai permasalahan tersebut, maka tampak
dengan jelas bahwa parkir basement sepeda motor di Mall Robinson Denpasar
(46)
27
secara cermat, langkah selanjutnya adalah menyusun urutan prioritas
permasalahan yang ada sebagai dasar untuk melakukan analisis solusi yang tepat
sasaran dan terjamin keberlanjutannya. Apabila dalam penetapan langkah solusi
dituntut adanya pemanfaatan teknologi, maka perlu dilakukan analisis teknologi
tepat guna.
2.4.2 Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)
Pemilihan penerapan teknologi berdasarkan 6 (enam) kriteria, yaitu: secara
teknis, ekonomis, ergonomis, hemat energi, sosio budaya dan ramah lingkungan,
untuk menciptakan efektifitas dan efisien serta suasana kerja yang aman dan
nyaman (Manuaba, 2005a). Kajian penerapan teknologi tepat guna pada
parkir basement sepeda motor Mall Robinson dapat diuraikan berikut ini.
a. Teknis: bagian-bagian yang diperhatikan secara teknis antara lain: (a) dapat
dikerjakan menggunakan teknologi yang dimiliki; (b) mudah dikerjakan dan
diperbaiki; (c) aman dan kuat; (d) mudah perawatan; dan (e) kualitas hasilnya
baik.
b. Ekonomis: aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan antara lain: (a) efisiensi
bahan; (b) efisien biaya; (c) penggunaan bahan yang efektif; (d) bahan mudah
di dapat/dibeli; (e) menggunakan sistem konstruksi yang serbaguna; dan (e)
lebih menguntungkan bagi pengguna parkir dan pengelola parkir.
c. Ergonomis: meningkatkan kenyamanan dalam ruang parkir basement antara
lain: (a) pemanfaatan pencahayaan dan penghawaan alami secara merata dan
optimal, dengan membuat bukaan ventilasi di pintu masuk dan keluar ruang
(47)
28
mesin pompa air. Semua kegiatan ini secara prinsip ergonomi dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Hemat energi: diharapkan mencapai kenyamanan ruang dalam ruang parkir
basement tersebut hanya dengan menggunakan energi (primer) dalam jumlah
yang relatif rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang ruang
parkir hemat energi antara lain: sistem fasilitas tempat parkir, susunan lampu
yang tepat dan memadai serta perletakan yang diatur sesuai kebutuhan sinar.
e. Sosial Budaya: keterkaitan dalam aspek sosial budaya antara lain: (a) secara
prinsip mengikuti aturan tata ruang berdasarkan kaidah/norma tradisi yang
berlaku di Bali terkait dengan pengaturan tata letak, fungsi, dan aturan tradisi
secara optimal; (b) mengikuti norma, tata nilai, kebiasaan, agama,
kepercayaan dan kebutuhan pemakai.
f. Ramah Lingkungan: mengurangi kerusakan lingkungan akibat dari perbaikan
tempat parkir baik di dalam dan diluar ruang parkir basement. Disamping itu,
kegiatan perbaikan tidak mengganggu kegiatan yang terjadi pada pusat
perbelanjaan Mall Robinson Denpasar.
2.4.3 Pendekatan SHIP
Pendekatan SHIP (SHIP Approach) merupakan pendekatan komulatif
melalui 4 unsur (Manuaba, 2006b) yaitu : Sistemik (Systemics), Holistik
(Holistics), Interdisipliner (Interdiciplinary) dan Partisipatori (Participatory).
Kajian tentang pendekatan SHIP pada parkir basement sepeda motor Mall
(48)
29
a. Sistemik
Tempat parkir basement sepeda motor sebagai sistem utama dalam kegiatan
pengguna parkir. Sub sistemnya adalah manusia, ruang parkir basement sepeda
motor dengan luasan terbatas dan lingkungan. Semua sub sistem ini saling
berinteraksi menciptakan saling ketergantungan dalam sebuah sistem yang utuh.
