11
A. Masyarakat Dayak secara Umum
Suku Dayak di Kalimantan Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, ditengarai sekitar 7 juta jiwa. Situasi geografis dan demografis mengakibatkan
mereka terisolasi dan “tercerai-berai”. Meski semula mereka merupakan satu rumpun, namun setelah proses kehidupan berlangsung ribuan tahun mereka seolah
tak mempunyai relasi satu sama lain. Itulah sebabnya, suku Dayak menjadi semacam “mozaik kultural” meski masih terdapat raut dasar yang menunjukkan
identitas kesemulaan.
1. Asal-usul Suku Dayak
Pribumi Kalimantan adalah imigran dari Yunan, Cina Selatan. Dalam pelbagai literatur, terdapat keragaman penyebutan, yakni Daya`, Dyak, Daya, dan
Dayak. Padahal semula mereka menyebutnya dalam konteks lokalitas seperti Benuaq, Kenyah, Punan, Bahau, Aoheng, Lun Daye, Kenayatn, Ngaju, Lewangan,
Ma’anyan dan lainnya, suatu penyebutan etnisitas berdasarkan stammenras atau tempat tinggal dari masing-masing komunitas.
Istilah Dayak sesungguhnya merupakan identitas kolektif untuk berbagai pribumi Kalimantan yang tidak memeluk agama Islam. Namun dari berbagai
penelitian, terutama Ave dan King serta Sellato terungkap, mayoritas orang Melayu di Kalimantan adalah keturunan Dayak yang kemudian memeluk agama
Islam Roedy Haryo Widjono, 2016: 6. Pribumi Kalimantan berasal dari kelompok-kelompok yang bermigrasi
secara besar-besaran dari Yunan, Cina Selatan pada sekitar tahun 3000-1500 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Sebelum Masehi. Para imigran yang terdiri dari kelompok kecil mengembara ke Tumasik dan Semenanjung Melayu sebagai batu loncatan ke pulau-pulau di
Nusantara. Sedangkan kelompok lain memilih pintu masuk melalui Hainan, Taiwan, dan Filipina. Maka suku Murut dan Lun Daye di wilayah Kalimantan
Utara diduga pernah bermukim di Filipina dan sebagai buktinya, mereka menguasai sistem pertanian sedenter yang tidak dikenal oleh suku-suku lainnya
Roedy Haryo Widjono, 2016:7 . Para migran gelombang pertama yang memasuki Kalimantan adalah
kelompok Negrid dan Weddid dan lazim disebut Proto Melayu. Sedangkan migran gelombang kedua dalam jumlah lebih besar disebut Deutro Melayu,
yang kemudian menghuni wilayah pesisir Kalimantan dan dikenal sebagai suku Melayu. Kelompok Proto Melayu dan Deutro Melayu sejatinya bermula dari
negeri yang sama. Perbedaan yang ada merupakan akibat dari akulturasi kedua belah pihak dan etnik lain di Nusantara selain dipengaruhi oleh agama. Maka
kemudian muncul istilah Dayak dan Haloq yakni sebutan untuk suku lain yang beragama Islam dan merupakan penegasan istilah bermakna sosio-religius.
2. Klasifikasi Suku Dayak
Dalam pikiran orang awam, suku Dayak hanya ada satu. Padahal sebenarnya mereka terbagi ke dalam banyak sub-sub suku. J.U. Lontaan, dikutip
dalam Madrah 2001: 2 terdapat sekitar 405 sub suku Dayak yang memiliki kesamaan sosiologi kemasyarakatan namun berbeda dalam adat-istiadat, budaya
dan bahasa yang digunakan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh terpencarnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
masyarakat Dayak menjadi kelompok-kelompok kecil dengan pengaruh masuknya kebudayaan luar.
Dalam pembahasan ini penulis hanya akan menyebutkan beberapa sub suku dan tidak menjelaskan semua karena bukan fokus penulis menyebutkan
semua sub suku yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. Klasifikasi sub suku tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Suku Dayak Benuaq
Dayak Benuaq adalah Suku Dayak dari Kutai Barat Kalimantan Timur. Berdasarkan pendapat beberapa ahli, Suku Dayak Benuaq
dipercaya berasal dari Dayak Lawangan sub Suku Ot Danum dari Kalimantan Tengah Madrah, 2001:2. Benuaq sendiri berasal dari kata
Benua yang dalam arti luasnya adalah suatu wilayah atau daerah teritori tertentu.
