Kondisi sosial-budaya Interaksi manusia-mesinperalatan

25 jam pada shift pagi pukul 12.00-13.00 WITA dan pada shift sore pukul 16.00- 17.00 WITA. Waktu istirahat singkat pada waktu kerja tidak teratur.

2.4.1.6 Kondisi informasi

Komunikasi dua arah antara pengelola parkir dengan karyawan sebagai pelanggan parkir perlu mendapat perhatian yang lebih baik sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas. Bentuk komunikasi dua arah adalah dengan melibatkan semua pihak terkait dalam setiap tahap proses dengan memberi pemikiran ide, pesan dan pandangan yang selanjutnya ikut merasa bertanggung jawab akan semua rencana dan tujuan serta hasil yang dicapai. Desain pesan hendaknya sesuai dengan prinsip display dan control masing- masing alat seperti warna, jenis dan besar huruf Manuaba, 1998. Ukuran huruf hendaknya mengikuti aturan seperti di bawah ini Grandjean Kroemer, 2000 : Tinggi huruf dalam mm = jarak baca dalam mm200 Lebar huruf = 23 x tinggi huruf Tebal huruf = 16 x tinggi huruf Jarak antara 2 huruf = 15 x tinggi huruf Jarak antara 2 kata = 23 x tinggi huruf Jarak antara 2 baris kalimat = 1 x tinggi huruf Penggunaan rambu parkir untuk media komunikasi tertulis antara pengelola parkir dengan pengguna parkir mutlak diperlukan. Saat ini informasi tertulis berupa rambu relatif sedikit dan penempatannya tidak teratur.

2.4.1.7 Kondisi sosial-budaya

Rasa nyaman ditempat kerja dipengaruhi pula oleh kondisi sosial budaya di lingkungan kerja, lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Pekerja 26 akan merasa nyaman bila keadaan keluarga, hubungan antar keluarga, antar pekerja dan antara atasan dan bawahan berlangsung harmonis. Harmonisasi lingkungan dapat menyebabkan pekerja lebih berkonsentrasi pada tugasnya masing-masing sehingga efisiensi tercapai akhirnya pencapaian produktivitas bisa optimal Manuaba, 2006a; Manuaba, 2003a. Hasil pengamatan terhadap kondisi sosial budaya dalam parkir basement sepeda motor di Mall Robinson Denpasar sudah harmonis. Hubungan antara pengguna parkir, dalam hal ini karyawan Mall Robinson dan pengelola parkir sudah berjalan dua arah, namun karena pimpinan pengelola parkir berada di Jakarta, maka sebenarnya kualitas kondisi hubungan tersebut masih bisa lebih dioptimalkan.

2.4.1.8 Interaksi manusia-mesinperalatan

Dalam perancangan alat kerja, penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun desain atau rancang ulang redesain yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi dengan tanpa melupakan unsur anatomi, psikologi, lingkungan, dan kesehatan kerja. Untuk memudahkan proses perancangan, diperlukan pemahaman tentang antropometri, yaitu ilmu yang mempelajari proporsi ukuran dari setiap bagian tubuh manusia Pulat, 1992. Data ukuran tubuh ini digunakan untuk menentukan dimensi atau ukuran alat dan perlengkapan kerja sehingga tercipta keserasian antara alat dengan pemakainya Manuaba, 2000a; Sanders McCormick, 1987; Grandjean, 1993; Pulat, 1992. Dari paparan tentang berbagai permasalahan tersebut, maka tampak dengan jelas bahwa parkir basement sepeda motor di Mall Robinson Denpasar perlu perbaikan menyeluruh. Setelah mengkaji berbagai permasalahan ergonomi 27 secara cermat, langkah selanjutnya adalah menyusun urutan prioritas permasalahan yang ada sebagai dasar untuk melakukan analisis solusi yang tepat sasaran dan terjamin keberlanjutannya. Apabila dalam penetapan langkah solusi dituntut adanya pemanfaatan teknologi, maka perlu dilakukan analisis teknologi tepat guna.

2.4.2 Penerapan Teknologi Tepat Guna TTG