penyimpangan multikolinieritas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan berdistribusi normal, sehingga pengujian dengan menggunakan
statistik parametrik dalam hal ini regresi linier berganda layak untuk dilakukan.
4.3.1.4. Hasil Pengujian Uji F
Dari nilai signifikansi uji F sebesar 0.578 dan taraf signifikan 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antara variabel
bebas dan variabel moderating terhadap variabel terikat.
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji F
ANOVA
b
38.157 3
12.719 .688
.578
a
203.443 11
18.495 241.600
14 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, Interaksi X1.X2, Sistem Pengukuran Kinerja X2, Total Quality Management X1
a. Dependent Variable: Kinerja Manajerial Y
b.
Hal ini berarti hipotesis pertama yang menyatakan diduga bahwa interaksi antara Total Quality Management dengan Sistem Pengukuran
Kinerja terhadap kinerja manajerial tidak terbukti kebenarannya.
4.3.1.5. Koefisien Determinasi R
2
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS, maka dapat diketahui nilai koefisien determinasi R
2
atau R square yang diperoleh adalah sebesar 0,158 atau 15.8. Angka tersebut memberikan
arti bahwa naik turunnya kinerja manajerial pada dipengaruhi oleh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja dan interaksi antara
Total Quality Management dengan Sistem Pengukuran Kinerja sebesar 15.8 sedangkan sisanya sebesar 84.2 lainnya dipengaruhi oleh faktor-
faktor atau variabel lain di luar penelitian ini.
4.3.1.6. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda Hipotesis I
Hasil analisis mengenai koefisien model regresi adalah seperti yang tercantum dalam Tabel 4.11 berikut ini.
Tabel 4.11
Hasil Pengujian Koefisien Regresi Linier Berganda Hipotesis I
264.039 193.536
-7.783 6.610
-6.661 -5.840
5.283 -3.752
.213 .182
6.153 Constant
Total Quality Management X1
Sistem Pengukuran Kinerja X2
Interaksi X1.X2 Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
Dependent Variable: Kinerja Manajerial Y a.
Sumber : Lampiran 6 Berdasarkan Tabel 4.11 tersebut, maka model regresi yang
diperoleh adalah sebagai berikut : Y =
X
X
X
X
e
Y = 264.0398 – 7.783 X
1
- 5.840 X
2
+ 0.213 X
X
Dengan asumsi bahwa variabel X
1
, X
2
dan X
1
X
2
adalah nol atau konstan maka nilai kinerja manajerial Y adalah sebesar 264.0398
Koefisien regresi untuk variabel Total Quality Management X
1
diperoleh nilai – 7.783 mempunyai koefisien regresi negatif, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang tidak searah dengan variabel
terikat. Jadi semakin besar nilai Total Quality Management X
1
akan menurunkan nilai kinerja manajerial Y dengan asumsi bahwa variabel
yang lainnya adalah konstan. Koefisien regresi untuk variabel Sistem Pengukuran Kinerja X
2
diperoleh nilai - 5.840 mempunyai koefisien regresi negatif, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang berlawanan arah dengan variabel
terikat. Jadi semakin besar Sistem Pengukuran Kinerja X
2
akan menurunkan nilai kinerja manajerial Y dengan asumsi bahwa variabel
yang lainnya adalah konstan. Koefisien regresi untuk variabel Total Quality Management X
1
dengan Sistem Pengukuran Kinerja X
2
diperoleh nilai 0.213 mempunyai koefisien regresi positif, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang
searah dengan variabel terikat. Jadi semakin besar nilai Total Quality Management X
1
dengan Sistem Pengukuran Kinerja X
2
akan menaikkan nilai kinerja manajerial Y dengan asumsi bahwa variabel
lainnya adalah konstan.
4.4. Hasil Pengujian Hipotesis interaksi antara penerapan Total Quality Management dengan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja
Manajerial Hipotesis II 4.4.1. Uji Asumsi Klasik
4.4.1.1 Autokorelasi