Penelitian Menggali simbol simbol perkawinan adat suku Dayak Tunjung sebagai ungkapan dalam perkawinan Gereja Katolik di Kec. Linggang Bigung, Kab. Kutai Barat, Kalimantan Timur

BAB IV PENELITIAN, HASIL PENELITIAN DAN USULAN

A. Penelitian

1. Latar Belakang

Dalam perkawinan adat suku Dayak Tunjung ada berbagai macam simbol yang digunakan untuk melengkapi proses perkawinan. Seperti yang telah penulis jelaskan pada Bab II, simbol-simbol yang digunakan yaitu par nampan yang terbuat dari logam kuningan berfungsi sebagai tempat untuk menaruh makanan yang di letakan dihadapan mempelai ketika melakukan prosesi adat, antakng tempayan yang terbuat dari tanah liat yang mempunyai nilai 500.000 jika diuangkan dalam perkawinan adat antakng disimbolkan sebagai Tana turus sirat berkas atau dapat disebut juga sebagai penanda adat, gong, ladikng pisau berfungsi sebagai tanda hati dari mempelai wanita bahwa ia telah sungguh- sungguh mencintai pasangannya, mandau adalah tanda hati dari mempelai pria dengan maksud yang sama, dan lain sebagainya lih. Bab II. Nilai yang terkandung di dalam simbol-simbol juga mempengaruhi hidup perkawinan. Hanya saja pada saat sekarang nilai-nilai tersebut seolah-olah luntur oleh perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat dan canggih. Seperti halnya gadget yang seharusnya digunakan untuk memperlancar komunikasi antara keluarga dan pasangan disalahgunakan digunakan untuk selingkuh dan keutuhan hidup berkeluarga menjadi goyah karena salah satu pasangan berlaku tidak setia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 Dalam hal ini penulis akan melakukan penelitian, untuk mengetahui apakah simbol-simbol perkawinan adat suku Dayak Tunjung relevan dengan nilai- nilai kesetiaan dalam perkawinan Katolik dan nilai-nilai kesetian perkawinan di Kecamatan Linggang Bigung sudah dihayati secara mendalam atau belum, penulis mengadakan penelitian sederhana tentang hidup perkawinan suku Dayak Tunjung yang tersebar di beberapa desa Kecamatan Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Sebelum melakukan penelitian penulis mempersiapkan beberapa hal yang berhubungan dengan penelitian. Persiapan itu adalah sebagai berikut: membuat rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian yang sudah ditulis dalam Bab I. Penelitian meliputi jenis penelitian, teknik pengumpulan data, tempat dan waktu, responden, kisi-kisi dan instrumen penelitian.

2. Rumusan Masalah

a. Apa saja simbol-simbol yang ada di dalam kehidupan suku Dayak Tunjung? b. Bagaimana praksis perkawinan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat suku Dayak Tunjung? c. Bagaimana kondisi keluarga masyarakat suku Dayak Tunjung? d. Apa makna simbol-simbol dalam perkawinan adat suku Dayak Tunjung terhadap kesetiaan dalam hidup berkeluarga?

3. Tujuan Penelitian

65 Berdasarkan rumusan tujuan penulisan yang ada dalam Bab I, tujuan penelitian ini tidak jauh berbeda karena melengkapi yang telah penulis tulis dalam Bab II dan Bab III maka penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut : a. Mengetahui aneka simbol dalam perkawinan adat suku Dayak Tunjung. b. Mengetahui sejauh mana pemahaman umat tentang simbol-simbol perkawinan adat suku Dayak Tunjung c. Mengetahui permasalahan hidup perkawinan suku Dayak Tunjung sehubungan dengan kesetiaan. d. Mengetahui relevansi makna simbol-simbol perkawinan adat suku Dayak Tunjung dengan nilai kesetian dalam perkawinan Katolik.

4. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah Moleong, 2014: 6.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan Sugiyono, 2010:308. 66 Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancarainterview. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu Sugiyono, 2010: 317. Penulis memilih teknik wawancara bermaksud agar mendapat informasi tentang makna- makna subjektif yang dipahami individu sesuai dengan topik yang diteliti. Jenis wawancara yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur unstructured interview. Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya Sugiyono, 2010:320. Adapun pemilihan wawancara tak berstruktur, responden bisa bebas menjawab pertanyaan tanpa ada tekanan dan juga takut salah dalam menjawab karena bersifat ilmiah, namun tetap terarah pada jawaban responden sesuai dengan pertanyaan yang peneliti ajukan.

6. Tempat dan Waktu

a. Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Melihat persebaran pedududuk suku Dayak Tunjung yang banyak di Kecamatan Linggang Bigung. 1 Letak Geografis Kecamatan Linggang Bigung 67 Letak Geografis Kecamatan Linggang Bigung di antara 0º - 2º Lintang Utara dan 114º - 116º Bujur Timur dan lebih kurang 200m di atas permukaan laut. Jarak dari Ibukota Kabupaten kutai Barat ± 15 Km Lahajir, 2007:447. 2 Data Penduduk thn. 2006 Menurut data di Kecamatan Linggang Bigung tahun 2006 jumlah penduduk adalah 14.622 jiwa dan memiliki luas wilayah 702 Km 2 , sedangkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Barat dalam angka tahun 2006 jumlah penduduk adalah 14.109 jiwa dan memiliki luas wilayah 699,30 Km 2 Lahajir, 2007: 448. 3 Etnik Dominan Etnik dominan yang mendiami Kecamatan Linggang Bigung adalah Dayak Tunjung Rentenukng sejumlah 7.048 jiwa, Jawa 2.902 jiwa, Bugis 1.284 jiwa dan Banjar sebanyak 1.026 jiwa, dan etnik yang lainnya adalah Benuaq, Bahau, Toraja, Timor, Manado. Etnik Dayak Tunjung rentenukng merupakan penduduk asli dapat dianggap bahwa yang lainnya adalah penduduk pendatang Lahajir, 2007:449.

b. Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan pada September 2016.

7. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah suku Dayak Tunjung yang beragama Katolik dan sudah menikah dengan usia perkawinan 5 tahun keatas. Mayoritas etnik suku Dayak Tunjung memeluk agama Kristen Protestan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 Katolik. Dari data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah thn. 2011- 2016 Kabupaten Kutai Barat, persentase jumlah pemeluk agama Katolik mendapat jumlah 29,45 sedangkan Kristen Protestan 27,80 RPJMD Bab II, 2011-2016: 12. Dalam penelitian ini yang dipilih menjadi responden ada 10 orang dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberi data secara maksimal dan beragam.

8. Kisi-kisi

NO Variabel No Soal 1. Praksis perkawinan yang terjadi di dalam masyarakat suku Dayak Tunjung. 1 2. Dinamika dan permasalahan hidup perkawinan. 2 3. Simbol-simbol perkawinan adat suku Dayak Tunjung. 3, 4, 5, 6, 7 4. Kesetiaan dalam perkawinan Katolik. 8, 9, 10 5. Makna simbol-simbol perkawinan adat suku Dayak Tunjung terhadap kesetiaan dalam hidup perkawinan keluarga Katolik. 11, 12

9. Instrumen Penelitian

Istrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data. Pada penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terlampir pada lampiran 2.

B. Laporan Hasil Penelitian