Pengukuran Kepekaan Tanah KEPEKAAN TANAH DAN TENAGA EKSOGEN.

18 “Kepekaan Tanah dan Tenaga Eksogen” Besar kecilnya kandungan air tanah menentukan tingkat kejenuhan saturated dan kebasahan wetting tanah. Pada kondisi jenuh atau tingkat ke-basahan tinggi semua pori terisi oleh air. Kondisi demikian menyebabkan melemahnya bahan semen yang mengikat partikel tanah Russell, 1973. Mele- mahnya ikatan antara partikel primer dan sekunder menjadi- kan agregat lebih mudah dihancurkan. Kandungan air yang tinggi juga menurunkan laju infiltrasi secara drastis. Penurunan ini akibat berkurangnya hisapan matrik tanah pada air permukaan. Semakin meningkat ke- basahan tanah, maka jarak antara air permukaan dan zone kurang basah di dalam tanah makin jauh Seto, 1991. Pada akhirnya laju infiltrasi ke bawah praktis hanya dipengaruhi oleh gravitasi, konduktivitas hidroulik jenuh dan besarnya hujan menutup pori-pori permukaan Morgan, 1995. Akibat-nya genangan air dipermukaan akan mendispersi tanah bagian atas yang selanjutnya mengalir sebagai aliran permukaan. Pada kondisi tanah kering, air hujan segera masuk ke dalam tanah dengan cepat dan mendesak udara tanah keluar. Menurut Utomo 1985 tingginya hisapan matrik liat pada air tersebut menyebabkan timbulnya panas pembasahan heat of wetting. Keluarnya panas pembasahan, mendorong agregat tanah pecah dengan cepat dan menurunnya kapasitas infiltrasi Morgan, 1995.

2.5. Pengukuran Kepekaan Tanah

Penetapan erodibilitas dapat dilakukan secara langsung di lapangan atau secara tidak langsung di laboratorium. Walaupun sudah diketahui bahwa erodi-bilitas merupakan faktor penentu besarnya erosi, namun sampai sekarang belum ada cara yang mudah dan cukup memuaskan untuk menetapkan nilai erodibilitas tanah. Cara yang memberikan hasil cukup memuaskan yaitu menghitung langsung kehilangan tanah di lapangan pada plot standard. Kemudian dengan menge-tahui indek erosivitas hujan yang menyebabkan erosi, dapat dihitung besarnya nilai erodibilitas tanah. “Kepekaan Tanah dan Tenaga Eksogen” 19 Dimana: K = Erodibilitas ton ha -1 per unit R A = Besarnya erosi ton ha -1 R h = Erosivitas hujan harian J cm m -2 jam -1 Umumnya Erodibilitas tanah-tanah pertanian di Jawa yang diukur dari per-cobaan lapang berkisar antara 0,02 ton ha -1 per unit R erosivitas sampai dengan 0,32 ton ha -1 per unit R Utomo, 1994. Meskipun pengukuran langsung di lapang mendapatkan hasil yang lebih baik, namun tidak semua studi erodibilitas dapat dilakukan di lapang mengingat terbatasnya dana dan membutuhkan waktu yang relatif lama. Berdasarkan percobaan lapang, studi erodibilitas dapat dilakukan di laboratorium dengan hujan simulasi yang dikalibrasi dengan data hujan dan hasil percobaan di lapangan. Sedangkan tanah percobaan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Wischmeyer 1971 dalam Utomo 1994 menghubungkan beberapa sifat tanah yang berpengaruh pada nilai erodibilitas K dengan persamaan: 100K = 2,1 M 1,14 10 -4 12 – a + 3,25b – 2 + 2,5c – 3 dimana: K = erodibilitas tanah ton ha -1 per unit R M = ukuran partikel debu + pasir halus100-liat a = kadar bahan organik b = kelas struktur tanah c = kelas permeabilitas. Sedangkan Boycous dalam Rahim 2000 untuk menen- tukan nilai erodibilitas tanah yang telah dia temukan sekitar tahun 1935 –an tentang “The Clay Ratio as a Criterium Suspectibility of Soil to Erosion ” kita mendapatkan persamaan sebagai berikut: � = t � = A Rh 20 “Kepekaan Tanah dan Tenaga Eksogen” Dimana: E = erodibilitas Sand = pasir Silt = debu Clay = liat Hasil pengukuran nilai erodibilitas tanah di Indonesis disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Klasifikasi Kelas Erodibilitas Tanah-Tanah. Kelas Nilai K Tingkat Erodibilitas 1. 0,00-0,10 Sangat rendah 2. 0, 11-0,21 Rendah 3. 0,22-0,32 Sedang 4. 0,33 -0,44 Agak tinggi 5. 0,45 -0,55 Tinggi 6. 0,56 -0,64 Sangat Tinggi Sumber : Arsyad 2006. Faktor erodibilitas menunjukkan kemudahan tanah meng- alami erosi, semakin tinggi nilainya semakin mudah tanah tererosi. Tingginya faktor erodibilitas antara satu tempat dengan yang lainnya disebabkan kondisi tekstur tanahnya yaitu rendahnya tekstur liat, tingginya persentase pasir sangat halus dan debu jika dibandingkan tanah lokasi yang satu. Menurut Morgan 1986 tekstur berperan dalam erodibilitas tanah, partikel berukuran besar tahan terhadap daya angkut karena ukurannya sedangkan partikel halus tahan terhadap daya penghancur karena daya kohesifitas- nya. Partikel yang kurang tahan terhadap keduanya adalah debu dan pasir sangat halus. Erodibilitas tanah sangat penting untuk diketahui agar tindakan konservasi dan pengolahan tanah dapat dilaksanakan secara lebih tepat dan terarah. Namun demikan, Veiche 2002 menyatakan bahwa konsep dari erodibilitas tanah dan bagaimana cara menilainya merupakan suatu hal yang bersifat kompleks atau tidak sederhana karena erodibilitas dipengaruhi oleh banyak sekali sifat-sifat tanah. Berbagai usaha telah banyak dilakukan untuk mendapatkan suatu indeks erodibilitas yang relatif lebih seder- hana, baik didasarkan pada sifat-sifat tanah yang ditetapkan di “Kepekaan Tanah dan Tenaga Eksogen” 21 laboratorium maupun di lapangan atau berdasarkan keragaan response terhadap hujan Arsyad, 2000. Topografi berperan dalam menentukan kecepatan dan volume limpasan permukaan serta erosi. Dua unsur topografi yang berperan adalah panjang lereng dan kemiringan lereng Utomo, 1989. Semakin miring suatu lereng maka butir-butir tanah yang terpercik ke bawah oleh tumbukan butir-butir hujan akan menyebabkan laju erosi semakin tinggi Arsyad, 2000. Vegetasi mempengaruhi erosi karena vegetasi melindungi tanah terhadap kerusakan tanah oleh butir-butir hujan. Dengan adanya vegetasi penutup tanah yang baik seperti rumput- rumputan dapat menghilangkan pengaruh topografi terhadap erosi. Tanaman yang menutup permukaan tanah secara rapat tidak saja memperlambat limpasan tetapi juga menghambat pengankutan partikel tanah Utomo, 1989.

2.6. Faktor Yang Mempengaruhi Kepekaan Tanah