Uji Asumsi Klasik 4.3.1.1 Autokorelasi Multikolinearitas Heteroskedastisitas

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Normalitas p g 15 .0000000 5.17494297 .223 .128 -.223 .864 .445 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Unstandardiz ed Residual Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. Sumber : Lampiran 4a Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai statistik Kolmogorov-Smirnov yang diperoleh mempunyai taraf signifikan yang lebih besar dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa semua variabel yang diteliti berdistribusi normal. 4.3. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis 4.3.1. Hasil Pengujian Hipotesis interaksi antara penerapan Total Quality Management dengan Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial Hipotesis I

4.3.1.1. Uji Asumsi Klasik 4.3.1.1 Autokorelasi

Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan metode Uji Durbin-Watson d. Adapun pengujiannya adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil Pengujian Autokorelasi Model Summary b .397 a .158 -.072 4.30056 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: Constant, Interaksi X1.X2, Sistem Pengukur Kinerja X2, Total Quality Management X1 a. Dependent Variable: Kinerja Manajerial Y b. Lampiran 5 a Karena penelitian ini tidak menggunakan data time series maka penelitian ini tidak menggunakan uji autokorelasi.

4.3.1.2 Multikolinearitas

Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinier pada model regresi linier berganda yang dihasilkan dapat dilakukan dengan menghitung nilai Variance Inflation Factor VIF dari masing-masing variabel bebas dalam model regresi. Tabel 4.8 Hasil Pengujian Multikolinieritas Hipotesis I Coefficients a 38.878 23.772 1.635 .128 -.047 .361 -.041 -.131 .898 .828 1.208 .327 .481 .210 .680 .510 .828 1.208 Constant Total Quality Management X1 Sistem Pengukuran Kinerja X2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Kinerja Manajerial Y a. Lampiran 6 a Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa pada bagian colliniearity statistics, nilai VIF pada seluruh variabel bebas memiliki nilai tolerance lebih kecil dari 1, yang artinya seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak ada gejala multikolinier.

4.3.1.3 Heteroskedastisitas

Penyimpangan asumsi model klasik yang lain adalah adanya heteroskedastisitas. Artinya, varians variabel dalam model tidak sama konstan. Hal ini bisa diindentifikasi dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Tabel 4.9 Koefisien Heteroskedastisitas Hipotesis I Correlations 1.000 -.653 .082 . .008 .772 15 15 15 -.653 1.000 -.534 .008 . .040 15 15 15 .082 -.534 1.000 .772 .040 . 15 15 15 Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Unstandardized Residual Total Quality Management X1 Sistem Pengukuran Kinerja X2 Spearmans rho Unstandardiz ed Residual Total Quality Management X1 Sistem Pengukuran Kinerja X2 Correlation is significant at the .01 level 2-tailed. . Correlation is significant at the .05 level 2-tailed. . Lampiran 7a Berdasarkan lampiran dapat dilihat korelasi Rank Spearman untuk variabel Total Quality Management X 1 dengan nilai probabilitassignifikansi sebesar 0,008 lebih kecil dari 0,05. korelasi Rank Spearman untuk variabel Sistem Pengukuran Kinerja X 2 dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,772 lebih besar dari 0,05 Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model analisis regresi linier berganda tersebut telah bebas dari penyimpangan-penyimpangan asumsi klasik, yaitu bebas dari penyimpangan multikolinieritas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan berdistribusi normal, sehingga pengujian dengan menggunakan statistik parametrik dalam hal ini regresi linier berganda layak untuk dilakukan.

4.3.1.4. Hasil Pengujian Uji F

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward dan Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial di PT. Olagafood Industry Tanjung Morawa, Sumatera Utara

0 60 106

Analisis Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manjerial

0 4 71

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, SISTEM PENGHARGAAN (REWARD), DAN KOMITMEN Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan (Reward), Dan Komitmen Organisasiterhadap Kinerja Manajer Unit (Studi

0 4 15

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, SISTEM PENGHARGAAN (REWARD), DAN KOMITMEN Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan (Reward), Dan Komitmen Organisasiterhadap Kinerja Manajer Unit (Studi

0 1 15

Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM), Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) terhadap Kinerja Manajerial.

1 20 21

KAMP-01. PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA, SISTEM REWARD, DAN PROFIT CENTER TERHADAP HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN KINERJA MANAJERIAL

0 0 21

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA, TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

0 2 11

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT NOERTRANSPORT TAMA WISATA

0 1 20

Skripsi Analisis Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan, dan Strategi Bisnis Terhadap Hubungan Antara Total Quality Management (TQM) dengan Kinerja Manajerial

0 0 13

Pengaruh Total Quality Management (TQM) Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward Sebagai Variabel Moderating - Unika Repository

0 1 16