Manusia membutuhkan kenyamanan dalam ruangan, sehingga diperlukan
pengaturan ruang sesuai kebutuhan. Sedangkan lingkungan juga sangat
menentukan dalam memecahkan masalah kenyamanan (Turner, 1976).
b. Holistik
Pendekatan ini bersifat universal dan fleksibel, antara sistem yang satu
dengan lainnya merupakan keterkaitan dalam memecahkan masalah. Upaya
pemecahan masalah yang menyeluruh, semua aspek dan komponen dilibatkan,
terutama pengguna yang setiap saat dapat merasakan kondisi tempat parkir.
c. Interdisipliner
Untuk lebih memperdalam analisis perlu melibatkan berbagai disiplin ilmu
yang terkait secara proporsional dan profesional sejak awal perencanaan hingga
pelaksanaan di lapangan. Hal ini sangat membantu mempercepat penyelesaian
masalah yang dibutuhkan pengguna parkir. Disiplin ilmu yang dibutuhkan antara
lain: arsitektur, ergonomi, ahli sipil, psikologi dan ahli lingkungan (Manuaba,
2006a).
d. Partisipatori
Peran serta pengguna parkir dan pengelola parkir dalam menyampaikan
masalah mengenai tempat parkir dan usaha memecahkan masalah merupakan hal
(49)
30
bidangnya. Pelibatan partisipan lain hanya memberikan masukan kepada
pengguna, sehingga menjadi proses berkelanjutan.
2.5 Kualitas Tempat Parkir Basement Sepeda Motor
Tempat parkir merupakan suatu kesatuan ruang dengan semua sumber
daya yang ada termasuk manusia yang melakukan suatu aktivitas fungsional di
dalamnya. Aktivitas yang dilakukan manusia adalah untuk memenuhi
kelangsungan hidup dan meningkatkan kesejahteraannya, aktivitas ini dapat
berupa aktivitas produksi, biologi serta interaksi sesamanya. Dalam aktivitas yang
dilakukan manusia tentu akan dituntut suatu nilai fungsional dari aktivitas yang
dilakukan serta akan menghasilkan suatu dampak sehingga dapat memberikan
perubahan pada kondisi lingkungan. Perubahan pada lingkungan dapat
mempengaruhi tingkah laku dari manusia, perubahan terhadap kondisi
sumberdaya yang akhirnya dapat mempengaruhi keberadaannya dan akhirnya
tuntutan fungsional tidak berjalan secara berkesinambungan (Wilson and Belshe
2007).
Fenomena mengindikasikan bahwa kerusakan lingkungan sudah
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Mengingat
bahwa pembangunan merupakan aktivitas utama dari setiap negara dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan warganya, dapat dikatakan bahwa kerusakan
lingkungan sudah merupakan bagian yang tidak dapat dihindarkan dari kegiatan
(50)
31
2.5.1 Pengelolaan lingkungan
Lingkungan yang tercemar akibat aktivitas manusia maupun proses alam
tentu akan memberikan pengaruh negatif pada kesehatan, kenikmatan hidup,
keseimbangan ekosistem dan sumber daya alam. Oleh karena itu perlindungan
lingkungan merupakan suatu keharusan apabila menginginkan lingkungan yang
lestari sehingga kegiatan ekonomi dan kegiatan lain dapat berkesinambungan.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan
pengembangan lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup yang tertata
dengan baik tentu akan memberikan nilai guna dalam bentuk adanya hubungan
yang baik antara manusia dengan lingkungan, memanfaatkan sumberdaya secara
bijaksana sehingga apa yang ada pada lingkungan dapat dinikmati baik oleh
generasi sekarang maupun yang akan datang (Anonim, 2015a).
2.5.2 Penilaian terhadap kualitas lingkungan
Penilaian kualitas lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik pendekatan yang didasarkan atas ISO 2004-3,4 : 2003 seperti :
1. Manfaat, apakah aktivitas yang dilakukan mempunyai manfaat baik bagi
pelaku, masyarakat, keberadaan sumberdaya yang ada
2. Preventif, apakah pelaku mau melakukan suatu pengelolaan lingkungan
yang diakibatkan dari aktivitasnya sehingga dapat mengurangi dampak
(51)
32
3. Analisis dampak dari aktivitas yang dilakukan seperti kebisingan,
kecepatan aliran udara, kelembaban (humidity), pencahayaan sehingga
dapat diketahui tingkat kenyamanan dalam melakukan aktivitas.
2.6 Kepuasan
Kepuasan barasal dari bahasa latin “statis”, yang berarti cukup dan sesuatu yang memuaskan akan secara pasti memenuhi harapan, kebutuhan, atau
keinginan, dan tidak menimbulkan keluhan. Disamping itu kepuasan merupakan
respon sikap individu terhadap penilaian yang didasarkan pada kognitif dan
dipengaruhi oleh emosi (Gasperz, 2003). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kepuasan merupakan respon sikap individu yang bersifat subjektif terhadap
objek tertentu setelah membandingkannya antara harapan dan kenyataan.
Tjiptono (1995), kepuasan pelayanan merupakan suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk,jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan. Simamora (2003), mengemukakan bahwa
kepuasan merupakan kemampuan sebuah produk melakukan fungsi dasarnya.
Selanjutnya Kotler (2000) mengemukakan bahwa kepuasan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang disebabkan oleh kinerja atau hasil suatu
produk yang dirasakan, dibandingkan dengan harapannya.
Kepuasan pengguna adalah perasaan seseorang yang puas atau sebaliknya
setelah membandingkan antara kenyataan dan harapan yang diterima dari sebuah
produk atau jasa (Kotler, 2000). Kepuasan pengguna hanya dapat dicapai dengan
(52)
33
dinilai oleh pengguna secara langsung dari kondisi fasilitas penyediaan ruang
parkir sebagai tempat pelayanan, karena itu diperlukan usaha untuk meningkatkan
kualitas sistem perparkiran yang diberikan agar dapat memenuhi keinginan dan
meningkatkan kepuasan pengguna. Kualitas fasilitas penyediaan ruang parkir
merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan oleh pengelola parkir agar
dapat tercapai kepuasan pengguna parkir. Kualitas yang baik memberi dorongan
kepada pengguna untuk menjalin hubungan yang kuat dengan pengelola parkir.
Dalam jangka panjang ikatan ini memungkinkan perusahaan pengelola parkir
untuk memahami dengan seksama harapan pengguna serta kebutuhannya. Dengan
demikian pengelola parkir dapat meningkatkan kepuasan pengguna parkir dan
pada gilirannya kepuasan tersebut dapat menciptakan kesetiaan/loyalitas
pengguna.
Respon pengguna parkir dalam hal ini karyawan Mall Robinson Denpasar
terhadap jasa pelayanan yang diterimanya sangat menentukan kelangsungan
organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa, dalam hal ini organisasi
yang dimaksud adalah pengelola parkir Mall Robinson Denpasar. Mutu jasa
pelayanan dapat dinilai dengan berpedoman pada dimensi mutu pelayanan jasa itu
sendiri. Zeithaml, et al (1990) mengemukakan dimensi dari mutu pelayanan jasa
yang dapat dijadikan indikator untuk mengevaluasi pelayanan.
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan
pengguna parkir menekankan orientasi pada pemenuhan harapan atau keinginan.
Dalam penataan parkir basement sepeda motor, tingkat kepuasan pengguna parkir
dipengaruhi oleh : (1) beban kerja; (2) penggunaan energi otot; (3) kemudahan
(53)
34
2.6.1 Beban Kerja
Dalam menghadapi dan mengerjakan suatu pekerjaan, pekerja akan
dihadapkan dengan keadaan beban kerja yang berlebihan, beban kerja yang
kurang dan beban kerja yang optimal. Menurut Adiputra (1998) bahwa beban
kerja (work load) dapat dibedakan menjadi dua kelompok sebagai berikut.
1) External load (stressor) yaitu beban kerja yang berasal dari pekerjaan yang
sedang dilakukan, mempunyai ciri khusus berlaku untuk semua orang. Beban
kerja eksternal meliputi task, organisasi dan lingkungan. Task meliputi aktivitas
otot statik dan dinamik, frekuensi dan kecepatan, penggunaan alat bantu, kuantitas
dan kualitas produksi. Organisasi berhubungan dengan team work, shifwork dan
jadwal istirahat kerja. Lingkungan berhubungan dengan hambatan fisik, klimat,
penerangan, noise, aspek antropometri, jangkauan, tinggi bidang kerja.
2) Internal load adalah beban kerja berasal dari dalam tubuh pekerja yang
berkaitan erat dengan adanya harapan, keinginan, kepuasan, tabu dan lain-lain.
Dalam penilaiannya ada dua kriteria sebagai berikut (Rodahl, 1989).
a) Kriteria objektif, yaitu dapat diukur dan dilakukan oleh pihak lain, meliputi:
reaksi fisiologis, misalnya denyut nadi, reaksi psikologis, dan perubahan
tindak tanduk.
b) Kriteria subjektif, yaitu penilaiannya dilakukan oleh orang yang bersangkutan
sebagai pengalaman pribadinya, misalnya beban kerja yang dirasakan sebagai
kelelahan yang mengganggu, rasa sakit atau pengalaman lain yang dirasakan.
Penilaian beban kerja secara objektif yang paling mudah dan murah,
secara kuantitatif dapat dipercaya akurasinya adalah pengukuran frekuensi denyut
(1)
Kenyamanan subjektif dilakukan dengan memberikan kuesioner dengan beberapa parameter yang dijadikan kenyamanan parkir adalah : (1) ruang parkir basement. Pertanyaan ini memiliki implikasi langsung terhadap kenyamanan ruang parkir. Jika jawabannya sangat setuju maka dapat dikatakan bahwa kondisi ruang parkir basement memiliki tingkat kenyamanan yang baik; (2) aktivitas penggunaan tempat parkir. Kondisi posisi kendaraan saat parkir menunjukkan dapat menentukan tingkat kenyamanan pengguna parkir.; (3) kualitas udara. Kualitas udara di ruang parkir sangat menentukan kenyamanan pengguna parkir; (4) kecepatan angin. Gerakan udara sangat menentukan kenyamanan pengguna parkir; (5) kebisingan. Kebisisngan sangat menentukan kenyamanan pengguna parkir.
2.6.5 Produktivitas
2.6.5.1 Pengertian Produktivitas
Pengertian produktivitas pada dasarnya adalah mengukur kemampuan dalam berproduksi dimana menekankan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini (Sedarmayanti, 2011). Secara teknis produktivitas adalah perbandingan antara hasil kerja (ouput) yang berupa barang atau jasa dengan keseluruhan masukan (input) yang terdiri dari bahan, dana dan tenaga yang digunakan dalam proses produksi Hasil kerja (output) diukur dari jumlah rerata produksi yang dihasilkan oleh setiap pekerja per hari. Pengukuran produktivitas kerja merupakan cara terbaik untuk mengevaluasi kemampuan seseorang (Fariz dkk., 2011).
(2)
Pheasant (1991) melaporkan bahwa perbaikan kondisi kerja dapat meningkatkan produktivitas sebesar 20 - 25 %. Produktivitas yang dimaksud pada penelitian ini adalah merupakan konsep pengembangan dari produktivitas sebelumnya, dimana produktivitas merupakan perbandingan antara output (hasil produksi yang dapat dikerjakan oleh pekerja) dengan input (beban kerja dikalikan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan atau proses produksi). Disini produktivitas hanya merupakan fungsi dari hasil produksi, beban kerja dan waktu proses produksi (Sutjana, 2000).