Menurut leluhur orang Benuaq dan berdasarkan dialek bahasa Benuaq, diyakini bahwa orang Benuaq justru tidak berasal dari
Kalimantan Tengah, kecuali dari kelompok Seniang Jatu dewa-dewi yang turun ke bumi. Masing-masing mempunyai ceritasejarah bahwa leluhur
keberadaan mereka di bumi langsung di tempat mereka sekarang dan tidak bermigrasi seperti yang dikatakan para ahli.
b. Suku Dayak Kenyah
Suku Kenyah adalah Suku Dayak yang termasuk rumpun Kenyah- Kayan-Bahau yang berasal dari dataran tinggi Usun Apau, daerah Baram,
dan Sarawak Malaysia. Suku Dayak Kenyah sendiri masih terbagi dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
beberapa sub suku yaitu Kenyah Bakung, Kenyah Lepok Bam, Kenyah Lepok Jalan, Kenyah Lepok Tau, Kenyah Lepok Tepu, Kenyah Lepok Ke,
Kenyah Umag Tukung dan lainnya. Dalam Suku Dayak Kenyah terdapat beberapa aktifitas adat yang
berkaitan dengan lingkaran kehidupan dan menjadi suatu hal yang mutlak dan wajib untuk dikerjakan setiap Suku Dayak Kenyah, walaupun dewasa
ini sudah mulai banyak pergeseran-pergeseran yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor terutama sangat dipengaruhi oleh faktor
dari luar seperti terjadi proses akulturasi budaya atau pergeseran karena pengaruh nilai-nilai keyakinan yang dianut Lahajir, 2013:397.
c. Suku Dayak Aoheng
Suku Dayak AohengPenihing merupakan 2 dari penduduk Kabupaten Kutai Barat. Data ini penulis dapat dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah RPJMD Tahun 2011-2016. Suku Dayak Aoheng sebagian besar mendiami wilayah Mahakam Ulu.
Berkenaan dengan sejarah perpindahan atau pengembaraan Suku Dayak Aoheng cukup panjang. Perpindahan suku Dayak Aoheng dimulai
sebelum tahun 1700 dari Apo Kayan dan menetap di Kalimantan Barat di tepi sungai Penihing Lahajir, 2013:364. Maka dari itu selain Dayak
Aoheng yang berarti Kapuas suku Dayak ini juga dikenal dengan nama suku Dayak Penihing karena tinggal di tepi sungai Penihing. Sebutan
nama Aoheng diperkuat dengan adanya peta yang dibuat oleh Pegawai Pemerintah Belanda pada waktu itu di mana sungai Kapuas disebut juga
15
Koheng. Kemudian bagaimana nama Koheng bisa menjadi Aoheng atau Oheng? Tidak ada data mengenai hal itu.
Setelah pindah daerah dan menetap di daerah paling Ulumuara dari sungai Mahakam suku Dayak Aoheng mengalami banyak perubahan.
Perjalanan mereka menuju ke ulu sungai Mahakam berbeda dengan sub- suku lain. Ditambah lagi karena wilayah tempat mereka tinggal sangat
terisolir, maka sub suku ini semakin muncul sebagai suku tersendiri. Tujuan utama dari perpindahan atau pengembaraan mereka adalah mencari
tanah ladang yang lebih baik dan lebih luas.
d. Suku Dayak Bahau
Suku Dayak Bahau merupakan salah satu komunitas sub-suku Dayak yang besar di Kalimantan Timur. Populasi suku Dayak Bahau
kurang lebih 9 berdasarkan data yang penulis dapat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kutai Barat pada
Tahun 2011-2016. Warga Dayak Bahau umumnya berdiam di daerah hulu sungai
Mahakam. Selain mendiami tepian sungai Mahakam, sebagian orang Dayak Bahau bermukim di kampung Matalibaq atau Uma Telivaq, di tepi
sungai Pariq anak sungai Mahakam. Dari penuturan lisan, orang Dayak Bahau di Uma Telivaq berasal dari Apo Kayan. Mereka pindah karena
kawasan Apo Kayan tidak subur. Kini Apo Kayan dihuni oleh suku Dayak Kenyah, Kabupaten Bulungan di hulu sungai Kayan yang berbatasan
dengan Sarawak, Malaysia Timur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
e. Suku Dayak Tunjung Tonyooi