“Kepekaan Tanah dan Tenaga Eksogen” 29
3.5. Pelaksanaan
Secara garis besar alur pelaksanaan penelitian direncana- kan seperti tampak dalam bagan alur Gambar 3.3. Sedangkan
langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: 1.
Persiapan yaitu pengecekan alat simulator hujan dan sarana pendukung lainnya yang diikuti dengan penem-
patan contoh tanah utuh di atas dasar basin yang telah dipasang bak penampung air infiltrasi dengan kemiringan
tertentu yang telah dihubungkan dengan selang plastik ke bak penampung infiltrasi, pada posisi dibawah lubang
nossel.
2. Pengambilan Sampel untuk analisa dilakukan pada blok
tanah distruksi sebelum diperlakukan dengan hujan simulasi.
Memasang corong pada sisi atas bagian bawah contoh tanah untuk dihu-bungkan dengan selang ke bak plastik
untuk diukur limpasan dan sedimen-nya dan menutup contoh tanah tersebut dengan lembaran seng. Mengatur
debit nossel sesuai dengan tinggi hujan alami. Besarnya debit nossel dibuat seekuivalen mungkin dengan tinggi
hujanharian maksimum di lapangan dengan cara menco- cokan tinggi hujan alami yang jatuh di plot standar dengan
debit nossel.
2. Besarnya tinggi hujan alami yang dipakai sebagai acuan
penentuan debit nossel adalah sebagai berikut:
30 “Kepekaan Tanah dan Tenaga Eksogen”
Tabel 3.2. Tinggi Hujan Simulasi dan Hujan Harian Maksimum Lokasi Contoh Tanah
Lokasi Jan. Peb. Mar. Apr. Mei Jun. Jul. Agt. Sep Okt Nop. Des.
Pujon 68,0 31,0 47,0 61,0 18,0 23,0 3,0 27,0 11,0 34,0 35,0 26,0
Simulasi 67,0 31,0 46,0 61,0 18,0
28,0 34,0
25,0 Running
5 6
7 8
1 2
3 4
Pacet 147 67,0 51,0 77,0 28,0 6,0 0,0 0,0 0,0 48,0 86,0 40,0
Simulasi 146 66,0 51,0 77,0 28,0
49,0 96,0 40,0 Running
4 5
6 7
8 1
2 3
PKusumo 78,0 54,0 77,0 73,0 47,0 28,0 0,0 30,0 25,0 59,0 84,0 31,0 Simulasi
78,0 54,0 73,0 47,0
29,0 61,0 83,0 31,0
Running 5
6 7
8 1
2 3
4
Sumber: DAS Brantas Tahun 2000
Debit nossel dibuat dengan cara mengatur kran nossel untuk distribusi hujan dan kran over flow untuk mengatur inflow
hingga flowmeter inflow menunjukkan angka 10 lmin debit ini ditetapkan konstan, dan diikuti dengan menakar volume air yang
keluar dari nossel selama 1 satu menit. Apabila volumenya lebih besar atau lebih kecil dari volume hujan alami, maka kran
over flow diputar kekiri atau kekanan hingga didapatkan volume air dari nossel sama dengan volume air hujan alami. Secara
bagan pelaksanaan kalibrasi debit nossel adalah sebagai berikut.
Gambar 3.3. Bagan Alir Pengukuran Parameter Erosi Q
Hb
= Debit nossel Q
Hh
= Tinggi hujan harian maksimum
Tidak
SRO Bed Load
Suspended Load
Infiltrasi
Start
Q
Hb
= Q
Hh
Stop
Input
Hujan harian
maksimum
Y
a
“Kepekaan Tanah dan Tenaga Eksogen” 31
3. Setelah debit nossel sama dengan tinggi hujan alami,
dilakukan running pada contoh tanah. Waktu running dihitung selama 40 menit yang dimulai setelah debit nossel
konstan dan diawali pada saat seng penutup contoh tanah diambil sampai 35 menit, ditambah 5 menit berikutnya
dengan asumsi hujan telah berhenti.
Pada pelaksanaan running ini, tiap interval waktu 5 menit dicatat debit outflow pada flowmeter, volume limpasan
permukaan, laju infiltrasi, dan besarnya sedimen yang terbawa.
3.6. Limpasan Permukaan SRO Pengukuran limpasan dilakukan dengan menampung air
limpasan dari contoh tanah pada bak plastik berkapasitas 10 liter. Besarnya debit limpasan diukur dengan menakar volume air
limpasan per satuan waktu dengan gelas ukur dan gelas kimia. Limpasan periodik dilakukan selama 35 menit pada kondisi hujan
buatan yang telah stabil. Bersamaan dengan pengukuran ini, dilakukan pengambilan beban sedimen dasar Bed Load dan
beban sedimen melayang suspended load untuk dihitung berat kering ovennya. Hasil peng-ukura
n “SRO, bed load dan suspended load” digunakan untuk membuat hidrograf limpasan
dan hidrohraf sedimen.
“Kepekaan Tanah dan Tenaga Eksogen” 33
4.1. Umum