2.6.5.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas
Terdapat 6 faktor utama yang menentukan produktivitas (Simanjuntak, 1983), adalah:
1. Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work), dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu tim.
2. Tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen dan supervisi serta keterampilan dalam teknik industri
3. Hubungan antara pegawai dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan pegawai untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan bermutu (quality control circle) dan panitia mengenai kerja unggulan.
4. Manajemen produktivitas, yaitu: manajemen yang efisien pemanfaatan sumberdaya dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas. 5. Efisiensi tenaga kerja : perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas.
(3)
6. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko, kreativitas dalam berusaha, dan berada pada jalur yang benar dalam berusaha.
2.6.5.3 Pengukuran Produktivitas
Mengetahui kinerja seseorang maka pengukuran produktivitas perlu dilakukan. Pengukuran produktivitas kerja merupakan cara terbaik untuk mengevaluasi kemampuan seseorang (Fariz dkk., 2011). Produktivitas dalam penelitian ini dihitung berdasarkan jumlah kendaraan parkir dengan perubahan denyut nadi. Hal ini dapat diartikan peningkatan produktivitas parkir tidak selalu disertai dengan peningkatan jumlah kendaraan parkir, namun peningkatan dapat dicapai melalui penurunan beban kerja, kelelahan dan keluhan muskuloskeletal (Adiputra, 2003). Berdasarkan konsep ini, produktivitas pengguna parkir dalam menggunakan tempat basement parkir sepeda motor dapat dihitung dengan persamaan :
O
P = --- (8) INK x T
Keterangan:
P = Produktivitas pengguna parkir
O = Keluaran(output), dalam waktu tertentut. INK = Input nadi kerja pengguna parkir
(4)
2.7 Pola Petak Parkir Sepeda Motor
Penggunaan pola petak parkir berkaitan erat dengan marka parkir. Pola petak parkir berkaitan erat dengan area tempat parkir, besar sudut petak parkir, dan sebagainya. Semakin tinggi tingkat waktu parkir kendaraan maka dikatakan suatu area tempat parkir memiliki tingkat petak parkir yang semakin rendah. (Anonim, 2015b). Faktor petak parkir merupakan fokus utama untuk memuaskan hati pengguna jasa parkir merasa nyaman selama menggunaan tempat parkir. Hal ini terus dilakukan agar selalu memenuhi kebutuhan para pengguna jasa parkir sesuai dengan kemajuan jaman dan perkembangan teknologi (Anonim, 2015c).
Dalam melakukan suatu kebijaksanaan yang berkaitan dengan pola petak parkir, mengacu kepada Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dibuat pola petak parkir basement sepeda motor di Mall Robinson Denpasar, yaitu : Gambar 2.1, Gambar 2.2, Gambar 2.3 dan Gambar 2.4.
a. Pola petak parkir sudut 300
Pola parkir petak parkir sudut 30o dapat dilihat seperti Gambar 2.1.
Gambar 2.3 Standar Petak Parkir Sepeda Motor Sudut 30o Sumber : Direktorat Jenderal perhubungan Darat, 1996
(5)
b. Pola petak parkir sudut 450
Gambar 2.4 Standar Petak Parkir Sepeda Motor Sudut 45o Sumber : Direktorat Jenderal perhubungan Darat, 1996
c. Pola petak parkir sudut 600
Gambar 2.5 Standar Petak Parkir Sepeda Motor Sudut 60o Sumber : Direktorat Jenderal perhubungan Darat, 1996
d. Pola petak parkir sudut 900
Gambar 2.6 Standar Petak Parkir Sepeda Motor Sudut 90o Sumber : Direktorat Jenderal perhubungan Darat, 1996
(6)