Perumusan Masalah Landasan Teori 1.

melakukan pra penelitian, masih ada saja Mahasiswa yang mengabaikan pesan larangan tersebut dan masih tetap memilih untuk merokok. Hal itulah yang menarik perhatian peneliti untuk menjadikan mahasiswa Surabaya sebagai subyek penelitian

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana sikap Mahasiswa Surabaya terhadap pesan peringatan larangan merokok”. 2. Faktor – faktor apa saja yang menentukan sikap mahasiswa Surabaya terhadap pesan peringatan.bahaya merokok

1.3. Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sikap Mahasiswa perokok terhadap pesan peringatan terhadap bahaya merokok antara lain : a. Untuk memahami sikap Mahasiswa perokok Surabaya terhadap pesan peringatan bahaya merokok. b. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang menentukan sikap Mahasiswa Surabaya terhadap pesan peringatan bahaya merokok Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.3.2. Kegunaan Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian tentang ”Sikap mahasiswa perokok terhadap pesan peringatan bahaya merokok, diharapkan dapat : 1. Secara teoritis Bagi kepentingan ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui Ketidaksesuaian suatu tingkat pengetahuan dan sikap perokok dan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai masukan atau tambahan referensi penelitian komunikasi selanjutnya. 2. Secara praktis Dapat digunakan sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya, khususnya yang mengambil topik sejenis. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sikap Sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan reaksi yang menyenangkan atau normal terhadap suatu objek atau sebuah kumpulan objek. Sikap relatif menetap, berbagai study menunjukan bahwa sikap kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. Rahmat,2001:33 Dapat dipahami bahwa setiap manusia dilingkupi dengan masalah- masalah yang mengharuskan untuk memiliki sikap. Sikap dikatakan sebagai respon yang akan timbul dari reaksi individu. Respon yang terjadi sangat evaluatif, berarti bentuk respon yang dinyatakan sebagai sikap itu didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik, buruk, positif dan negative, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka tau tidak suka, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap. Rahmat,2001:40 Sikap terbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses belajar. Dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai dampak terpaan, yaitu bahwa berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai upaya pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya untuk mengubah sikap seseorang. Rahmat,2001:42 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pada hakekatnya,sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai efek, dimana efek tersebut ada 3 yaitu : 1. Efek kognitif Yaitu sikap yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi, keyakinan dan pendapat yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Komponen ini berkaitan dengan proses berpikir yang menekankan pada rasionalistis dan logika. Adanya keyakinan dan evaluatif yang dimiliki seseorang diwujudkan dalam kesan baik atau tidak baik terhadap lingkungannya. 2. Efek afektif Sikap emosional atau perasaan seseorang yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan dan sistem nilai yang dimiliki. 3. Efek konatif Sikap yang merupakan kecenderungn seseorang bertindak terhadap lingkungan dengan ramah, sopan, bermusuhan, menentang, melaksanakan dengan baik dan lain sebagainya. Djalaludin Rahmat, 2003 : 119 .

2.2 Teori S-O-R

Dokumen yang terkait

i RESEPSI REMAJA TERHADAP PESAN BAHAYA MEROKOK DI BUNGKUS ROKOK (Studi pada Remaja Perokok di Area Merokok Alun-Alun Kota Batu)

0 18 19

SIKAP REMAJA SURABAYA TERHADAP PESAN BAHAYA MEROKOK DI MEDIA TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Remaja Surabaya Terhadap Pesan Peringatan Kesehatan Bahaya Merokok “Merokok Membunuhmu” Dalam Iklan Rokok).

0 0 107

Perubahan Perilaku Perokok di Karenakan Peringatan Bahaya Merokok Melalui Media Gambar Pada Kemasan Rokok

0 0 10

Perubahan Perilaku Perokok di Karenakan Peringatan Bahaya Merokok Melalui Media Gambar Pada Kemasan Rokok

0 0 2

Perubahan Perilaku Perokok di Karenakan Peringatan Bahaya Merokok Melalui Media Gambar Pada Kemasan Rokok

0 0 9

Perubahan Perilaku Perokok di Karenakan Peringatan Bahaya Merokok Melalui Media Gambar Pada Kemasan Rokok

0 0 30

PERILAKU MEROKOK REMAJA PASCA PAPARAN SLOGAN DAN GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA MEDIA IKLAN DAN BUNGKUS ROKOK

0 1 16

SIKAP PEROKOK TERHADAP PESAN PERINGATAN BAHAYA MEROKOK DI SURABAYA( Study deskriptif sikap perokok Surabaya terhadap pesan peringatan bahaya merokok pada iklan,reklame, dan label bungkus rokok) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar

0 0 18

SIKAP REMAJA SURABAYA TERHADAP PESAN BAHAYA MEROKOK DI MEDIA TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Remaja Surabaya Terhadap Pesan Peringatan Kesehatan Bahaya Merokok “Merokok Membunuhmu” Dalam Iklan Rokok)

0 0 24

SIKAP PENONTON REMAJA SURABAYA MENGENAI PERINGATAN BAHAYA MEROKOK 2014 PADA IKLAN DI MEDIUM TELEVISI

0 0 27