b. Personal References orang penting sebagai referensi
Orang penting ini sering disebut dengan kelompok referensi reference group, seperti misalnya ulama, guru, kepala adat,
pendeta dan sebagainya. Orang penting ini sering kali membentuk opini dari pengikutnya dan dapat menjadi contoh bagi seseorang
dalam melakukan suatu tindakan tertentu. c.
Resource Sumber-sumber. Sumber-sumber ini meliputi dana, fasilitas, waktu, tenaga dan
sebagainya. Adanya sumber daya ini biasa berpengaruh secara positif atau negatif terhadap tindakan seseorang.
d. Kultur Budaya. Budaya suatu masyarakat seringkali secara patuh
akan di ikuti oleh anggota Masyarakat tersebut. Dapat disimpulkan bahwa menurut WHO, perilaku keehatan seseorang
masyarakat ditentukan atau fungsi dari pemikiran dan perasaan, adanya orang lain yang dijadikan referensi, dan sumber-sumber daya atau fasilitas yang dapat
mendukung perilaku dan kebudayaan masyarakat dalam Sulistyowati Muji, 2001:8.
2.6 Kerangka Berpikir
Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang
masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal tersebut bisa dirasakan dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kehidupan sehari-hari, seperti di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum maupun di jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan di jumpai orang
yang sedang merokok. Padahal Pemerintah sudah mencamtumkan pesan peringatan “Merokok Dapat Menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi
dan Gangguan Kehamilan dan Janin” pada label bungkus rokok. Mereka tetap saja merokok dan mengabaikan pesan peringatan bahaya merokok tersebut. Sehingga
penulis menyimpulkan adanya ketidaksesuaian antara tingkat pengetahuan dan sikap perokok terhadap pesan peringatan bahaya merokok pada label bungkus
rokok. Karena sebenarnya dengan membaca isi pesan peringatan bahaya merokok, langsung mengambil sikap untuk berhenti merokok, bukan tetap merokok.
Hal itu disebabkan karena telah terjadi hubungan disonan tidak harmonis antara tingkat pengetahuan dengan sikap yang diambil perokok
tersebut. Karena telah terjadi perubahan daya tarik alternatif pilihan setelah keputusan diambil. Dengan kata lain, setelah keputusan diambil diantara banyak
alternatif yang dirangking sesuai keinginan. Ketika Ia belum diputuskan untuk dipilih, dan alternatif pilihan yang ditolak tampak memang tidak sesuai dengan
keinginan kita dibandingkan sebelum keputusan untuk memilih diambil Brehm,1956.
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organisme-Response. Stimulus sendiri berarti pesan diantara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan
komunikan. Komunikator memberikan pasan berupa tanda, lambang, dan gambar kepada komunikan. Organisme berarti diri komunikan sebagai penerima pesan
atau informasi dari komunikator. Setelah komunikan memberikan tanda, lambang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
maupun gambar, kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya response diartikan efek sebagai
akhir dalam proses komunikasi yang menimbulkan perubahan kognitif, afektif dan konatif pada diri komunikan. Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan
suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu Rahmat, 2005:35. Dan definisi dari efek kognisi tersebut adalah perubahan pengetahuan.
Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan
kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu teori menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari ilmu
komunikasi McQuail, 1994:234 . Akibat atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu. Artinya stimulus dan dalam bentuk
apa pengaruh atau stimulus tersebut tergantung dari isi pesan yang ditampilkan. Seperti bagan dibawah ini.
Sikap Mahasiswa Surabaya pada pesan
pada label rokok a. Efek Kognitif
b. Efek Afektif c. Efek Konatif
Mahasiswa Surabaya sebagai penerima pesan
a. Perhatian
b. Pengertian
c. penerimaan
Stimulus: Pesan Peringatan
Bahaya Merokok
Gambar 2 : Bagan kerangka Berpikir Sikap Mahasiswa Surabaya.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti ketidaksesuaian tingkat pengetahuan dengan sikap perokok Mahasiwa Surabaya tentang pesan peringatan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19 pada label bungkus rokok, karena stimuli dalam hal ini pesan akan diterima bila
ada perhatian, pengertian, dan penerimaan dari khalayak yang menjadi obyek dalam penelitian ini. Selanjutnya setelah menerima pesan atau stimulus berikutnya
akan terjadi perubahan sikap oleh khalayak tersebut. Sikap yang muncul bisa berbagai ragam yaitu sikap mematuhi pesan peringatan bahaya merokok atau
sebaliknya. Karena terjadi ketidaksesuaian antara pengetahuan dengan sikap. Maksudnya adalah bisa saja perokok itu paham tentang bahaya merokok setelah
membaca pesan tersebut tetapi mereka tetap merokok.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional